Macam-macam Majas
A.
Majas Perbandingan
Majas
Perbandingan merupakan majas yang digunakan
untuk mengungkapkan sesuatu dengan membandingkannya dengan sesuatu yang lain.
1.
Majas
Personifikasi
Yaitu, majas yang digunakan untuk
memperjelas maksud dengan menjadikan benda-benda yang digambarkan dapat berlaku
seperti manusia.
Contoh:
·
Nyiur melambai-lambai.
·
Matahari keluar dari peraduannya.
2.
Majas
Asosiasi
Yaitu, majas yang membandingkan
suatu dengan keadaan lain yang sesuai dengan keadaan yang dilukiskannya
(memiliki persamaan sifat).
Majas ini ditandai oleh penggunaan
kata bagai, bagaikan, seumpama, seperti dan laksana.
Contoh:
·
Matanya indah, laksana mutiara, tak
kuasa aku menatapnya.
·
Wajahnya bersinar bagai purnama,
tersimpan indah di balik cadarnya.
3.
Majas
Metafora
Adalah majas yang mengungkapkan
ungkapan secara langsung berupa perbandingan analogis sebagai lukisan yang
berdasarkan persamaan, atau perbandingan.
Contoh:
·
Kapan saudara berjumpa dengan lintah
darat itu?
·
Aku sungguh takjub melihat
kecantikan bunga kampus itu.
4.
Majas
Antropomorfisme
Metafora yang menggunakan kata atau bentuk lain
yang berhubungan dengan manusia untuk hal yang bukan manusia.
5.
Majas
Sinestesia
Yang berupa suatu ungkapan rasa dari suatu
indra yang dicurahkan lewat ungkapan rasa indra lainnya.
6.
Majas
Metonimia
Yaitu, majas untuk mengemukakan
sesuatu dengan menggantikan dengan sifat, atau nama, atau sesuatu yang
merupakan ciri khas dari benda-benda tersebut.
Contoh:
·
Aku pergi ke Sumbawa naik Garuda.
7.
Majas
Eufemisme
Yaitu, majas untuk mengemukakan
pikiran, atau perasaan dengan menggunakan kata-kata dengan arti yang baik
dengan maksud agar tidak menyinggung perasaan orang.
Eufemisme dapat pula berupa
ungkapan-ungkapan penghalus untuk menggantikan kata-kata yang dirasakan
kurang sopan.
Contoh:
·
Sejak ditolak pinangannya, ia
menjadi agak kurang waras.
·
Kemampuan Andi dalam memahami
pelajaran agak lamban.
8.
Majas
Disfemisme
Pengungkapan pernyataan tabu, atau yang dirasa
kurang pantas sebagaimana adanya.
9.
Majas
Fabel
Menyatakan perilaku binatang
sebagai manusia yang dapat berpikir dan bertutur kata.
Contoh:
·
Perilakunya seperti ular yang
menggeliat.
10.
Majas Parabel
Ungkapan pelajaran, atau nilai, tetapi
dikiaskan, atau disamarkan dalam cerita.
11.
Majas Perifrasa
Ungkapan yang panjang sebagai pengganti
ungkapan yang lebih pendek.
12.
Majas
Eponim
Menjadikan nama orang sebagai
tempat atau pranata.
Contoh:
Kita bermain ke rumah Dona.
13.
Majas
Sinekdokhe
Adalah majas yang menyebutkan
bagian untuk menggantikan benda secara keseluruhan, atau sebaliknya.
Majas sinekdokhe terdiri atas dua
bentuk, yaitu:
a.
Pars Pro Toto
Yaitu, menyebutkan sebagian untuk
keseluruhan.
Contoh:
·
Hingga detik ini ia belum kelihatan
batang hidungnya.
b.
Totem Pro Parte
Yaitu, menyebutkan keseluruhan
untuk sebagian.
Contoh:
·
Dalam pertandingan final bulu
tangkis Rt. 03 melawan Rt. 07.
14.
Alegori
Adalah majas yang menyatakan
dengan cara lain, melalui kiasan, atau penggambaran. Majas perbandingan
yang bertautan satu dan yang lainnya dalam kesatuan yang utuh.
Contoh:
·
Suami sebagai nahkoda, istri
sebagai juru mudi.
Alegori biasanya berbentuk cerita
yang penuh dengan simbol-simbol bermuatan moral.
Contoh:
·
Perjalanan hidup manusia seperti sungai yang mengalir menyusuri
tebing-tebing, yang kadang-kadang
sulit ditebak kedalamannya, yang rela menerima segala sampah, dan yang pada
akhirnya berhenti ketika bertemu dengan laut.
15.
Majas
Simile
Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit
yang dinyatakan dengan kata depan dan penghubung, seperti: layaknya, bagaikan,
umpama, ibarat, bak, bagai.
Membandingkan suatu dengan keadaan
lain yang sesuai dengan keadaan yang dilukiskannya.
Contoh:
·
Kau umpama kembang nan mekar, aku
bagai kumbangnya.
·
Bagaikan Qais dan Laila yang
dimabuk cinta berkorban apa saja.
16.
Simbolik
Adalah majas yang melukiskan
sesuatu dengan mempergunakan benda, binatang, atau tumbuhan sebagai simbol,
atau lambang.
Contoh:
·
Ia terkenal sebagai buaya
darat.
·
Hatiku berdebar kencang, saat Si
Merah berjalan ke arahku.
B. Majas Pertentangan
Majas
Pertentangan adalah kata-kata berkias yang
menyatakan pertentangan dengan yang dimaksudkan sebenarnya oleh Pembicara, atau
Penulis dengan maksud untuk memperhebat, atau meningkatkan kesan dan
pengaruhnya kepada Pembaca, atau Pendengar.
Jenis-jenis Majas Pertentangan
dibedakan menjadi berikut:
1.
Antitesis
Adalah majas yang mempergunakan
pasangan kata yang berlawanan artinya.
Contoh:
·
Tua muda, besar kecil, ikut
meramaikan festival itu.
·
Miskin kaya, cantik buruk sama saja
di mata Tuhan.
2.
Paradoks
Adalah majas yang mengandung
pertentangan antara pernyataan dan fakta yang ada.
Contoh:
·
Aku merasa sendirian di tengah Kota
Jakarta yang ramai ini.
·
Hatiku merintih di tengah hingar
bingar pesta yang sedang berlangsung ini.
3.
Hiperbola
Majas Hiperbola adalah majas yang
berupa pernyataan berlebihan dari kenyataannya dengan maksud memberikan kesan
mendalam, atau meminta perhatian.
Contoh:
·
Suaranya menggelegar membelah
angkasa.
·
Tatapan matanya membuatku gila.
·
Tubuhnya tinggal kulit pembalut
tulang.
4.
Litotes
Adalah majas yang menyatakan
sesuatu dengan cara yang berlawanan dari kenyataannya dengan mengecilkan, atau
menguranginya. Tujuannya untuk merendahkan diri.
Contoh:
·
Makanlah seadanya, hanya ada nasi
dan air putih saja!
·
Mengapa kamu bertanya pada orang
yang bodoh seperti saya ini?
5.
Majas
Oksimoron
Adalah gaya bahasa yang mengandung
pertentangan dengan mempergunakan kata-kata yang berlawanan dalam frasa yang
sama.
Contoh:
·
Keramah-tamahan yang bengis
6.
Majas
Anakronisme
Adalah gaya bahasa yang menunjukkan
adanya ketidaksesuaian uraian dalam karya sastra dalam sejarah, sedangkan
sesuatu yang disebutkan belum ada saat itu.
Contoh:
·
Dalam tulisan Cesar, Shakespeare
menuliskan jam berbunyi tiga kali. (saat itu jam belum ada)
7.
Majas Reptisi
Adalah perulangan bunyi, suku kata, kata, atau
bagian kalimat yang dianggap penting untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks
yang sesuai.
8.
Majas
Kontradiksi interminus
Pernyataan yang bersifat menyangkal
yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya.
Contoh:
·
Andi mengundang semua temannya, kecuali
Dono.
C. Majas Sindiran
Ialah kata-kata berkias yang
menyatakan sindiran untuk meningkatkan kesan dan pengaruhnya terhadap
Pendengar, atau Pembaca. Majas sindirian dibagi menjadi:
1.
Ironi
Adalah
majas yang menyatakan hal yang bertentangan dengan maksud menyindir.
Contoh:
·
Ini baru siswa teladan, tidak
pernah mengerjakan tugas.
·
Bagus sekali tulisanmu, sampai
tidak dapat dibaca.
2.
Sinisme
Adalah
majas yang menyatakan sindiran secara langsung.
Contoh:
·
Perkataanmu tadi sangat
menyebalkan, tidak pantas diucapkan oleh orang terpelajar sepertimu.
·
Lama-lama aku bisa jadi gila
melihat tingkah lakumu itu.
3.
Sarkasme
Adalah
majas sindiran yang paling kasar. Majas ini biasanya diucapkan oleh orang yang
sedang marah.
Contoh:
·
Mau muntah aku melihat wajahmu,
pergi kamu!
·
Dasar kerbau dungu, kerja begini
saja tidak becus!
4.
Majas
Satire
Adalah
ungkapan yang menggunakan sarkasme, ironi, atau parodi, untuk mengecam, atau
menertawakan gagasan, kebiasaan, dll. Ungkapan yang menertawakan, atau menolak
sesuatu.
Contoh:
·
Ya, Ampun! Soal mudah seperti ini,
kau tak bisa mengerjakannya!
5.
Majas
Innuendo
Adalah
gaya bahasa sindiran dengan mengecilkan kenyataan yang sebenarnya.
Contoh:
·
Ia menjadi kaya raya karena
mengadakan komersialisasi jabatannya.
D. Majas Penegasan
Majas Penegasan ialah kata-kata berkias yang
menyatakan penegasan untuk meningkatkan kesan dan pengaruhnya terhadap Pendengar,
atau Pembaca. Majas penegasan dibagi atas:
1.
Pleonasme
Adalah majas yang menggunakan
kata-kata secara berlebihan dengan maksud menegaskan arti suatu kata.
Contoh:
·
Semua siswa yang di atas agar
segera turun ke bawah.
·
Mereka mendongak ke atas
menyaksikan pertunjukan pesawat tempur.
·
Bagi yang telah dipanggil namanya,
silakan maju ke depan.
2.
Repetisi
Adalah majas perulangan kata-kata sebagai
penegasan.
Contoh:
·
Dialah yang kutunggu, dialah yang
kunanti, dialah yang kuharap, dialah yang berbaju merah jambu.
·
Marilah kita sambut pahlawan kita,
marilah kita sambut idola kita, marilah kita sambut putra bangsa.
3.
Paralelisme
Adalah majas perulangan yang
biasanya ada di dalam puisi.
Contoh:
·
Cinta adalah pengertian.
Cinta adalah kesetiaan.
Cinta adalah rela berkorban.
Dari dahulu, beginilah cinta..
4.
Tautologi
Adalah majas penegasan dengan
mengulang beberapa kali sebuah kata dalam sebuah kalimat dengan maksud
menegaskan. Kadang pengulangan itu menggunakan kata bersinonim.
Contoh:
·
Bukan, bukan, bukan itu maksudku.
Aku hanya inginkan dirimu.
·
Seharusnya, sebagai sahabat kita
hidup rukun, akur dan bersaudara.
5.
Klimaks
Adalah majas yang menyatakan
beberapa hal berturut-turut dan semakin lama, semakin meningkat.
Contoh:
·
Sejak Pemerintah mengumumkan
kenaikan harga BBM, semua orang dari anak-anak, remaja, hingga orang tua ikut
antri di Pom Bensin.
·
Ketua Rt, Rw, Kepala Desa, Gubernur,
bahkan Presiden sekalipun tak berhak mencampuri urusan pribadi seseorang.
6.
Antiklimaks
Adalah majas yang menyatakan
beberapa hal berturut turut yang semakin lama, semakin menurun.
Contoh:
·
Kepala Sekolah, guru dan siswa juga
hadir dalam acara syukuran itu.
·
Di kota, di desa, hingga pelosok
kampung, semua orang merayakan HUT RI ke -62.
7.
Retorik
Adalah majas yang berupa kalimat
tanya, namun tak memerlukan jawaban. Tujuannya memberikan penegasan, sindiran,
atau menggugah.
Contoh:
·
Kata siapa cita-cita bisa didapat cukup
dengan sekolah formal saja?
·
Apakah dia, orang yang selama ini
kamu bangga-banggakan?
8.
Majas
Koreksio
Adalah gaya bahasa yang mula-mula
menegaskan sesuatu, tetapi kemudian memperbaikinya.
Contoh:
·
Silakan pulang saudara-saudara! Eh
maaf, silakan makan!
9.
Majas
Asindeton
Adalah gaya bahasa yang menyebutkan
secara berturut-turut tanpa menggunakan kata penghubung agar perhatian pembaca
beralih pada hal yang disebutkan.
Contoh:
·
Dan kesesakan, kesedihan,
kesakitan, seribu derita detik-detik penghabisan orang melepaskan nyawa.
·
Kini diriku hidup tanpa
dirimu, sunyi, sepi bergayut di dada.
10. Polisindenton
Pengungkapan suatu kalimat atau wacana,
dihubungkan dengan kata penghubung.
11. Majas Interupsi
Adalah gaya bahasa yang menggunakan
kata-kata, atau bagian kalimat yang disisipkan di dalam kalimat pokok untuk
lebih menjelaskan sesuatu dalam kalimat.
Contoh:
·
Tiba-tiba ia, kekasih orang itu,
disebut oleh perempuan lain.
12. Majas Eksklmasio
Adalah gaya bahasa yang menggunakan
kata-kata seru, atau tiruan bunyi.
Contoh:
·
Wah, biar ku peluk, dengan tangan
menggigil.
13. Majas Enumerasio
Adalah beberapa peristiwa yang
membentuk satu kesatuan, dilukiskan satu persatu agar tiap peristiwa dalam
keseluruhannya tanpak dengan jelas.
Contoh:
·
Laut tenang. Di atas permadani biru
itu tanpak satu-satunya perahu nelayan meluncur perlahan-lahan. Angin berhempus
sepoi-sepoi. Bulan bersinar dengan terangnya. Di sana-sini bintang-bintang
gemerlapan. Semuanya berpadu membentuk suatu lukisan yang haromonis. Itulah
keindahan sejati.
14. Majas Silepsis dan Zeugma
Adalah gaya dimana orang
mempergunakan dua konstruksi rapatan dengan menghubungkan sebuah kata dengan
dua kata yang lain, sebenarnya hanya salah satunya yang mempunyai
hubungan dengan kata pertama.
Contoh:
·
Ia menundukkan kepala dan badannya
untuk memberi hormat kepada kami.
15. Majas Apofasis atau Preterisio
Adalah gaya bahasa dimana Penulis,
atau Pengarang menegaskan sesuatu, tetapi tampaknya menyangkal.
Contoh:
·
Saya tidak mau mengungkapkan dalam
forum ini, bahwa saudara telah menggelapkan ratusan juta rupiah uang negara.
16. Majas Aliterasi
Adalah gaya bahasa berupa
perulangan bunyi vokal yang sama.
Contoh:
·
Keras-keras kena air lembut juga.
17. Majas Paralelisme
Adalah gaya bahasa penegasan yang
berupa pengulangan kata pada baris atau kalimat.
Contoh:
·
Jika kamu yeng meminta, jika kamu
yang mengundang, aku akan datang.
18. Majas Antanaklasis
Adalah yang mengandung ulangan kata
yang sama dengan makna yang berbeda.
Contoh:
·
Ibu membawa buah tangan, yaitu buah
apel merah.
19. Majas Anastrof atau Inversi
Adalah gaya bahasa yang dalam
pengungkapannya predikat kalimat mendahului subjeknya, karena lebih diutamakan.
Contoh:
Pergilah ia meninggalkan kami,
keheranan kami melihat kepergiannya.
20. Majas Retoris
Adalah pernyataan yang dipergunakan
dalam pidato, atau tulisan dengan tujuan untuk mencapai efek yang lebih
mendalam dan penekanan yang wajar dan sama sekali tidak menghendaki adanya
suatu jawaban.
Contoh:
·
Siapakah yang tidak ingin hidup?
21. Majas Elipsis
Adalah gaya bahasa yang berwujud
menghilangkan suatu unsur kalimat yang dengan mudah dapat diisi atau
ditafsirkan sendiri oleh pembaca.
Contoh:
·
Kami ke Sumbawa besok. (penghilangan
predikat pergi)
22. Majas
Alonim
Penggunaan varian dari nama untuk menegaskan.
23. Majas
Kolokasi
Asosiasi tetap antara suatu kata dengan kata
lain yang berdampingan dalam kalimat.
24. Majas
Pararima
Pengulangan konsonan awal dan akhir dalam kata
atau bagian kata yang berlainan.
25. Majas
Preterito
Ungkapan penegasan dengan cara menyembunyikan
maksud yang sebenarnya.
26. Majas
Sigmatisme
Pengulangan bunyi “s” untuk efek
tertentu.
Comments
Post a Comment