MICRO TEACHING (DASAR KETERAMPILAN MENGAJAR)

A.       BAB I – PEMBELAJARAN MICRO TEACHING

1.         Pengertian Micro Teaching
Micro teaching berasal dari kata micro yang berarti kecil, terbatas, sempit; dan teaching yang berarti mengajar.
Micro teaching berarti suatu kegiatan mengajar yang dilakukan dengan cara menyederhanakan, atau segalanya dikecilkan.
Micro teaching dirumuskan dengan skala kecil yang dirancang untuk mengembangkan beberapa keterampilan mengajar dengan jalan memfokuskan beberapa komponen dari proses pengajaran, sehingga calon guru dapat menguasai keterampilan dalam situasi mengajar yang disederhanakan, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap profesional seorang guru.
Micro teaching adalah suatu kegiatan latihan belajar mengajar dalam situasi laboratoris, dalam kegiatan ini mahasiswa calon guru selama berlatih praktik mengajar, bentuk penampilan dan keterampilannya selalu dimonitor dan dalam keadaan terkontrol oleh para supervisor/ dosen.

2.         Tujuan Micro Teaching
a.       Tujuan Umum
·         Mempersiapkan mahasiswa calon guru agar memiliki pengetahuan, keterampilan, kecakapan dan sikap sebagai guru yang profesional, serta terampil di bidang keguruan.
b.      Tujuan Khusus
·         Menganalisis tingkah laku teman sejawat dan dirinya sendiri;
·         Mempraktikkan berbagai teknik mengajar dengan benar dan tepat;
·         Mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif dan efisien;
·         Feed back dengan teman sejawat.
c.       Tujuan Operasional
·         Mengembangkan kemampuan diri untuk mawas diri dan menilai orang lain;
·         Memungkinkan adanya perbaikan dalam waktu singkat;
·         Menanamkan rasa percaya diri sendiri dan sifat terbuka dari kritik orang lain;
·         Mengembangkan sikap kritis mahasiswa;
·         Menanamkan kesadaran akan nilai keterampilan mengajar dan komponen-komponennya.
·         Menyiapkan bekal mahasiswa dalam menghadapi praktek keguruan dan memecahkan kesulitan dalam mengajar;
·         Mengenal kelamahan-kelemahan dan kekeliruan-kekeliruan pada saat mengajar.

3.         Manfaat Pembelajaran Micro Teaching
a.       Menumbuhkan kepercayaan diri di depan kelas;
b.      Mampu merencanakan, memanaj rencana dan mengaplikasikan ke dalam proses pembelajaran;
c.       Mendapatkan banyak inspirasi di saat mengamati teman-teman sejawat yang sedang praktik mengajar;
d.      Mendapatkan banyak feed back, baik dari teman sejawat maupun dosen pengampu, sehingga dapat membuahkan pembenahan penampilan, serta strategi dalam mengajar;
e.       Mempunyai pengalaman yang variatif, karena mengajar di depan teman-temannya sendiri.

4.         Komponen-komponen Keterampilan Dasar Dalam Proses Pembelajaran Micro Teaching
Menurut Alien and Ryan (1969) dalam buku Zaenal Asril (2011: 67) mengemukakan 4 komponen dasar mengajar, antara lain:
a.       Stimulus Variation (Variasi Stimulus);
b.      Set Induction (Siasat memulai pembelajaran);
c.       Closure (Menutup pembelajaran);
d.      Silence and Non Verbal Cues (Isyarat).

5.         Profesionalisme Guru
Syarat guru yang profesional (Arifin, 2000):
a.       Dasar ilmu yang kuat sebagai pengejawantahan terhadap masyarakat teknologi dan masyarakat ilmu pengetahuan di Abad 21;
b.      Pengausaan kiat-kiat profesi berdasarkan riset dan praksis pendidikan, yaitu ilmu pendidikan sebagai ilmu praksis bukan hanya merupakan konsep-konsep belaka. Pendidikan merupakan proses yang terjadi di lapangan dan bersifat  ilmiah, serta riset pendidikan hendaknya diarahkan pada praksis pendidikan masyarakat Indonesia;
c.       Pengembangan kemampuan profesional berkesinambungan, profesi guru merupakan profesi yang berkembang terus dan berkesinanmbungan.
Sedengkan, kemampuan guru dalam proses belajar mengajar terdiri dari:
a.       Mampu menguasai bahan bidang studi;
b.      Mampu mengelola program belajar mengajar;
c.       Mampu mengelola kelas;
d.      Mampu mengelola dan menggunakan media serta sumber belajar;
e.       Mampu menilai prestasi belajar mengajar;
f.       Memahami prinsip-prinsip pengelolaan lembaga dan program pendidikan;
g.       Menguasai metode berpikir;
h.      Terampil memberikan bantuan dan bimbingan kepada siswa;
i.        Meningkatkan kemampuan menjalankan misi profesional;
j.        Memiliki wawasan tentang penelitian pendidikan;
k.      Mampu menyelenggarakan penelitian sederhana;
l.        Mampu memahami karakteristik siswa;
m.    Mampu menyelenggarakan administrasi sekolah;
n.      Memiliki wawasan tentang inovasi pendidikan;
o.      Berani mengambil keputusan;
p.      Memahami kurikulum;
q.      Mampu bekerja berencana dan terprogram;
r.        Mampu menggunakan waktu secara tepat.

B.     BAB II – PEMBELAJARAN

1.         Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang, sebagai hasil dari proses belajar yang dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk, seperti berubahnya pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar.

2.         Pengertian Mengajar
Mengajar diartikan menyampaikan, atau mentransfer ilmu pengetahuan (materi) kepada siswa.
Mengajar adalah membimbing kegiatan belajar siswa.
Mengajar adalah mengatur dan mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa, sehingga dapat mendorong dan menumbuhkan siswa melakukan kegiatan belajar.

3.         Tahap Proses Belajar Mengajar (PBM)
a.       Tahap Awal (Tahap Pra Instruksional)
Tahap Pra Instruksional adalah tahapan yang ditempuh guru saat masuk kelas untuk megawali PMB (Proses Belajar Mengajar).
Yang harus dilakukan oleh guru:
·         Mengabsen siswa, adakan komunikasi yang harmonis antara guru dengan siswa;
·         Menanyakan materi yang sudah dibahas pada pertemuan sebelumnya;
·         Memberi kesempatan siswa untuk menanyakan materi yang belum dipahami;
·         Mengulang secara singkat materi yang telah lalu, sebagai pijakan untuk menyampaikan materi yang akan diajarkan;
·         Mengadakan Pre Test, yaitu menjajagi tingkat kepahaman siswa terhadap materi yang akan diajarkan.
Tujuannya adalah untuk mengungkap kembali tanggapan siswa terhadap bahan yang diterimanya dan menumbuhkan kondisi belajar dalam hubungannya dengan materi yang akan diajarkan di hari itu.
b.      Tahap Inti Pengajaran (Tahap Instruksional)
Yakni, tahap pengaplikasian materi yang sudah direncanakan dan yang telah disusun sebelumnya oleh guru.
Beberapa kegiatan dalam tahap ini, antara lain:
·         Menjelaskan kepada siswa mengenai tujuan pengajaran yang harus dicapai setelah pembelajaran;
·         Menuliskan pokok-pokok materi yang akan dibahas pada hari itu;
·         Membahas dan menerangkan materi yang sudah ditetapkan;
·         Pada setiap materi yang dibahas, sebaiknya diberikan contoh konkrit;
·         Penggunaan alat bantu mengajar yang dapat membantu pencapaian tujuan dari materi yang disampaikan harus disediakan;
·         Sebelum mengakhiri pertemuan, guru merangkum dan mnyimpulkan hasil pembahasan semua pokok materi.
c.       Tahap Evaluasi dan Tindak Lanjut
Tujuannya adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan Tahap Inti Pengajaran (Tahap Instruksional).
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini:
·         Mengadakan Post Test
Menjajagi tingkat kepahaman siswa terhadap materi dengan mengajukan pertanyaan mengenai materi yang dibahas, baik secara lisan maupun tulisan.
·         Guru memberikan Pekerjaan Rumah yang ada hubungannya dengan materi yang dibahas dengan cara yang variatif untuk memperkaya pengetahuan siswa.

C.       BAB III - KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR

1.         Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
Kegiatan membuka pelajaran tidak hanya dilakukan oleh guru pada awal jam pelajaran, tetapi juga pada setiap akan memulai pelajaran yang diberikan selama jam pelajaran.
Tujuannya adalah untuk menyiapkan mental siswa dan daya konsentrasi siswa secara maksimal sebelum menuju pada pembelajaran inti. Istilah lain adalah menjalin hubungan yang harmonis antara guru dengan siswa.
Kegiatan menutup pelajaran (closure) merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran, atau kegiatan belajar mengajar.
Closure bertujuan untuk:
a.       Memberi gambaran menyeluruh tentang apa yang dipelajari oleh siswa;
b.      Mengetahui tingkat pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar.
Diantar bentuk closure adalah memberi stressing materi dengan cara-cara tertentu, atau membuat kesimpulan secara garis besar terhadap materi yang sudah dijelaskan.

2.         Keterampilan Menjelaskan
Diantara variasi saat mengajar antara lain:
a.       Teacher Voice (Variasi Suara)
Adalah perubahan suara dari keras menjadi lembut, dari tinggi menjadi rendah, atau sebaliknya, atau pada saat saat tertentu memberikan tekanan pada kalimat tertentu; tidak monoton dan jangan membuat anak takut dan tertekan.
b.      Focusing (Pemusatan Perhatian)
Dapat dilakukan dengan sikap humoris guru, cerita, atau alat bantu mengajar yang menarik.
c.       Teacher Silence (Kesenyapan, Kebisuan)
Diantaranya guru diam sejenak sambil menatap siswa tanpa bersuara, tetapi dengan suasana nyaman yang pada akhirnya akan menimbulkan kesadaran bagi siswa; bukan suatu kejengkelan.
d.      Eye Contact and Movement (Kontak Pandang dan Gerak)
Mata merupakan media yang dominan bagi guru dalam mengajar. Rasa nyaman, rasa diperhatikan, rasa dilindungi; akan tercermin dari mata guru saat memandang anak-anak. Pandangan yang menyeluruh dan tidak hanya pada satu fokus, sehingga akan menyebabkan anak ingin memperhatikan apa yang diucapkan dan dijelaskan oleh guru.
e.       Hindari salah tingkah yang dapat menyebabkan anak kurang percaya terhadap seorang guru.
Hal-hal yang harus dihindari guru selama mengajar di kelas:
a.       Melihat ke luar ruangan;
b.      Melihat ke arah langit-langit;
c.       Melihat ke arah lantai;
d.      Melihat hanya pada siswa tertentu, atau kelompok siswa saja;
e.       Melihat dan menghadap ke papan tulis saat menjelaskan, kecuali sambil menunjukkan sesuatu.
Hal-hal lain yang perlu diperhatikan oleh seorang guru saat mengajar:
a.       Gunakan ekspresi wajah, gerakan kepala, gerakan tangan dan anggota badan lainnya untuk menarik perhatian dan untuk menyampaikan arti dari pesan lisan yang dimaksudkan untuk memperjelas penyampaian materi;
b.      Semua gerakan yang dilakukan hendaknya relevan dengan materi yang disampaikan dan tidak perlu berlebihan;
c.       Diperkenankan mengunakan pesan-pesan non verbal untuk mempengaruhi siswa dalam belajar, seperti alis terangkat, sunggingan senyum, dahi berkerut, cemberut, dsb;
d.      Sesekali berpindah posisi dalam ruang kelas untuk membantu menarik perhatian siswa dan meningkatkan kepribadian guru; dilakukan secara wajar, tidak berlebihan, agar siswa memperhatikan.

3.         Keterampilan Memberi Penguat (Reinforcement)
Penguatan adalah respon yang diberikan oleh guru terhadap perilaku siswa yang baik, yang menyebabkan siswa tersebut terdorong untuk mengulangi, atau meningkatkan perilaku yang baik tersebut.
Bentuknya bermacam-macam, bisa berupa kalimat, atau respon (baik verbal maupun non verbal) yang merupakan modifikasi tingkah laku guru terhadap siswa yang bertujuan memberi informasi, atau umpan balik untuk siswa.
Tujuan Pemberian Penguatan:
a.       Meningkatkan perhatian siswa terhadap materi yang diajarkan guru;
b.      Merangsang jaringan otak yang mengarah pada proses berfikir, serta memotivasi siswa dalam belajar;
c.       Menimbulkan aktivitas belajar siswa secara maksimal;
d.      Mengontrol perilaku negatif;
e.       Menumbuhkan rasa percaya diri, serta memelihara iklim kelas yang kondusif.
Jenis-jenis Penguatan:
a.       Penguatan Verbal
Biasanya lebih pada bentuk kalimat yang menggambarkan suatu penghargaan terhadap perilaku siswa.
Seperti kata-kata pujian, misalnya: Bagus, Pinter, Seratus... dsb.
b.      Penguatan Non Verbal
Adalah penguatan yang diungkapkan dengan suatu respon yang berbentuk tindakan, diantaranya:
·         Penguatan Gerak Isyarat
Misalnya: Anggukan, gelengan kepala, senyum, jempol, sorot mata, dsb.
·         Penguatan Pendekatan
Guru berjalan berkeliling, memperhatikan siswa secara individu, terutama siswa yang kurang memperhatikan.
·         Penguatan dengan Sentuhan (Contact)
Menpuk bahu siswa, merangkul, menjabat tangan, sesuai norma yang belaku.
·         Penguatan dengan Simbol atau Benda
Bisa berbentuk apa saja, sederhana, tidak banyak biaya, tapi cukup berarti bagi siswa, seperti bintang, komentar tertulis, dll.
Prinsip-prinsip dalam memberikan penguatan:
a.       Kehangatan dan Keantusiasan;
b.      Kebermaknaan;
c.       Hindari respon negatif;
d.      Penguatan harus bervariasi;
e.       Sasaran penguatan harus jelas;
f.       Penguatan harus diberikan segera, setelah perilaku yang diharapkan muncul.

4.         Keterampilan Mengadakan Variasi
Variasi adalah keanekaragaman yang membuat sesuatu tidak monoton.
Variasi dalam kegiatan pembelajaran dapat menghilangkan kebosanan, meningkatkan minat dan keingintahuan siswa, mengkondisikan gaya belajar siswa yang beragam, serta menigkatkan kadar keaktifan siswa.
Tujaun variasi mengajar adalah untuk mengatasi kebosanan siswa, sehingga siswa memiliki minat belajar yang tinggi.
Aspek variasi mengajar, antara lain:
a.       Variasi Gaya Mengajar
Meliputi: variasi suara, variasi gerak badan atau mimik, kontak pandang, penekanan atau kesenyapan, pergantian atau posisi guru.
b.      Variasi dalam menggunakan media;
c.        Variasi dalam interaksi antara guru dengan siswa.
Manfaat Variasi Gaya Mengajar
a.       Meningkatkan, menimbulkan dan memelihara perhatian siswa terhadap aspek-aspek belajar yang relevan;
b.      Memberikan kesempatan untuk meningkatkan dan berkembangnya bakat ingin tahu dan berfungsinya motivasi belajar;
c.       Memupuk dan membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah dengan berbagai gaya mengajar yang lebih hidup;
d.      Memberi pelayanan yang baik kepada siswa secara individual dalam menerima pelajaran agar mudah dan senang belajar;
e.       Mendorong aktivitas belajar dengan cara melibatkan siswa dengan berbagai kegiatan atau pengalaman belajar yang menarik di berbagai tingkat kognitif.
Prinsip Penggunaan Variasi dalam Mengajar
a.       Variasi hendaknya digunakan dengan suatu maksud tertentu yang relevan dengan tujuan yang hendak dicapai;
b.      Variasi harus digunakan secara lancar dan berkesinambungan, sehingga tidak merusak perhatian siswa dan tidak mengganggu proses belajar mengajar;
c.       Direncanakan secara baik dan eksplisit dicantumkan dalam rencana pelajaran, terstruktur dan direncanakan;
d.      Variasi suara adalah perubahan suara dari keras menjadi lemah, dari cepat menjadi lambat; semua harus diatur, baik intonasi, volume, nada dan kecepatannya;
e.       Intonasi suara mempunyai pengaruh pada daya tangkap siswa terhadap penjelasan guru.

5.         Keterampilan Bertanya
a.       Dasar-dasar Pertanyaan yang Baik
1)      Jelas dan mudah dimengerti oleh siswa;
2)      Memberi waktu yang cukup kepada siswa untuk berfikir;
3)      Ajukan pertanyaan terlebih dahulu, baru menunjuk siswa untuk menjawab;
4)      Berikan respon yang hangat pada setiap jawaban;
5)      Jawaban dari siswa hendaknya didengar oleh seluruh siswa dalam kelas;
6)      Hindari komunikasi face to face;
7)      Pada akhir tanya jawab, tunjukkan, luruskan dan simpulkan jawaban yang benar.
b.      Jenis-jenis Pertanyaan yang Baik
1)      Pertanyaan Permintaan (Compliance Question)
Seperti: Anak-anak bisa tenang? Bisa kita lanjutkan belajar kita?
2)      Pertanyaan Retoris (Rhetorical Question)
Yaitu pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban.
Contoh: Guru akan menjelaskan tentang Bumi, tapi sebelum menjelaskan, guru bertanya: Anak-anak tahu, bagaimana bentuk bumi?
3)      Pertanyaan Pengetahuan (Recall Question/ Knowledge Question)
Contoh: Apa.. Kapan... Dimana... Sebutkan...!
4)      Pertanyaan Pemahaman (Comprehension Question)
Contoh: Jelaskan..! Uraikan..! Bandingkan..!
5)      Pertanyaan Penerapan (Application Question)
Contoh: Berdasarkan beberapa definisi tersebut, kesimpulan apa yang terkandung di dalamnya?
c.       Funsi Pertanyaan yang Baik
1)      Mendorong siswa untuk berfikir;
2)      Meningkatkan keterlibatan siswa;
3)      Merangsang siswa untuk mengajukan pertanyaan;
4)      Mendiagnosis kelemahan siswa;
5)      Memusatkan perhatian siswa pada suatu masalah;
6)      Membantu siswa mengungkapkan pendapat dengan bahasa yang baik.
d.      Klasifikasi Pertanyaan Menurut Taksonomi Bloom
Ada tiga kawasan (ranah/ domain) yang dikemukakan Bloom dan kawan-kawan dala taksonomi ini, yaitu: kognitif (menyangkut aspek pikir), afektif (aspek sikap) dan psikomotor (aspek keterampilan).
Berikut beberapa jenis pertanyaan menurut Taksonomi Bloom:
1)      Pertanyaan Pengetahuan (Knowledge)
Merupakan pertanyaan penalaran kategori terendah, hanya menuntut siswa untuk mengingat kembali apa yang dipelajarinya.
Kata yang sering digunakan: Apa, siapa, bilamana, di mana, sebutkan, definisikan, pasangkan, berilah nama, klasifikasikan.. dsb...
2)      Pertanyaan Pemahaman (Comprehension)
Pertanyaan ini meminta untuk menunjukkan, bahwa siswa telah mengerti dan memahami sesuatu.
Indikasinya, siswa dapat mengorganisasikan dan mengutarakan kembali dengan kalimatnya sendiri.
Bentuk pertanyaanya bisa dengan cara:
·         Memberikan penjelasan dengan kata-kata sendiri;
·         Menyatakan ide-ide pokok tentang sesuatu dengan kata-kata sendiri;
·         Membedakan, atau membandingkan;
·         Menerangkan dengan grafik;
·         Mengubah bahan dari bentuk yang satu ke bentuk lain.
Kata yang sering digunakan dalam pertanyaan pemahaman: Bedakan, terangkan, simpulkan, bandingkan, terjemahkan, ubahkah, berilah contoh, apa yang Anda ketahui..... dsb..
3)      Pertanyaan Penerapan (Aplikasi)
Pertanyaan penerapan adalah pertanyaan yang menuntut suatu jawaban dengan menggunakan informasi yang telah diperoleh sebelumnya; siswa dihadapkan pada pemecahan masalah sederhana dengan menggunakan pengetahuan yang telah dipelajari
Kata yang sering digunakan: Gunakanlah, tunjukkanlah, demonstrasikan, buatlah sesuatu, carilah hubungan, tulislah suatu contoh, siapakanlah, klasifikasikanlah..! dsb..
4)      Pertanyaan Analisis
Merupakan jenjang pertama dari pertanyaan tingkat tinggi.
Menuntut siswa untuk berpikir secara mendalam. Kritis, bahkan menciptakan sesuatu yang baru untuk menjawabnya; siswa harus mampu menguraikan sebab, motif-motif, atau mengadakan dedukasi.
Pertanyaan analisis tidak hanya mempunyai satu jawaban yang benar, melainkan berbagai alternatif.
Kata yang sering digunakan dalam pertanyaan analisis: Analisalah, kemukakan bukti-bukti, mengapa, identifikasikan, berilah alasan..! dsb..
5)      Pertanyaan Sintesis
Merupakan pertanyaan tingkat tinggi yang menuntut siswa untuk berpikir orisinil dan kreatif, sehingga siswa memperoleh kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian atau unsur-unsur agar menjadi suatu kesatuan, pada akhirnya diambil kesimpulan atau generalisasi.

Diantara bentuk pertanyaan sintesis:
·         Pertanyaan untuk mengadakan prediksi/ ramalan;
·         Pertanyaan yang meminta siswa mengungkapkan ide/ solusi;
·         Pertanyaan yang menuntut pemecahan masalah.
Kata yang sering digunakan: Ramalkanlah, tulislah, bentuklah, ciptakanlah, susunlah, bagaimana kita dapat memecahkan... dst..
6)      Pertanyaan Evaluasi
Menuntut proses berfikir paling tinggi, karena pekerjaan menilainya hanya mungkin dilakukan dengan baik, jika fiungsi-fungsi kognitif, mulai dari pengetahuan sampai dengan sintesis, telah dikuasai. Harus ada standar atau kriteria pengukuran.
Kategori pertanyaan evaluasi:
·         Pertanyaan yang meminta siswa memberikan pendapat tentang berbagai persoalan;
·         Pertanyaan yang menilai suatu ide;
·         Pertanyaan yang meminta siswa menetapkan suatu cara pemecahan masalah;
·         Pertanyaan yang meminta siswa menetapkan karya seni terbaik.
Kata yang sering digunakan: Berilah pendapat, berilah alasan, nilailah, bandingkan, bedakanlah...! dst..

6.         Keterampilan Mengelola Kelas
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses pembelajaran.
Prinsip-prinsip Pengelolaan Kelas
a.       Hangat dan Antusias
Guru yang hangat dan akrab pada anak didik selalu menunjukkan antusias pada tugas dan aktifitasnya, maka akan berhasil dalam mengimplementasikan pengelolaan kelas.
b.      Tantangan
Penggunaan kata-kata, tindakan, cara kerja atau bahan-bahan yang menantang   akan   meningkatkan   gairah   anak   untuk   belajar,   sehingga
mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang.
c.       Bervariasi
Variasi dalam penggunaan alat/ media, gaya mengajar dan pola interaksi merupakan kunci sukses tercapainya pengelolaan kelas yang efektif dan mengurangi kejenuhan.
d.      Keluwesan
Keluwesan pengajaran akan mencegah munculnya gangguan, serta menciptakan iklim belajar mengajar yang efektif.
e.       Penenaman Disiplin Diri
Tujuan akhir pengelolaan kelas adalah anak didik dapat mengembangkan disiplin diri, sehingga guru hendaknya dapat menciptakan dan mempetahankan kondisi kelas, supaya tumbuh iklim pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
f.       Kelas yang Nyaman dan Menyenangkan
Diantara syarat-syarat kelas yang baik menurut Ahmad (1995: 14):
1)      Rapi, bersih, sehat, tidak lembab;
2)      Cukup cahaya yang menerangi;
3)      Sirkulasi udara yang cukup;
4)      Perabot dalam keadaan baik, cukup jumlahnya dan ditata dengan rapi;
5)      Jumlah siswa tidak lebih dari 40 orang.

D.       BAB IV - PENYUSUNAN SILABUS DAN RENCANAPELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

1.         Pengertian Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar.
Pengembangan silabus minimal harus mampu menjawab pertanyaan, seperti:
a.       Kompetensi apakah yang harus dimiliki oleh peserta didik;
b.      Bagaimana cara membentuk kompetensi tersebut;
c.       Bagaiman cara nengetahui, bahwa peserta didik telah memiliki dan menguasai kompetensi tersebut.

Manfaata Silabus
a.       Sebagai pedoman bagi pengajar, karena berisi petunjuk secara keseluruhan mengenai tujuan dan ruang lingkup materi yang harus dipelajari oleh peserta didik;
b.      Menerangkan tentang kegiatan belajar mengajar, media dan evaluasi yang harus digunakan dalam proses pembelajaran kepada peserta didik;
c.       Dengan berpedoman pada silabus, diharapkan pengajar akan dapat mengajar lebih baik, tanpa khawatir akan keluar dari tujua, ruang lingkup materi, strategi belajar mengajar, atau keluar dari sistem evaluasi yang seharusnya.

2.         Komponen Silabus
Prinsipnya, semakin rinci silabus akan semakin memudahkan pengajar dalam menjabarkannya ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Komponen Silabus dalam Satu Mata Pelajaran
a.       Identitas Mata Pelajaran
Meliputi: nama mata pelajaran dan kode mata pelajaran.
b.      Standar Kompetensi (SK)
Adalah seperangkat kompetesi yang dibakukan sebagai hasil belajar materi pokok tertentu dalam satuan Pendidikan, merupakan kompetensi bidang pengembangan dan materi pokok per satuan pendidikan per satu kelas yang harus dicapai peserta didik selama satu semester.
c.       Kompetensi Dasar (KD)
Adalah rincian kompetensi dalam setiap aspek materi pokok yang harus dilatihkan kepada peserta didik, sehingga kompetensi dapat diukur dan diamati.
d.      Indikator
Merupakan wujud dari KD yang lebih spesifik yang merupakan cerminan dari kemampuan peserta didik dalam suatu tahapan pencapaian pengalaman belajar yang telah dilalui.
e.       Pengalaman Belajar
Merupakan kegiatan fisik maupun mental yang dilakukan oleh peserta didik dalam berinteraksi dengan bahan ajar.
f.       Materi Pokok
Bagian struktur keilmuan suatu bahan kajian yang dapat berupa pengertian, konsep, isi atau konteks, proses, bahan ajar dan keterampilan.
g.       Waktu
Merupakan lama waktu dalam menit yang dibutuhkan peserta didik mampu menguasai KD yang telah ditetapkan.
h.      Sumber Pustaka
Adalah kumpulan dari referensi yang dirujuk atau yang dianjurkan, sebagai sumber informasi yang harus dikuasai oleh peserta didik.
i.        Penilaian
Adalah serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis dan menafsirkan informasi, kemudian menggunakan informasi serta mengadakan evaluasi dan tindak lanjut.

3.         Cara Menyusun Silabus
Langkah-langkah menyusun silabus adalah sebagai berikut:
a.       Identifikasi Mata Pelajaran dan Kode Mata Pelajaran;
b.      Perumusan Standar Kompetensi (SK);
c.       Perumusan Kompetensi Dasar (KD);
d.      Perumusan Indikator;
Tuliskan indikator dengan kata kerja operasional yang merupakan penjabaran dari KD.
e.       Penentuan Materi Pokok;
Materi Pokok adalah pokok/ sub pokok bahasan, merupakan materi bahan ajar yang dibutuhkan peserta didik untuk mencapai KD yang telah ditentukan.
Prinsip-prinsip penentuan materi pokok:
·         Prinsip Relevansi
Artinya, ada kesesuaian antara materi pokok dengan KD yang ingin dicapai.
·         Prinsip Konsistensi
Artinya, ada keajegan antara materi pokok dan uraian materi pokok dengan KD dan SK.
·         Prinsip Edukasi
Artinya, adanya kecukupan materi yang diberikan untuk mencapai KD.
f.       Pemiliham Pengalaman Belajar;
Tulislah pengalaman belajar dengan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur dengan mudah.
g.       Alokasi Waktu;
Tulislah perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai satu KD.
h.      Sumber/Bahan/Alat;
Buatlah analisis kebutuhan terhadap sumber pembelajaran, alat dan bahan yang akan digunakan.
i.        Penilaian
Tentukan teknik penilaian yang dapat digunakan untuk mencapai KD.

4.         Pengertian RPP
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dasar yang telah dijabarkan dalam silabus.
Manfaat RPP
a.       Dengan berpedoman pada RPP, pengajar akan dapat mengajar dengan sistematis, tanpa khawatir keluar dari tujuan, ruang lingkup materi, strategi belajar mengajar, atau keluar dari sistem evaluasi yang seharusnya;
b.      RPP membantu pengajar dalam mengorganisasikan materi standar, serta mengantisipasi peserta didik dan masalah-masalah yang mungkin timbul dalam pembelajaran;

5.         Komponen RPP
RPP merupakan perencanaan jangka pendek untuk memperkirakan tindakan, apakah yang akan dalam pembelajaran, baik oleh pengajar maupun peserta didik untuk mencapai suatu kompetensi yang sudah ditetapkan.
Pada hakikatnya, RPP merupakan suatu sistem yang terdiri dari komponen-komponen yang saling berhubungan serta berinteraksi antara satu dengan lainnya dan memuat langkah-langkah pelaksanaannya untuk mencapai tujuan, yaitu membentuk kompetensi yang sudah ditetapkan sebelumnya.

Komponen-komponen RPP
a.       Komponen Dasar (KD)
Kompetensi yang dirumuskan dalam RPP harus jelas, sehingga semakin mudah. Tepat merencanakan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai kompetensi tersebut.
Perlu ditetapkan fokus kompetensi yang diharapkan dari peserta didik sebagai hasil akhir pembelajaran.
b.      Materi Standar
Harus sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik, mengandung nilai fungsional, praktis, serta sesuai dengan kondisi dan kebutuhan lingkungan, institusi dan daerah.
c.       Kegiatan Pembelajaran
Merupakan tahap-tahap kegiatan yang dilakukan oleh pengajar dan peserta didik untuk menyelesaikan satu materi standar yang telah direncanakan.
Tahap kegiatan tersebut terdiri dari: Pendahuluan, Tahap Penyajian dan Tahap Penutup.
d.      Metode Pembelajaran
Merupakan cara dalam menyajikan (menguraikan, memberi contoh, memberi latihan, dll) suatu bahan kajian kepada peserta didik, sehingga harus dipilij metode pembelajaran yang paling tepat untuk suatu kompetensi yang akan dicapai.
e.       Media Pembelajaran
Adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan atau menyampaikan pesan/ informasi dari sumber pesan/ informasi ke penerima pesan/ informasi tersebut; dapat berupa alat-alat elektronik, gambar, buku, dsb.
Sedangkan, alat pembelajaran adalah benda-benda atau alat-alat yang digunakan dalam pembelajaran, sehingga memungkinkan terjadinya suatu proses pembelajaran.
f.       Sumber Belajar
Adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk penggalian informasi; dapat berupa guru, buku teks, jurnal ilmiah, laporan penelitian, internet, dll.
g.       Alokasi Waktu
Adalah jumlah waktu dalam menit yang dibutuhkan oleh pengajar dan peserta didik untuk menyelesaikan setiap langkah pada urutan tahap kegiatan pembelajaran.

6.         Cara Menyusun RPP
Untuk menyusun RPP, pengajar perlu menentukan batas lingkup materisub pokok bahasan mana saja yang akan diajarkan setiap kali pertemuan dengan melihat estimasi waktu dalam silabusnya.
RPP harus disusun secara sistemik dan sistematis, utuh dan menyeluruh, dengan beberapa kemungkinan penyesuaian dalam situasi pembelajaran yang aktual, sehingga RPP dapat berfungsi untuk mengefektifkan proses pembelajaran sesuai dengan apa yang telah direncanakan.
Langkah-langkah menyusun RPP:
a.       Identifikasi Mata Pelajaran
Tuliskan identitas program studi, nama mata pelajaran, kode mata pelajaran dan semester (berdasarkan pada kurikulum yang ada).
b.      Perumusan Standar Kompetensi (SK)
Tuliskan rumusan SK dari setiap mata pelajaran yang didasarkan pada tujuan akhir dari mata pelajaran tersebut.
c.       Perumusan Ko,petensi Dasar (KD)
Tuliskan rumusan KD yang merupakan penjabaran dari SK dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur. Yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
d.      Perumusan Indikator
Tuliskan indikator sebagai penjabaran dari KD dengan kata kerja operasional.
e.       Penentuan Tahap Pembelajaran
Urutan tahap pembelajaran terdiri dari:
·         Pendahuluan
Merupakan tahap awal untuk mempersiapkan peserta didik, agar siap secara mental untuk mempelajari pengetahuan, keterampilan dan sikap baru.
Berisi penjelasan ringkas tentang materi yang akan dikaji, keterkaitan dengan materi sebelumnya (apersepsi) dan kompetensi yang harus dicapai peserta didik.
·         Penyajian
Merupakan tahap utama dalam pembelajaran; berisi uraian, contoh, diskusi, atau latihan tentang materi yang dikaji.
·         Penutup.
Merupakan tahap akhir suatu pembelajaran. Tahap ini digunakan untuk memberikan penegasan, ringkasan, penilaian, maupun tindak lanjut tentang materi yang dikaji.
f.       Penentuan Kegiatan Pembelajaran
Tuliskan berbagai kegiatan utama yang harus dilakukan oleh pengajar dan peserta didik selama proses pembelajaran yang akan dilakukan, yang mampu menggambarkan strategi pembelajaran.
g.       Pemilihan Metode Pembelajaran
Tentukan metode pembelajaran yang akan diterapkan untuk memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik selama proses pembelajaran.
h.      Pemilihan Media Pembelajaran
Tuliskan media yang akan digunakan dalam melaksanakan pembelajaran.
i.        Penentuan Sumber Belajar
Tuliskan sumber belajar yang akan digunakan (berdasarkan pada relevansi, konsistensi dan edukasi).
Sumber Belajar adalah buku-buku rujukan atau referensi berupa buku teks, jurnal, laporan penelitian atau bahan ajar lainnya.
j.        Alokasi Waktu
Tuliskan alokasi waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap langkah pada urutan Tahap Pembelajaran.
k.      Penilaian
Penyusunan alat penilaian didasarkan pada indikator yang telah dirumuskan, sehingga alat penilaian tersebut betul-betul mengukur apa yang seharusnya diukur. Dapat berupa tes lisan, atau tertulis, chek list, observasi yang dilaporkan, resume materi, tugas-tugas, akses internet, dll.

7.         Istilah-istilah Dalam RPP
a.       Komptensi
Adalah kemampuan melakukan sesuatu, bukan kemampuan mengetahui sesuatu.
Merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak (kognitif, afektif dan psikomotorik)
b.      Standar Kompetensi (SK)
Merupakan ukuran kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dicapai, diketahui dan mahir dilakukan pada suatu jenjang kelas atau mata pelajaran tertentu.
c.       Kompetensi Dasar (KD)
Merupakan penjabaran SK peserta didik yang cakupan materinya lebih sempit dibanding dengan SK, yaitu sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator.
d.      Indikator
Merupakan penjabaran dari KD yang menunjukkan tanda-tanda perbuatan dan respon yang dilakukan atau ditampilkan oleh peserta didik.
Petunjuk dalam merumuskan indikatir:
·         Indikator dirumuskan dalam bentuk perubahan perilaku yang dapat diukur keberhasilannya;
·         Perilaku yang dapat diukur tersebut berorientasi pada hasil belajar, bukan pada proses belajar;
·         Setiap indikator hanya mengandung satu bentuk perilaku.
e.       Materi Pembelajaran
Adaalah segala sesuatu yang menjadi isi kurikulum yang harus dikuasai oleh siswa sesuai dengan KD dalam rangka pencapaian SK setiap mata pelajaran dalam satuan pendidikan tertentu.
f.       Eksplorasi, Elaborasi dan Konfirmasi
1)      Eksplorasi
Adalah kegiatan untuk memperoleh pengalaman-pengalaman baru dari situasi yang baru.
2)      Elaborasi
Adalah penggarapan secara tekun dan cermat.
3)      Konfirmasi

Adalah pembenaran, penegasan dan pengesahan

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Macam-macam Majas

Sekolah dan Institusi Pendidikan Keagamaan di Masyarakat