Pada Akhirnya, Kaupun Akan Menikah…

“Afwan Akh, prosesnya jadi dilanjutkan, atau tidak?”
Begitu kira-kira bunyi SMS dari ‘perantara’-ku dulu, selepas aku ‘melihat’ wajah Si Calon. Walau jujur, sedikit samar dan kurang jelas seberapa cantiknya..
“Lanjutkan saja, insya Allah..” balasku singkat..
“Tapi, dia itu begini dan begitu…” balasnya dengan SMS panjang, kebaikan dan kekurangan Si Calon terpajang tanpa penghalang..
“Tak apa, lanjutkan saja…” aku tak berubah..
“Tapi, orang tuanya belum tentu juga menerima Antum..”
“Iya, tak apa. Selama belum tertolak dan terpentok, kita lanjutkan saja…” jawabku ngeyel.
“Akh, kalo memang serius ingin menikah, saya carikan di Pondok Putri saja gimana? Insya Allah, ‘lebih baik’ (keadaannya -mungkin)…” Si Perantara terus membujuk..
“Afwan, kan saya sudah ‘melihat’ dan saya ‘tetap’ ingin melanjutkan. Perkara nanti begini dan begitu, itu urusan nanti..” aku tak mau kalah..
“Tapi Akh, ….. Tapi…” masih belum rela dia..
Aku tetap pada pendirian..
“Ya sudahlah…” akhirnya dia menyerah kalah..
Dan akhirnya, sekarang, setelah kurang lebih 4 tahun 4 bulan, kami dikaruniai dua orang putera; ganteng, lucu, shalih-shalih, insya Allah..
Memang, sempet tak lancar di awalnya. Banyak ‘gangguan‘, ini itu. Si Perantara yang muter-muter, pihak keluarga yang sebenarnya kurang setuju, ‘para pesaing’ yang ternyata banyak. Bahkan, sempet juga, ada akhwat ‘jadi-jadian’yang bilang-bilang ke calon istri waktu itu, bahwa saya sudah mengkhitbahnya..Weh, ono ono wae, Rek…
Saya sadar, semuanya adalah proses. Mereka hanya ingin melihat kita semua bisa bahagia, sehingga terkadang masukan yang diberikan juga beragam.
“Jangan menikah dengannya, dia begini dan begitu..” itu salah satunya.
“Carilah suami yang mapan, hidupmu masih panjang, ada masa depan…” itu salah yang lainnya..
“Eh, di sana ada yang lebih cantik lagi shalihah, pintar pula…” itu salah siapa lagi coba?
Orang sudah pusing mikirin proses, malah ditambah pusing dengan bisikan-bisikan maut seperti itu. Mereka lupa, bahwa ketika ‘proses’ telah berjalan dan kedua ‘calon’ telah sepakat, maka perjalanan harus tetap dilanjutkan. Adapun resiko, kedua ‘calon’ itu pasti akan mampu menyelesaikan urusannya..
Tak ada yang sempurna sekali, kita manusia biasa yang berlumur dosa. Saya yakin, saya banyak kekurangan. Begitupun dengannya, kala itu. Masalahnya, apakah kami berdua akan menjumlahkan kekurangan-kekurangan yang kami miliki, atau sebaliknya..??
Dan tentu, masing-masing kami telah mengerti, bahwa menikah itu membaikkan. Jadi, tak mungkin akan menjumlahkan kekurangan-kekurangan yang ada. Kami akan memperbaiki ‘keadaan’, semampu kami dan itu yang kami jalani sampai saat ini. Semoga Allah senantiasa menjaga kami semua dalam hidayah-Nya..
Proses panjang menuju pernikahan, terkadang memang rumit. Doa dan ikhtiar yang dilakukan tak berhenti hanya sampai di depan pintu calon istri; engkau harus berani mengetuk pintu rumahnya, menanyakan kepada kedua Ibu Bapaknya, berusaha memenuhi harapannya dan memohon ijin untuk mengambil dari ‘belaian’ kasih sayang dan penjagaannya.
Urusan tak selesai, ketika ‘kedua calon’ dipertemukan. Tidak, tidak sampai di pelaminan saja. Menikah, bukanlah akhir. Jalan panjang setelahnya, masih terjal dan mendaki, makin banyak cobaan yang menghampiri, tantangan, godaan dan segala yang datang silih berganti. Dan kamu, harus tetap kuat untuk tetap setia memeluknya dalam perlindungan dan bimbinganmu; kau harus menjaganya, memperhatikan segala yang terjadi padanya; kau harus mampu memberikan yang terbaik untuknya… Hingga akhirnya Allah memasukkan kita semua ke Surga dengan rahmat-Nya..
Lautan kebahagiaan, terkadang berhias duka dan kesedihan, saat kau menjalani hari-hari bersamanya, itulah cinta.
Engkau akan mengetahui arti rindu yang sesungguhnya, bukan rindu palsu pada jutaan ‘ratu’ yang bukan milikmu..
Engkau akan melihat tatapan sayang nan lembut dan redup di matanya, itu nyata, tak pura-pura..
Terkadang dia menangis, bersedih, marah dan gelisah, itu semua anugerah yang tak kau miliki ketika kau masih sendiri. Mana mungkin, saat itu ada yang menangis dan gelisah untukmu?
Kawan, cintamu tak akan pernah kau miliki, jika kau masih berdiam diri, mematung sepi, bersama keadaan dan kegelisahan yang mengiris hati..
Sempurnakan ikhtiarmu sampai depan pintu rumahnya, bertemu keluarganya dan kau diijinkan membawanya..
Sehingga pada akhirnya, kaupun akan menikah…
| Sukoharjo, 25 Rabi’ul Awwal 1436 H | 16 Januari 2015 M
‪#‎AbuLaylaSupry‬ | Sebuah kisah agar Akh Hafidz segera menikah.. Hehehe… | Mas Fajri, sudah mulai tersenyum ni ye… | Mas Candra, tak tunggu 25 Kg, ben trio 75 kilo mbi Mas Agga wis…
| *) insya Allah.. | Setiap orang punya proses sendiri-sendiri, tak harus sama dan tak musti serupa. Ada yang mudah, ada yang rumit, tapi.. kau harus tetap yakin, dia menunggumu di sebalik pintu…

Comments

Popular posts from this blog

Macam-macam Majas

Ringkasan Materi Psikologi Perkembangan

Ilmu di Mata Imam Asy Syafi'i rahimahullah