Kisi-kisi Pengembangan Kurikulum

Kurikulum
Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yag dipergunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Kurikulum Tingkat  Satuan Pendidikan (KTSP)
Adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan dimasing-masing satuan pendidikan


Komponen Kurikulum
1.  Nana Syaodih Sukmadinata (1997) menyebutkan ada empat komponen, yaitu:
a.       Tujuan
b.      Isi atau materi
c.       Proses, atau system penyampaian dan media
d.      Evaluasi
2. Asep Henry Hermawan, dkk (2002) mengemukakan lima komponen, yaitu:
a.       Tujuan
b.      Materi
c.       Metode
d.      Organisasi kurikulum
e.      Evaluasi
3. Dalam Kurikulum 2004 terdapat empat komponen, yaitu :
a.       Kurikulum dan Hasil Belajar
Memuat perencanaan pengembangan kompetensi peserta didik yang perlu dicapai secara keseluruhan sejak lahir sampai 18 tahun.
Kurikulum dan hasil belajar ini memuat kompetensi, hasil belajar dan indikator dari TK dan RA sampai dengan kelas XII;

b.      Penilaian Berbasis Kelas
Memuat prinsip, sasaran dan pelaksanaan penilaian berkelanjutan yang lebih akurat dan konsisten sebagai akuntabilitas public melalui identifikasi kompetensi / hasil belajar yang telah dicapai, pernyataan yang jelas tentang standar yang harus dan telah dicapai serta peta kemajuan belajar peserta didik dan pelaporan;
c.       Kegiatan Belajar Megajar
Memuat gagasan-gagasan pokok tentang pembelajaran dan pengajaran yang untuk mencapai kompetensi yang ditetapkan serta gagasan-gagasan pedagois dan andragogis yang mengelola pembelajaran agar tidak mekanistik.
d.      Pengelolaan Berbasis Sekolah
Memuat berbagai pola pemberdayaan tenaga kependidikan dan sumber daya lain untuk meningkatkan mutu hasil belajar.

Pengembangan Kurikulum
Merupakan kegiatan menghasilkan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan, atau proses mengaitkan satu  komponen dengan yang lainnya untuk menghasilkan kurikulum.
Pengembangan kurikulum juga bisa diartikan sebagai kegiatan penyusunan, pelaksanaan, penilaian dan penyempurnaan kurikulum.

Pihak yang Terlibat
Melibatkan berbagai pihak; terutama pihak-pihak yang secara langsung, ataupun tidak langsung memiliki kepentingan dengan keberadaan pendidikan yang dirancang, yaitu mulai dari ahli pendidikan, ahli bidang studi, guru, siswa, pejabat pendidikan, para praktisi, maupun tokoh panutan atau anggota masyarakat yang lainnya.

Prinsip Pengembangan Kurikulum
 A – Prinsip Umum
1.       Prinsip Relevansi
Adalah kedekatan hubungan. Apabila dikaitkan dengan pendidikan dengan masyarakat, maka harus memiliki keterkaitan yang erat sehingga hasil pendidikan yang diperoleh akan berguna bagi kehidupan peserta didik di masyarakat.
2.       Prinsip Fleksibilitas
Kurikulum yang  dikembangkan harus memiliki ruang gerak yang memberikan kebebasan dalam bertindak. Dalam hal ini berkaitan dengan fleksibilitas dalam memilih program pendidikan dan fleksibilitas dalam pengembangan program pembelajaran.
3.       Prinsip Effisiensi
Prinsip ini terkait dengan usaha, biaya, waktu dan tenaga yang digunakan dalam proses pembelajaran dapat membuahkan proses dan hasil belajar yang optimal. Jadi, dalam pengembangan kurikulum harus effisien.
4.       Prinsip Efektivitas
Adalah sejauh mana perencanaan kurikulum dapat dicapai sesuai dengan keinginan yang telah ditentukan. Efektivitas kurikulum berkaitan dengan proses mengajar pendidik, dan proses belajar peserta didik.
5.       Prinsip Kesinambungan
Menunjukkan adanya keterkaitan antara  tingkat pendidikan, jenis dan program pendidikan, serta bidang studi.
6.       Prinsip Berorientasi Tujuan
Menegaskan, bahwa tujuan merupakan arah bagi pengembangan komponen-komponen lainnya dalam pengembangan kurikulum.
Tujuan kurikulum harus jelas, artinya tujuan kurikulum harus dapat dipahami dengan jelas oleh para pelaksana kurikulum untuk dijabarkan menjadi tujuan lainnya yang lebih spesifik dan operasional.
Tujuan kurikulum juga harus komperehensif, artinya meliputi berbagai aspek.

B – Prinsip Khusus
1.  Prinsip Berkenaan dengan Tujuan Pendidikan
Perumusan tujuan pendidikan bersumber pada:
a.       Ketentuan dan Kebijaksanaan Pemerintah
Dapat ditemukan dalam dokumen-dokumen  lembaga negara mengenai tujuan dan strategi pembangunan (pendidikan).
b.      Survei mengenai persepsi orang tua/masyarakat tentang kebutuhan yang dikirimkan melalui angket, atau wawancara;
c.       Survei tentang pandangan para ahli dalam bidang-bidang tertentu, dihimpun melalui angket, wawancara, observasi dan dari berbagai media massa;
d.      Survei tentang manpower;
e.      Pengalaman negara-negara lain dalam masalah yang sama;
f.        Penelitian.

2.   Prinsip Berkenaan dengan Pemilihan Isi Pendidikan
a.       Perlu penjabaran tujuan pendidikan/pengajaran ke dalam bentuk perbuatan hasil belajar yang khusus dan sederhana. Makin umum suatu perbuatan hasil belajar dirumuskan semakin sulit menciptakan pengalaman belajar;
b.      Isi bahan pelajaran harus meliputi segi pengetahuan, sikap, dan keterampilan;
c.       Unit-unit kurikulum harus disusun dalam urutan yang logis dan sistematis. Ketiga ranah belajar, yaitu pengetahuan, sikap, dan keterampilan diberikan secara simultan dalam urutan situasi belajar. Untuk hal tersebut diperlukan buku pedoman guru yang memberikan penjelasan tentang organisasi bahan dan alat pengajaran secara lebih mendetail.

3.  Prinsip Berkenaan dengan Pemilihan Proses Belajar Mengajar
a.       Apakah metode/teknik belajar-mengajar yang digunakan cocok untuk mengajarkan bahan pelajaran?
b.      Apakah metode/teknik tersebut memberikan kegiatan yang bervariasi, sehingga dapat melayani perbedaan individual siswa?
c.       Apakah metode/teknik tersebut memberikan urutan kegiatan yang bertingkat-tingkat?
d.      Apakah metode/teknik tersebut dapat menciptakan kegiatan untuk mencapai tujuan kognitif, afektif dan psikomotor?
e.      Apakah metode/teknik tersebut lebih mengaktifkan siswa, atau mengaktifkan guru, atau kedua-duanya?
f.        Apakah metode/teknik tersebut mendorong berkembangnya kemampuan baru?
g.       Apakah metode/teknik tersebut menimbulkan jalinan kegiatan belajar disekolah dan di rumah, juga mendorong penggunaan sumber yang ada di rumah dan di masyarakat?
h.      Untuk belajar keterampilan sangat dibutuhkan kegiatan belajar yang menekankan “learning by doing”, di samping “learning by seeing and knowing”.

4.   Prinsip Berkenaan dengan Pemilihan Media dan Alat Pengajaran
a.       Alat/media pengajaran apa yang diperlukan. Apakah semuanya sudah tersedia? Bila alat tersebut tidak ada apa penggantinya?
b.      Kalau ada alat yang harus dibuat, hendaknya memperhatikan:
Bagaimana pembuatannya, siapa yang membuat, pembiayaannya, waktu pembuatan?
c.       Bagaimana pengorganisasian alat dalam bahan pelajaran, apakah dalam bentuk modul, paket belajar dan lain-lain?
d.      Bagaimana pengintegrasiannya dalam keseluruhan kegiatan belajar?
e.      Hasil yang terbaik akan diperoleh dengan menggunakan multi media.

5.   Prinsip Berkenaan dengan Pemilihan Kegiatan Penilaian
a.       Dalam penyusunan alat penilaian (test) hendaknya diikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1)      Rumuskan tujuan-tujuan pendidikan yang umum, dalam ranah-ranah kognitif, afektif dan psikomotor.
2)      Uraikan ke dalam bentuk tingkah laku-tingkah laku murid yang dapat diamati.
3)      Hubungkan dengan bahan pelajaran.
4)      Tuliskan butir-butir test.
b.      Merencanakan suatu penilaian hendaknya diperhatikan beberapahal:
1)      Bagaimana kelas, usia, dan tingkat kemampuan kelompok yang akan ditest?
2)      Berapa lama waktu dibutuhkan untuk pelaksanaan test?
3)      Apakah test tersebut berbentuk uraian, atau objektif?
4)      Berapa banyak butir test perlu disusun?
5)      Apakah tes tersebut diadministrasikan oleh guru atau oleh murid?
c.       Dalam pengolahan suatu hasil penilaian hendaknya diperhatikan hal-halsebagai berikut:
1)      Norma apa yang digunakan di dalam pengolahan hasil test?
2)      Apakah digunakan formula guessing?
3)      Bagaimana pengubahan skor ke dalam skor masak?
4)      Skor standar apa yang digunakan?
5)      Untuk apakah hasil-hasil test digunakan?

Ketika prinsip-prinsip khusus ini  tidak terlaksana, maka kurikulum tidak memiliki acuan, isi/tujuan kurikulum bertolak belakang (tidak searah) dengan tujuan pendidikan,  sehingga kurikulum tidak berkembang dan menghasilkan suatu sistem pendidikan yang lebih baik.


Comments

Popular posts from this blog

Macam-macam Majas

Ringkasan Materi Psikologi Perkembangan

Ilmu di Mata Imam Asy Syafi'i rahimahullah