Posts

Showing posts from 2013

Beragam Tipe Suami

Image
Beragam Tipe Suami Dalam sebuah hadits yang masyhur, (Ummul Mukminin) 'Aisyah radhiyallahu 'anha berkisah: "Duduk sebelas orang wanita dan masing-masing berjanji akan membuka rahasia suaminya. Maka, berkatalah wanita yang ... Pertama, "Suamiku bagaikan daging unta yang kurus di puncak gunung, tidak mudah didaki dan tidak gemuk, sehingga dapat berpindah tempat." Kedua,

Untuk Sahabat..

Image
Pernahkah ku katakan, Aku begitu menyukai hujan, Sajak-sajakku belakangan mengenai hujan.. Pernahkah ku katakan, Betapa aku rindu hujan, Hujan yang

Menanti Kisah Hujan

Adalah aku yang setia menunggu, Entah datangnya hujan, atau sekedar awan, Sama saja, walau sedikit berbeda.. Jangan beranjak,

Lagi, Tentang Rindu...

Image
Sebenarnya masih gelap, matahari pun masih lenyap dan mataku tetap lelap... Orang yang ramai melintas

Sisi Lain..

Image
Ada rindu terselip, diantara mata nan kelap-kelip.. Ada cinta  membara, bersama hujan deras mendera.. Berharap, hujan terus bergemuruh, hingga esok menjelang Shubuh.. Rindu aroma tanah basah, seperti dahulu pernah kau kisah..

Anak-anak Istimewa yang Terlupa..

Image
Bergumul diantara para pekerja berseragam dalam sebuah bus kota menjadi pemandangan indah penuh makna. Bau peluh, berdesak penuh riuh dan teriak-teriak ricuh pun menjadi bumbu penyedapnya. Tertidur, heboh, berebut tempat duduk... menjadi cerita lain di dalamnya.  “Padasuka...,”  teriak kondektur memanggil.

Rindu

Image
Kau tanyakan aku tentang rindu, melalui tatapan matamu yang sayu, dan indah wajah berhias

Bahkan, Umurmu Belum Lebih dari Dua Hari..

Image
Menikmati percikan lembut sisa hujan di pagi ini, membuat nafsu berkendaraku sedikit melemah dan menyengaja bertambah pelan. Bahkan, hujan ini mampu menghapuskan duka dan rasa kecewa yang telah pun tercipta sebelumnya. Menggairahkan... Tapi, bukan ini yang hendak aku kisahkan kepadamu, Kawan. Bukan hendak memaksa, namun coba simak dan bacalah, mungkin akan membawa manfaat bagi kita! Kemarin pagi,

Kakek Renta

Image
Menjadi pekerjaan saya, ketika harus bolak balik antara toko kertas dan percetakan, itu wajar. Mengingat, saya adalah seorang kuli kertas. Demikian pula ketika kemarin pagi saya bersama seorang teman menyempatkan diri menuju toko dan percetakan langganan kami sekedar membeli barang yang biasa kami beli, sekedar menanyakan kapan hasil cetakan bisa diambil. Sedikit kecewa saat Mas Juru  Cetak berkata, “Belum jadi Mas, mungkin Rabu baru bisa diambil...”

Anak-anak Istimewa.. (Bag. 2)

Menyambung kisah yang beberapa waktu saya sampaikan, tentang Mutiara Terpendam, tentang Anak-anak Istimewa. Iya, Anak-anak Istimewa, begitu saya menyebutnya. Bukan berarti yang menyampaikan lebih hebat dari Para Pembaca semua, bukan pula hendak membanggakan Madrasah kami, bukan dan bukan itu. Saya di sini sekedar ingin berbagi, dengan harapan kita semua dapat mengamb il faedah dari kisah berikut. Tiga santri yang beberapa waktu lalu

Jangan Terkecoh ...

"Selamat Ta**n B*au I**lek dan Memperingati Hari V**entine, marilah teman-teman kumpul di rumah saya(D**y) dan membawa coklat seharga 5.000,- pada Hari Sabtu tanggal 16-2-2013, jam 10.30 wib untuk membahas masalah Registrasi dan info tambahan untuk SPP 1.***.000,- + **.000 kas + ***.000 Atpem, terima kasih"

Mendung (2)

Mendung, Membusung, menggunung, tampak agung, Di langit luas indah tergantung..

Seperti

Seperti, ketika rindu datang bergandengan dengan jam makan siang, Seperti pula, para perindu hujan yang takut dan enggan kebasahan, Seperti itu pula, aku yang tak kuat menahan hasrat ...

Dingin Riuh

Dingin shubuh, Kau coba menggoda setiap pemilik jiwa nan rapuh, Kau tawarkan pada mata serangkai mimpi indah mengelabuh, Kau bisikkan pada hati tentang kehangatan tidur nan teduh, Kau selimuti diri dengan belaian manja agar ia kembali jatuh,

Pulang

Ku pacu besi tunggangan tak begitu kencang, Sekedar merasai hujan yang sedang menebar sayang, Penawar lelah seharian, membuat hati riang, Dan, menjadi pengingat akan Kisah Tentang Perbatasan yang jauh tertinggal di seberang.

Kabut

Kabut, Lembut, menyemut, membuat tatapan kusut, Di dahan-dahan engkau tersangkut, di sepanjang jalan menggelayut.

Mampir

Di sebuah jalan desa, di tempat yang jauh, hanya hendak berteduh, dari terik, peluh, gerah dan silaunya hari ini... Berharap, akan ada hujan yang mampir ke kampung itu petang ini...

Hingga Kau Temui Aku di Perbatasan

Tatkala mendung menggelayut, kita pun bersedih kehilangan mentari… Tapi, tak lama kemudian... Allahu akbar ..! Ternyata Allah hendak memberi kita indahnya bias pelangi…

Mendung

Mendung hitam legam terkait luas menutup sepenuh ufuk, seperti hendak memamah bumi, Walau tampak garang dan kejam, namun rintiknya senantiasa didamba, Bahkan, lebih elok ketika kupandangi dia di kampung yang jauh, bersama riuh bacaan Qur-an para orang tua kampung itu..

Masih Hujan

Sesekali mendekatlah ke sebalik jendela, Tunggulah hujan gerimis nan lebut setipis jarum yang akan segera datang berkunjung, Menawar siang gerah, dengan titisan lembut air rindunya ... Atau, cobalah berhambur keluar merasainya, Aku yakin, bukan hanya tersenyum manja, bahkan dia akan tertawa renyah...

Sajak Rindu (2)

Rindu, Berlalu lalang di semesta kecil yang ku cipta. Tak bisakah kau duduk diam di beranda berhias jingga?

Hujan pun Tahu

Hujan pun paham, pilu rindu tak akan lenyap hanya semalam, siraman rindu dari tetes nan tersembunyi.

Kemarilah!

Hai hujan, kemarilah ... Sekedar sejukkan gerah payahku dan selimuti siang dengan kabutmu ... Setidaknya, rintik-rintik halus pun cukup ...

Sajak Rindu

Mentari berbagi senyuman, agar limbang tengah hari tak aram temaram, mengajak secacar rindu lupakan dendam...

Sebuah Hujan

Hujan... Terlampau indah walau tanpa pelangi. Terasa lembut, padahal bukanlah salju. Teramat tangguh, walau tanpa badai. Hujan... Kan membawa ketenangan bagi jiwa-jiwa nan gersang. Karena hujan selalu menggairahkan...

Tentang Rindu

Hai malam, kau selimuti aku dengan kedinginan, Sebait kisah malam pun tak mampu hangatkan rinduku, Hanya denting lirih di sana, coba mengusik pilu, Menanti kisah hujan, melempar semua rindu...

Kemanakah?

Lihatlah langit yang mulai memerah! Lihatlah debu yang banyak bertebaran! Lihatlah mentari yang mulai sembunyi! Malam akan datang. Siang segera hiulang. Namun, tak jua ku lihat dirimu dari beranda... Hujan, dimanakah engkau ??

Kemana Hujan Pergi?

Image
Ke mana hujan pergi hari ini? Sejenak menggoda bumi pada siang yang gerah Lalu hilang saat malam tengadah Ke mana aku harus pergi? Saat kusadar tak ada lagi yang aku bela dari perjalanan ini Selain menapaki jejak lemah menuju rumah hatimu Tak hilang dilalap lelah Tak jera diremas gelisah Sekali aku coba lari dan mengingkari Seribu kali aku kembali lagi, padamu… Mengumpulkan semua rindu Dan cinta untuk bangkit lagi Dalam barisan doa-doa Lalu, rebah pasrah menunggu hadirmu Tanpa ragu dan tanya lagi Di mana kau alamatkan rumah hatimu? Agar aku tak salah berlari...

Tak Pernah Lelah

Tak lelah menanti khabar hujan, walau sejenak... Sekejap, dan hanya sebentar... Hanya, hadirmu membawa ketenangan... Menjadi tanda, bahwa engkau masih pun ada di belahan bumi yang tak pernah aku tahu... Menanti kisah hujan, seperti janji yang beberapa hari lalu engkau sampaikan...

Hilang

Dimanakah engkau gerangan, Hujan? Sesenja ini pun engkau belumlah kembali... Ku intip engkau dari sebalik jendela, pun tak ada... Ku rindu percikanmu yang membelai manja pada dua pipi yang memerah...

Sajak dari Sahabat (2)

Dan, ketika hujan mulai sering datang berkunjung, Derasnya mampu menghapus semua jejak perjalanan Menjadi sebuah genangan, Termasuk jejak kita Begitulah, Sejak awan beranjak pergi dan disusul gemericik hujan yang mulai turun, Rindu itu perlahan muncul lagi pada hati yang pernah patah Kuciptakan hujan buatan tiap sore di halaman mungilku, Kubayangkan dirimu yang kedinginan Saat hujan mengguyur kotamu pada tiap gemericik tetes yang jatuh di dedaunan Rindu aroma tanah basah yang menguap sesaat setelah air hujan menyentuh bumi untuk pertama kali Setelah dirundung kemarau sekian lama Rasanya persis sama, seperti merindukanmu, cinta!

Seperti Hujan

Seperti hujan, ketika kita intip lembutnya dari sebalik jendela ... Seperti hujan, ketika dia menyapa riang membasahi tubuh kita ... Seperti hujan, ketika butiran-butiran basahnya menyapa manja pada dua pipimu yang memerah ... Seperti hujan, ketika hadirnya membawa ketenangan yang membahagiakan ... Dan, seperti hujan, ketika ia turun di perbatasan ...

Tauhid Rububiyah

Akal pun Menerimanya Ketika ada orang yang datang kepada Anda dan bercerita tentang istana yang dibangun, dikelilingi kebun-kebun, dialiri sungai-sungai dan dialasi oleh hamparan karpet, serta dihiasi dengan perhiasan yang elok. Lalu, orang itu mengatakan, bahwa istana dengan segala kesempurnaannya tersebut tercipta dengan sendirinya, atau tercipta secara kebetulan tanpa pencipta. Maka, pasti Anda tidak akan percaya d an menganggap perkataan itu adalah perkataan dusta lagi dungu. Kini, kami bertanya pada Anda, “Masih mungkinkah alam semesta yang luas ini beserta apa-apa yang ada di dalamnya yang teratur sedemikian indahnya tercipta dengan sendirinya atau tercipta secara kebetulan?” ***** Allah menyebutkan dalil aqli (akal) dan dalil qath'i di dalam Al Qur-an, أَمْ خُلِقُوا مِنْ غَيْرِ شَىْءٍ أَمْ هُمُ الْخَالِقُونَ - أَمْ خَلَقُوا السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ بَل لاَّيُوقِنُونَ - أَمْ عِندَهُمْ خَزَآئِنُ رَبِّكَ أَمْ هُمُ الْمُصَيْطِرُونَ  “Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatu

Jalan Setapak

Hanya ada jalan setapak Terbentang panjang di depan Hanya ada setitik sinar Menuntun langkah kaki Sebuah mata air di depan Bak cermin begitu bening Mengalir memecah hening Tak mampu menahan tangis Ketika tanganmu datang Menuju rembulan emas Enggan untuk berpisah Enggan untuk kembali Tinggallah rasa cinta ...

Aku pun Tak Hendak Memberinya Judul

Pencarian sepanjang hidup Penantian sebuah jawaban Menyusuri tepian musim Meninggalkan semua kepedihan Pencarian yang sangat menakjubkan Menembus seluruh lapisan jagad Mengharapkan belas kasihan Menanti sebuah panggilan Apakah di balik gunung Ataukah di atas langit Harus kulangkahkan kaki ini Untuk memecahkan sebuah misteri Apakah aku harus berlari Ataukah aku hanya diam Ku bersandar pada awan Bersama terangnya siang ...

Mati

Daun-daun itupun mulai menguning Dan satu per satu mulai berguguran Tinggal menghitung Beberapa daun lagi yang akan gugur Kemudian pohon itu layu Tumbang dan mati ...

Kemarilah...

Menunggumu di tengah pekat malam Lirih tersebut namamu Nyanyian syair kehidupan Kapankah kiranya engkau datang Aku pun tak kan pernah tau Lewat manakah engkau akan datang Mungkin lewat hembusan angin Ataupun lewat cahaya surya dan rembulan Semakin aku mengejar Semakin hampa rasa di hati Semakin aku merasa dekat Maka, sungguh engkau teramat jauh Tersenyumlah untukku Tersenyumlah ...

Ijinkan kutitip rindu, padanya ...

Engkau benar tentang risalah itu Tak pernah kita temui muaranya, di mana? Berliuk susuri sunyi lembah  Beriak kecipak dalam alir nan hening Itu rindu milik ku  Yang selalu terbungkus kabut menyamarkan Itu rindu mu Yang bersenandung lembut menyemilir Itu rindu kita yang selalu gemuruh kala malam Menepilah aku, Bermimpi menemuinya Menggenggam yang milikmu Membungkus dengan sehelai kenang Bila engkau ijinkan Biar ia berlabuh sejenak di sini Meski tanpa nama Meski tak mewujud Tapi ada ruang di sana Tempat kusimpan rindu, milikmu itu...

Sajak dari Sahabat

Siapa yang tahu arah angin berhembus ke mana? Apa dia ke barat, timur, atau malah berputar tak menentu. Berhentilah menjadi angin di kepalaku, sesekali menjadilah pelangi atau gerimis masai seperti senja ini! Siapa yang membawakanku berjuta kata yang dititipkan kepadamu, apa dia angin? Ah, cukup, jangan buat aku penasaran dengan wujudmu ... Duduklah di sini! Sesekali menjadilah engkau kekasihku ! Kita bercengkerama tentang musim... Kita berkisah tentang apa yang pernah kau alami. Siapa yang bertanya setengah membisik tadi? Engkaukah itu? Atau aku mulai berhalusinasi? Menjadikanmu ada, sedang yang kudekap bayang pun bukan...

Untukmu Sahabat ...

Zaman berzaman telah berlalu, kisah sahabat ada selalu, setia bersama kini dan dulu, tetap seiring bila diperlu. Sejati berkongsi suka dan duka, tawa seia tangis diseka, sakit dirasa bila terluka, ria dirai tanda sama suka. Biar pun jauh hidup terpisah, rindu ketemu resah gelisah, hanyalah doa terus dicurah, tanda ikatan jujur dan pasrah. Duhai sahabat teman sejati, saya di sini terus mengingati, hajat berjumpa simpan di hati, moga tiba jua saat dinanti. [ http://ixoramerah.wordpress.com/ ]

Menanti Kisah Hujan..

Oh hujan ... Berita apa gerangan yang engkau bawa ... Langit masih gelap ... Adzan fajar pun belumlah berkumandang ... Namun, khabar itu datang cukup mengejutkan, bahkan membuat diri ini menangis ... Sahabatku, engkau tahu ... Engkau sedang meniti jalan kebahagiaan, jalan terang yang berujung pada kenikmatan tak bertepi, bernama Jannah ... Coba, sesekali engkau singgah di Taman-tamannya, karena k ini Taman-taman Surga telah bertebaran di muka bumi ini ... Agar Allah menguatkan jiwamu dan agar Allah menguatkan langkah kakimu ... Sahabatku ... Jalan menuju kebahagiaan itu memang amat indah terbantang ... Namun, tak jarang akan kita temui aral rintangan, bahkan ujian yang datang mendera ... Tapi sungguh, semua itu disiapkan Allah, agar diketahui ketulusan niat dan kesungguhan usaha kita ... Apakah kita 'kan sabar, ataupun sebaliknya? Maka pesanku, hendaklah engakau bersabar di atasnya, karena ku tahu engkau mampu ... Senantiasa lah berdoa kepada Allah, hadapkan diri sepenuh h

Sebelum Hujan

Sebelum hujan, kemarilah ...! Mendekatlah ke sini ...! Sebentar saja ... Jangan jauh-jauh, kemarilah ...! Ada yang hendak kubisikkan kepadamu ... Sebelum hujan, dengarkanlah ...! Tentang beberapa kalimat yang telah diwahyukan Rabbmu melalui Nabimu ... Aku tahu, engkau selalu mendengar kalimat-kalimat ini melalui lisan-lisan mulia para qari’ yang setia menyapamu ... Tapi, ijinkanlah aku menyampaik an ini kepadamu, sebagai sebuah hadiah dari seorang sahabat untuk sahabatnya yang lain, walau jauh ... Sebelum hujan ... Akan kulunasi hutangku kepadamu, semoga dapat menjadi penghiburmu di kala sendiri ... Inilah beberapa kalimat yang hendaknya engkau hafal dan engkau jadikan teman di setiap keseharianmu yang mungkin sering berhiaskan kesedihan ... Engkau pasti telah terbiasa mendengarnya, beberapa kalimat dari Rabbmu, (yaitu) ketika Allah berfirman ... **** [QS. Al Baqarah : 155] (وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ اْلأَمْوَالِ وَاْلأَنفُسِ وَا

Kisah Pagi... (Sebelum Part. I)

Tentang Sebuah Kisah Sepulang dari masjid pagi ini disambut senyuman istri dengan sepotong roti yang tinggal separuh, rupanya istriku semalam menahan lapar. Iya, semalam dia tak makan... Aku temani dia, sekedar duduk di sampingnya, melihat lahapnya dengan gigitan-gigitan riang pada rotinya itu, bercerita kesana kemari sekedar hangatkan pagi yang sebenarnya amatlah dingin. Ternyata, sampailah aku pada sebuah kisah men akjubkan yang terjadi 5 bulan yang lalu yang pernah aku sampaikan pula di sini. Agar tak penasaran tentang cerita tersebut, tak ada salahnya aku copaskan dari catatanku yang masih tersimpan di akun ini. Ini dia kisah tersebut: [ https://www.facebook.com/ photo.php?fbid=542924822400848& l=74d1301424 ] ------- Bukan hendak menulis cerita seperti teman-teman yang pandai merangkai huruf menjadi sebuah kisah yang menggugah dan menggairahkan. Hanya, ada sedikit yang ingin aku bagi dan sampaikan kepada khalayak, semoga dapat menjadi sebuah pelajaran dan pemupuk semangat ya

Kisah Pagi.. (Part. II)

Kampungku Tak Seindah Dulu... Menyusuri jalan pinggiran sungai yang bukan lagi sekedar rusak, membuat anakku diam seribu bahasa. Biasanya dia girang bukan kepalang, suara lucunya tak henti-henti menirukan motor yang sedang ngebut, ketika aku ajak sekedar naik motor bututku ini. Membuatku sedikit mengeluh kepada ibuku, “Jalannya kog seperti ini tho, Bu?” Beliau menjawa b, “Iya, memang tak terawat dan jalan sebelah sana sebentar lagi akan diaspal,” tukas beliau sambil menyebut salah satu partai besar di negeri ini. Aku tak kan mengatakan, kalau partai itu PDI Perjuangan, tidak, tidak, karena aku tak sedang berkampanye. Jangan kan berkampanye, politik pun aku tak suka. Rumahku telah pun terlihat, melewati depan masjid baru di kampungku membuat rekaman kusamku kembali berputar. Dulu, dulu sekali, masjid di kampung ini hanya satu, Masjid Al Amin. Bahkan, inilah masjid pertama dan satu-satunya yang ada di desaku. Tapi sekitar tahun 1994 di ujung timur kampungku dibangun lagi sebuah masj

Kisah Pagi.. (Part. I)

Judulnya, Aku Tak Tahu.. Sepagi ini, dua petak sawah telah pula ku lalui. Apakah aku sedang mencoba karakter baru menjadi petani? Ah, bukan, bahkan aku tak mempunyai sedikit pun kemampuan untuk itu, Kawan. Lalu? Hanya sekedar mengantar ibuku menengok kedua petak sawahnya itu, karena memang aku dari keluarga besar petani kecil di kampung ini. Walau, keterampilan bertani itu tak pernah mau singga h dan menurun padaku, anaknya. Musim panen nyaris tiba. Mungkin 3 pekan, atau sebulan lagi. Namun, mimik memelas nan murung tetap menghiasi wajah cemas ibuku pagi ini. “Musim panen segera tiba, tapi mengapa engkau tetap murung seperti itu, wahai Bundaku?” tanyaku pada ibuku dengan logat Jawa yang dihalus-haluskan, walaupun tetap sedikit kasar jadinya. Beliau pun berkisah, “Lihatlah, sebagian padi menguning kering sebelum waktunya! Pertanda, sawah kita juga kemungkinan gagal panen kelak!” Iya, ternyata ada hama baru yang melanda persawahan di kampungku ini. Hama ini dikenal dengan ‘Hama Potong

Anak-anak Istimewa... (Bag. 1)

Beberapa hari ini ramai status tentang buah hati hebat, banyak prestasi dan segunung keunggulan lainnya, karena memang bibit dari awalnya sudah unggul, mungkin. Maka, ijinkan saya sedikit bercerita, tentang keberadaan mutiara terpendam lainnya, di sini, di Madrasah kami. Tiga santri, kakak beradik, berturut-turut: Ammatullah Shofiyah (Kelas 5), Abdurrahman (kelas 4) dan Umar (Kelas 2). Semuanya  masih belajar di tingkat Sekolah Dasar, atau Sd, bukan SMP, apalagi SMA. Tidak ada yang istimewa dari mereka, jika kita hanya bertemu sekilas dan sepintas. Lahir dari orang tua biasa (bukan dari yang berpendidikan tinggi), tinggal di kampung biasa (bukan perumahan elit) dan ... biasa, biasa yang lainnya. Tapi, tahukah engkau kawan? Mereka semua istimewa! Iya istimewa, bahkan sangat super istimewa... Simaklah letak istimewa mereka berikut: Amatullah Shofiyah, anak ini telah hafal Al Qur-an 30 juz, hadits-hadits Arba'in, hadits-hadits dalam Bahjatu Qulubil Abrar, bahkan hadits-hadits dal