Jangan Terkecoh ...


"Selamat Ta**n B*au I**lek dan Memperingati Hari V**entine, marilah teman-teman kumpul di rumah saya(D**y) dan membawa coklat seharga 5.000,- pada Hari Sabtu tanggal 16-2-2013, jam 10.30 wib untuk membahas masalah Registrasi dan info tambahan untuk SPP 1.***.000,- + **.000 kas + ***.000 Atpem, terima kasih"


-------

Begitulah kira-kira SMS yang masuk ke HP istri saya kemarin sore
14 Februari 2013 pukul 16:16 ...

Sekilas, tampak tak ada masalah. Tapi, coba baca ulang, sekali lagi saja. Kira-kira, apa hubungannya berkumpul, membahas masalah registrasi, membawa coklat dan ucapan selamat atas dua hari yang sesungguhnya tak boleh seorang muslim mengenalnya.

Tak berlalu lama setelah membaca SMS tersebut, teringat akan sebuah kisah yang dahulu pernah disampaikan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, berikut terjemahnya:

-------

Dari Thariq bin Syihab, (beliau menceritakan), bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda, “Ada seorang lelaki yang masuk Surga gara-gara seekor lalat dan ada pula lelaki lain yang masuk Neraka gara-gara lalat.”

Mereka (para sahabat) bertanya, “Bagaimana hal itu bisa terjadi, wahai Rasulullah?”

Beliau menjawab, “Ada dua orang lelaki yang melewati daerah suatu kaum yang memiliki berhala. Tidak ada seorangpun yang diperbolehkan melewati daerah itu melainkan dia harus berkorban (memberikan sesaji) sesuatu untuk berhala tersebut. Mereka pun mengatakan kepada salah satu di antara dua lelaki itu, 'Berkorbanlah!'
Maka dia menjawab, 'Aku tidak punya apa-apa untuk dikorbankan.' 
Maka mereka mengatakan, 'Berkorbanlah, walaupun hanya dengan seekor lalat.'
Maka dia pun berkorban dengan seekor lalat, sehingga mereka pun memperbolehkan dia untuk lewat dan meneruskan perjalanan. Karena sebab itulah dia masuk Neraka.

Dan mereka juga mengatakan kepada orang yang satunya, 'Berkorbanlah!'
Dia menjawab, 'Tidak pantas bagiku berkorban untuk sesuatu selain Allah ‘Azza wa Jalla.'
Maka mereka pun memenggal lehernya dan karena itulah dia masuk Surga.'."

[HR. Ahmad. Hadist ini sahahih mauquf dari Salman. Diriwayatkan Ahmad dalam Az Zuhud 15, Ibnu Abi Syaibah, Abu Nu’aim dalam Al Hilyah dari jalur Thariq bin Syihab, dari Slaman secara mauquf.- lihat catatan kaki pada Al Qaulul Mufiid I/141]

-------

Sebagai seorang muslim, tak seharusnya kita bermudah-mudahan, sebagaimana kisah di atas. Sungguh, kita tak pernah tahu, amalan mana yang tercatat sebagai maksiata dan dosa, serta amalan mana yang akan dibalasi pahala oleh Allah. Akan tetapi, tentunya kita dapat melihat dari tanda-tandanya.

Semoga Allah ‘Azza wa Jalla senantiasa membimbing kita di atas jalan tauhid dan menjauhkan kita dari dosa-dosa syirik. Wa shalallahu ‘alaa Nabiyyina Muhammadin.

Comments

Popular posts from this blog

Macam-macam Majas

Ringkasan Materi Psikologi Perkembangan

Ilmu di Mata Imam Asy Syafi'i rahimahullah