Metodologi Pembelajaran PAI
1.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian
pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar
Isi dan dijabarkan dalam silabus.
RPP merupakan persiapan yang harus dilakukan guru sebelum mengajar.
Yaitu, persiapan tertulis maupun
persiapan mental, situasi emosional yang ingin dibangun, lingkungan belajar
yang produktif, termasuk meyakinkan pembelajar untuk mau terlibat secara penuh.
Tujuan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
a.
Mempermudah, memperlancar dan meningkatkan hasil proses belajar mengajar;
b.
Dengan menyusun rencana pembelajaran secara profesional, sistematis dan
berdaya guna, maka guru akan mampu melihat, mengamati, menganalisis dan memprediksi
program pembelajaran sebagai kerangka kerja yang logis dan terencana.
Fungsi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Adalah sebagai acuan bagi guru untuk melaksanakan
kegiatan belajar mengajar (kegiatan pembelajaran) agar lebih terarah dan
berjalan secara efektif dan efisien.
Dengan kata lain: berperan sebagai scenario proses
pembelajaran.
Oleh karena itu, rencana pelaksanaan pembelajaran
hendaknya bersifat luwes (fleksibel) dan member kemungkinan bagi guru untuk
menyesuaikan dengan respon siswa dalam proses pembelajaran yang sesungguhnya.
Unsur-unsur Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
a. Mengacu pada
kompetensi dan kemampuan dasar yang harus dikuasai siswa, serta materi dan
submateri pembelajaran, pengalaman belajar yang telah dikembangkan didalam
silabus;
b. Menggunakan
berbagai pendekatan yang sesuai dengan materi yang memberikan kecakapan hidup (
life skill ) sesuai dengan permasalahan dan lingkungan sehari-hari;
c. Menggunakan
metode dan media yang sesuai, yang mendekatkan siswa dengan pengalaman
langsung;
d. Penilaian
dengan system pengujian menyeluruh dan berkelanjutan didasarkan pada system
pengujian yang dikembangkan selaras dengan pengembangan silabus.
Komponen-komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) - Menurut Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007
a.
Identitas Mata Pelajaran
Meliputi:
satuan pendidikan, kelas, semester, program/program keahlian, mata pelajaran,
atau tema pelajaran, jumlah pertemuan.
b.
Standar Kompetensi
Merupakan
kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas
dan/ atau semester pada suatu mata pelajaran.
c.
Kompetensi Dasar
Adalah sejumlah
kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu
sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran.
d.
Indikator Pencapaian Kompetensi
Adalah perilaku
yang dapat diukur dan/ atau diobservasi untuk menunjukan ketercapaian
kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran.
Indikator pencapaian
kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat
diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
e.
Tujuan Pembelajaran
Menggambarkan
proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai
dengan kompetensi dasar.
f.
Materi Ajar
Memuat fakta,
konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk
butir-butir sesuai dengan rumusan indicator pencapaian kompetensi.
g.
Alokasi waktu
Alokasi waktu
ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar.
h.
Metode pembelajaran
Digunakan oleh
guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar pembelajaran
agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indicator yang
telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan
kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indicator dan kompetensi
yang hendak dicapai pada setiap indicator dan kompetensi yang hendak dicapai
pada setiap mata pelajaran.
i.
Kegiatan pembelajaran
·
Pendahuluan
Merupakan
kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk
membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk
berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
Dalam kegiatan
pendahuluan, guru:
(1) Menyiapkan
peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran;
(2) Mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang
akan dipelajari;
(3) Menjelaskan
tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai;
(4) Menyampaikan
cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.
·
Inti
Merupakan
proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik
serta psikologis peserta didik.
Kegiatan ini
dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi
dan konfirmasi.
·
Penutup
Merupakan
kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktifitas pembelajaran yang dapat
dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan
balik dan tindak lanjut.
j.
Penilaian hasil belajar
Prosedur dan
instrument penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indicator
pencapaian kompetensi dan mengacu kepada standar penilaian.
k.
Sumber belajar
Didasarkan pada
standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan
pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.
Prinsip-prinsip Penyusunan RPP (Menurut Permendinas no 41 tahun 2007)
a.
Memperhatikan perbedaan individu peserta didik
RPP disusun
dengan memerhatikan perbedaan jenis kelamin, kemampuan awal, tingkat
intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial,emosi,
gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya,
norma, nilai, dan lingkungan peserta didik.
b.
Mendorong Partisipasi aktif peserta didik.
Proses
pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk mendorong
motivasi, minat, kreatifitas, inisiatif inspirasi, kemandirian, dan semangat
belajar.
c.
Mengembangkan Budaya Membaca dan menulis.
Proses
pembelajaran dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam
bacaan, dan berekspresi dalam bentuk tulisan.
d.
Memberikan Umpan Balik dan Tindak Lanjut.
RPP memuat
rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, remedi.
e.
Keterkaitan dan Keterpaduan.
RPP disusun
dengan memerhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara SK,KD, Materi
Pembelajaran, Kegiatn Pembelajaran, Indikator Pencapaian Kompetensi Penilaian,
dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun dengan
mengakomodasikan pembelajaran tematik, keterpaduan lintas mata pelajaran,
lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.
f.
Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi.
RPP disusun
dengan mempertimbangkan peneraan teknologi informasi dan komunikasi secara
terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.
Langkah-langkah Penyusunan RPP
a.
Identitas mata pelajaran
Tuliskan nama
mata pelajaran, kelas, semester, dan alokasi waktu ( jam pertemuan ).
b.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Tuliskan
standar kompetensi dan kompetensi dasar sesuai dengan Standar Isi.
c.
Indikator
Pengembangan
indikator dilakukan dengan beberapa pertimbangan berikut.
·
Setiap KD dikembangkan menjadi beberapa indicator (lebih dari dua).
·
Indicator menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur dan
diobservasi.
·
Tingkat kata kerja dalam indikator lebih rendah atau setara dengan kata
kerja KD atau SK.
·
Prinsip pengembangan indicator adalah urgensi, Kontinuitas, Relevansi dan
Kontekstual.
·
Keseluruhan indicator dalam satu KD merupakan tanda-tanda, perilaku, dan
lain-lain untuk pencapaian kompetensi yang merupakan kemampuan bersikap,
berfikir dan bertindak secara konsisten.
d.
Materi pembelajaran
Cantumkan
materi pembelajaran dan lengkapi dengan uraiannya yang telah dikembangkan dalam
silabus.
Agar penjabaran
dan penyesuaian kemampuan dasar tidak meluas dan melebar, maka perlu
diperhatikan criteria untuk menyeleksi materi yang perlu diajarkan sebagai
berikut:
·
Sahih (valid)
Materi yang
akan dituangkan dalam pembelajaran benar-benar telah teruji kebenaran dan
kesahihannya.
·
Relevensi
Relevan atau
sinkron antara materi pembelajaran dengan kemampuan dasar yang ingin dicapai.
·
Konsistensi
Ada keajegan
antara materi pembelajaran dengan kemampuan dasar dan standar kompetensi.
·
Adequasi (Kecukupan)
Cakupan materi
pembelajaran yang diberikan cukup lengkap untuk tercapainya kemampuan yang
telah ditentukan.
·
Tingkat Kepentingan
Dalam memilih
materi perlu dipertimbangkan pertanyan berikut : sejauh mana materi tersebut
penting dipelajari? Penting untuk siapa? Di mana dan mengapa penting ?
dengan demikian, materi yang dipilih untuk diajarkan tentunya memang yang
benar-benar diperlukan oleh siswa.
·
Kebermanfaatan
Materi yang
diajarkan benar-benar bermanfaat, baik secara akademis, maupun nonakademis.
·
Layak Dipelajari
Materi tersebut
memungkinkan untuk dipelajari, baik dari aspek tingkat kesulitannya ( tidak
terlalu mudah atau tidak terlalu sulit ) maupun aspek kelayakannya terhadap
pemanfaatna bahan ajar dan kondisi setempat.
·
Menarik Minat
Materi yang
dipilih hendaknya menarik minat dan dapat memotivasi siswa untuk mempelajarinya
lebih lanjut.
e.
Tujuan pembelajaran
Dalam tujuan
pembelajaran dijelaskan apa tujuan dari pembelajaran tersebut. Tujuan
pembelajaran diambil dari indicator.
f.
Strategi atau Skenario Pembelajaran
Strategi atau
scenario pembelajaran adalah strategi atau scenario apa dan bagaimana dalam
menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa secara terarah, aktif, efektif,
bermakna dan menyenangkan. Strategi atau scenario pembelajaran memuat rangkaian
kegiatan yang harus dilakukan oleh guru secara beruntun untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Penentuan urutan langkah pembelajaran sangat penting artinya bagi
materi-materi yang memerlukan prasyarat tertentu.
g.
Sarana dan Sumber Pembelajaran
Sarana
berfungsi memudahkan terjadinya proses pembelajaran.
Sumber belajar adalah
segala sesuatu yang dapat dijadikan sumber dalam proses belajar mengajar.
Sumber belajar yang utama bagi guru adalah sarana cetak, seperti buku, brosur,
majalah, poster, lembar informasi lepas, peta, foto, dan lingkungan sekitar,
baik alam, system ataupun budaya.
Hal-hal yang
harus diperhatikan dalam memilih sarana adalah:
·
Menarik perhatian dan minat siswa;
·
Meletakkan dasar-dasar untuk memahami sesuatu hal secara konkret dan
sekaligus mencegah atau mengurangi verbalisme;
·
Merangsang tumbuhnya pengertian dan usaha pengembangan nilai-nilai;
·
Berguna dan multifungsi;
·
Sederhana, mudah digunakan dan dirawat, dapat dibuat sendiri pleh guru atau
diambil dari lingkungan sekitar.
Dasar
pertimbangan untuk memilih dan menetapkan media pelajaran:
·
Tingkat kematangan berpikir dan usia siswa;
·
Kesesuaian dengan materi pelajaran;
·
Keterampilan guru dalam memanfaatkan media;
·
Mutu teknis dan media yang bersangkutan;
·
Tingkat kesulitan dan konsep pelajaran;
·
Alokasi waktu yang tersedia;
·
Pendekatan atau strategi yang digunakan;
·
Penilaian yang akan diterapkan.
h.
Penilaian dan Tindak Lanjut
Jenis penilaian yang dapat digunakan dalam
system penilaian berbasis kompetensi, antara lain:
·
Kuis
Bentuknya
berupa isian singkat dan menanyakan hal-hal yang bersifat prinsip. Kuis
dilakukan untuk mengungkap kembali penguasaan pembelajaran oleh siswa.
·
Pertanyaan Lisan di Kelas
Yaitu
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru dengan tujuan memperkuat
pemahaman terhadap konsep, prinsip, atau teori.
·
Ulangan Harian
Adalah ujian
yang dilakukan setiap saat, misalnya 1 atau 2 materi pokok selesai diajarkan.
·
Tugas Individu
Yaitu tugas
yang diberikan kapan saja, biasanya untuk memeperkaya materi pembelajaran, atau
untuk persiapan program-program pembelajaran tertentu.
·
Tugas Kelompok
Yaitu tugas
yang dikerjakan secara kelompok (5-7 siswa). Jenis tagihan ini digunakan untuk
menilai kemampuan kerja sama di dalam kelompok.
·
Ujian Sumatif
·
Yaitu ujian yang dilakukan setiap satu standar kompetensi atau beberapa
satuan komptensi dasar.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan
penilaian:
·
Untuk mengukur pencapaian kompetensi peseta didik, yang dilakukan
berdasarkan indikator,
·
Menggunakan acuan criteria,
·
Menggunakan system penilaian berkelanjutan,
·
Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut,
·
Sesuai dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam kegiatan pembelajaran
2.
RKH
Merupakan
penjabaran dari satuankegiatan mingguan (SKM)yang memuat kegiatan-kegiatan
pembelajaran, baik yang dilaksanakan individu, kelompok, maupun klasikal dalam
satu hari.
Dengan
menyusun SKH maka pemberian pembelajaran tidak akan melenceng dari rencana,
jika dianalogikan kita belanja ke pasar maka RKH adalah daftar belanjaan.
Satuan
kegiatan harian (SKH) terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, istirahat dan
kegiatan akhir.
Komponen
SKH model pembelajaran kelompok sebagai berikut :
·
Hari, tanggal, waktu
·
Indikator
·
Kegiatan Pembelajaran
·
Alat/sumber belajar
·
Penilaian perkembangan anak didik.
Langkah-langkah penyusunan SKH:
a.
Memilih dan menata kegiatan ke dalam SKH.
b. Memilih kegiatan yang
dipilih kedalam kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir.
Pada kegiatan inti, kegiatan pembelajaran
dibagi dalam kelompok sesuai program yang direncanakan dan terdapat satu
kelompok yang ditunggui.
c.
Memilih metode yang sesuai dengan kegiatan yang dipilih.
d.
Memilih alat/sumber belajar yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran
yang akan dilakukan.
e.
Memilih dan menyusun alat penilaian yang dapat mengukur ketercapaian
hasil belajar atau indikator.
3.
Silabus
Adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran/tema tertentu
yang mencakup standar kompetensi , kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan
sumber/bahan/alat belajar.
Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan
kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan
indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.
Silabus merupakan seperangkat rencana dan
pengaturan tentang kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas, dan penilaian
hasil belajar.
Isi silabus:
a.
Kompetensi yang akan ditanamkan
kepada peserta didik melalui suatu kegiatan pembelajaran
b.
Kegiatan yang harus dilakukan untuk menanamkan / membentuk kompetensi
tersebut
c.
Upaya yang harus dilakukan untuk mengetahui bahwa kompetensi tersebut sudah
dimiliki peserta didik.
Manfaat Silabus
Sebagai pedoman sumber pokok dalam pengembangan
pembelajaran lebih lanjut, mulai dari pembuatan rencana pembelajaran,
pengelolaan kegiatan pembelajaran, dan pengembangan sistem penilaian.
Prinsip Pengembangan Silabus
a.
Ilmiah
Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus
benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
b.
Relevan
Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan
penyajian materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik,
intelektual, sosial, emosional, dan spritual peserta didik.
c.
Sistematis
Komponen-komponen silabus saling berhubungan
secara fungsional dalam mencapai kompetensi.
d.
Konsisten
Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas)
antara kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber
belajar, dan sistem penilaian.
e.
Memadai
Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar,
sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian
kompetensi dasar.
f.
Aktual dan Kontekstual
Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman
belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu,
teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.
g.
Fleksibel
Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi
keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di
sekolah dan tuntutan masyarakat.
h.
Menyeluruh
Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah
kompetensi (kognitif, afektif, psikomotor).
Unit Waktu
Silabus
a.
Silabus mata pelajaran
disusun berdasarkan seluruh alokasi waktu yang disediakan untuk mata
pelajaran selama penyelenggaraan pendidikan d tingkat satuan pendidikan.
b.
Penyusunan silabus
memperhatikan alokasi waktu yang disediakan per semester, per tahun, dan
alokasi waktu mata pelajaran lain yang sekelompok.
c.
Implementasi pembelajaran per
semester menggunakan penggalan silabus sesuai dengan Standar Kompetensi
dan Kompetensi Dasar untuk mata pelajaran dengan alokasi waktu yang
tersedia pada struktur kurikulum. Khusus untuk SMK/MAK menggunakan
penggalan silabus berdasarkan satuan kompetensi.
Komponen-Komponen
Silabus
a.
Standar Kompetensi Mata
Pelajaran
Adalah batas dan arah kemampuan yang harus dimiliki dan dapat dilakukan oleh
peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran suatu mata pelajaran
tertentu, kemampuan yang dapat dilakukan atau ditampilkan siswa untuk suatu mat
pelajaran, kompetensi dalam mata pelajaran tertentu yang harus dimiliki siswa,
kemampuan yang harus dimiliki oleh lulusan dalam dalam suatu mata pelajaran
tertentu. Standar Kompetensi terdapat dalam Permen Diknas Nomor 22 Tahun 2006
tentang Standar Isi.
b.
Kompetensi Dasar
Adalah kemampuan minimal pada tiap mata pelajaran yang harus dicapai siswa.
Berfungsi untuk mengarahkan guru mengenai target yang harus dicapai dalam
pembelajaran.
Misalnya, mampu menyelesaikan diri dengan
lingkungan dan sebagainya.Kompetensi Dasar terdapat dalam Permen Diknas Nomor
22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.
c.
Hasil Belajar
Adalah kemampuan siswa dalam memenuhi suatu tahapan pencapaian pengalaman
belajar dalam suatu kompetensi dasar.
Fungsi sebagai petunjuk tentang perubahan perilaku yang akan dicapai oleh
siswa sehubungan dengan kegiatan belajar yang dilakukan, sesuai dengan
kompetensi dasar dan materi standar yang dikaji. Hasil belajar bisa berbentuk pengetahuan,
keterampilan,maupun sikap.
d.
Indikator Hasil Belajar
Adalah ciri penanda ketercapain kompetensi dasar.
Fungsi sebagai tanda-tanda yang menunjukkan terjadinya perubahan perilaku
pda diri siswa. Tanda-tanda
ini lebih spesifik dan lebih dapat diamati dalam diri siswa, target kompetensi
dasar tersebut sudah terpenuhi atau tercapai.
e.
Materi Pokok
Adalah pokok-pokok materi yang harus dipelajari siswa sebagai sarana
pencapaian kompetensi dasar dan yang akan dinilai dengan menggunakan instrumen
penilaian yang disusun berdasarkan indikator pencapaian belajar.
Materi pokok dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis, yaitu: fakta, konsep, prisip dan
prosedur.
f.
Kegiatan Pembelajaran
Adalah bentuk atau pola umum kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Strategi pembelajaran meliputi kegiatan
tatap muka dan non tatap muka (pengalaman belajar)
g.
Alokasi Waktu
Adalah waktu yang diperlukan untuk menguasai masing-masing kompetensi dasar.
h.
Adanya Penilaian
Adalah jenis, bentuk, dan instrumen yang digunakan untuk mengetahui atau
mengukur keberhasilan belajar siswa.
i.
Sarana dan Sumber Belajar
Adalah sarana dan sumber belajar yang digunakan dalam proses belajar
mengajar.
4.
Perbedaan RPP dan Silabus
Silabus memuat hal-hal
yang perlu dilakukan siswa untuk menuntaskan suatu kompetensi secara utuh,
artinya di dalam suatu silabus adakalanya beberapa kompetensi yang sejalan akan
disatukan sehingga perkiraan waktunya belum tahu pasti berapa pertemuan yang
akan dilakukan.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran adalah penggalan-penggalan kegiatan yang perlu dilakukan oleh guru untuk
setiap pertemuan. Didalamnya harus terlihat tindakan apa yang perlu dilakukan
oleh guru untuk mencapai ketuntasan kompetensi serta tindakan selanjutnya
setelah pertemuan selesai.
5.
Kurikulum
Aadalah
perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu
lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang
akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan.
Penyusunan
perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang
pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut serta kebutuhan lapangan
kerja.
Kurikulum
ini dimaksudkan untuk dapat mengarahkan pendidikan menuju arah dan tujuan yang
dimaksudkan dalam kegiatan pembelajaran secara menyeluruh.
Komponen
Kurikulum
Salah
satu fungsi kurikulum ialah sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan yang
pada dasarnya kurikulum memiliki komponen pokok dan komponen penunjang yang
saling berkaitan dan berinteraksi satu sama lainnya dalam rangka mencapai
tujuan tersebut.
Komponen
merupakan satu sistem dari berbagai komponen yang saling berkaitan dan tidak
bisa dipisahkan satu sama lainnya, sebab kalau satu komponen saja tidak ada
atau tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Diantara
komponen kurikulum:
·
Komponen tujuan
·
Komponen isi/materi
·
Komponen media (sarana dan prasarana)
·
Komponen strategi
·
Komponen proses belajar mengajar.
Sementara Soemanto (1982) mengemukakan ada 4
komponen kurikulum, yaitu:
·
Objective (tujuan)
·
Knowledges (isi atau materi)
·
School learning experiences (interaksi belajar mengajar di sekolah)
·
Evaluation (penilaian).
Pendapat tersebut diikuti oleh Nasution
(1988), Fuaduddin dan Karya (1992), serta Nana Sudjana (1991: 21).
Walaupun istilah komponen yang dikemukakan
berbeda, namun pada intinya sama yakni:
·
Tujuan
·
Isi dan struktur kurikulum
·
Strategi pelaksanaan PBM (Proses Belajar Mengajar)
·
Evaluasi.
Fungsi Kurikulum
Kurikulum dalam pendidikan memiliki beberapa
fungsi sebagai berikut:
a. Fungsi Kurikulum Dalam Rangka Mencapai Tujuan Pendididkan
Merupakan alat untuk mencapai tujuan pendididkan dalam hal ini, alat
untuk menempa manusia yang diharapkan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Kurikulum
merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan nasional,
·
Kuriulum merupakan program yang harus dilaksanakan oleh guru dan murid
dalam proses belajar mengajar, guna mencapai tujuan-tujuan itu,
·
Kurikulum merupakan pedoman guru dan siswa agar terlaksana proses
belajar mengajar dengan baik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
b. Fungsi Kurikulum Bagi Sekolah
·
Sebagai alat mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan
·
Sebagai pedoman mengatur segala kegiatan sehari-hari di sekolah
tersebut, fungsi ini meliputi:
(1) Jenis program
pendidikan yang harus dilaksanakan
(2) Cara menyelenggarakan
setiap jenis program pendidikan
(3) Orang yang bertanggung jawab
dan melaksanakan program pendidikan.
c. Fungsi Kurikulum Bagi Guru
Guru
tidak hanya berfungsi sebagai pelaksana kurikulum sesuai dengan kurikulum yang
berlaku, tetapi juga sebagai pengembanga kurikulum dalam rangaka pelaksanaan
kurikulum tersebut.
d.
Fungsi Kurikulum
Bagi Kepala Sekolah
Merupakan
barometer atau alat pengukur keberhasilanprogram pendidikan di sekolah yang
dipimpinnya. Kepala sekolah dituntut untuk menguasai dan mengontrol, apakah
kcegiatan proses pendidikan yang dilaksanakan itu berpijak pada kurikulum yang
berlaku
e. Fungsi Kurikulum Bagi Pengawas
Dijadikan
sebagai pedoman, patokan, atau ukuran dan menetapkan bagaimana yang memerlukan
penyempurnaan atau perbaikan dalam usaha pelaksanaan kurikulum dan peningkatan
mutu pendidikan.
f.
Fungsi Kurikulum
Bagi Masyarakat
Masyarakat
bisa mengetahui apakah pengetahuan, sikap, dan nilai serta keterampilan yang
dibutuhkannya relevan atau tidak dengan kuri-kulum suatu sekolah.
g.
Fungsi Kurikulum
Bagi Pemakai Lulusan
Instansi
atau perusahaan yang mempergunakan tenaga kerja yang baik dalamarti kuantitas
dan kualitas agar dapat meningkatkan produktivitas.
Jenis kurikulum di Indonesia
6.
Kurikulum 2013.
Merupakan kurikulum tetap
diterapkan oleh pemerintah untuk menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang telah berlaku selama kurang lebih
6 tahun.
Kurikulum
2013 masuk dalam masa percobaanya di tahun 2013 dengan menjadikan beberapa
sekolah menjadi sekolah percobaan.
Di
tahun 2014, Kurikulum 2013 sudah diterapkan di Kelas I, II, IV, dan V sedangkan
untuk SMP Kelas VII dan VIII dan SMA Kelas X dan XI. Diharapkan, pada tahun
2015 telah diterapkan di seluruh jenjang pendidikan.
Kurikulum
2013 memiliki tiga aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek keterampilan
dan aspek sikap dan perilaku.
Di
dalam Kurikulum 2013, terutama di dalam materi pembelajaran terdapat materi
yang dirampingkan dan materi yang ditambahkan. Materi yang dirampingkan
terlihat ada di materi Bahasa Indonesia, IPS, PPKn, dsb, sedangkan materi yang
ditambahkan adalah materi Matematika.
Materi
pelajaran tersebut (terutama Matematika) disesuaikan dengan materi pembelajaran
standar Internasional sehingga pemerintah berharap dapat menyeimbangkan
pendidikan di dalam negeri dengan pendidikan di luar negeri.
7.
Metode
Metode
(method), secara harfiah berarti cara. Selain itu, metode atau metodik
berasal dari bahasa Yunani, metha (melalui atau melewati) dan hodos
(jalan atau cara).
Jadi
metode bisa berarti jalan atau cara yang harus di lalui untuk
mencapai tujuan tertentu.
Secara umum, metode atau metodik berarti ilmu tentang jalan yang dilalui untuk mengajar kepada anak didik supaya dapat tercapai tujuan belajar dan mengajar.
Secara umum, metode atau metodik berarti ilmu tentang jalan yang dilalui untuk mengajar kepada anak didik supaya dapat tercapai tujuan belajar dan mengajar.
Metode adalah
prosedur atau cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan tertentu.
8.
Metodologi
Metodologi
berasal dari bahasa Yunani “metodos” dan "logos". Kata "metodos"
terdiri dari dua suku kata yaitu “metha” yang berarti melalui atau
melewati dan “hodos” yang berarti jalan atau cara. Metode berarti
suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan.
"Logos"
artinya ilmu.
Metodologi adalah ilmu-ilmu/cara yang digunakan untuk memperoleh kebenaran menggunakan penelusuran dengan tata cara tertentu dalam menemukan kebenaran, tergantung dari realitas yang sedang dikaji.
Metodologi adalah ilmu-ilmu/cara yang digunakan untuk memperoleh kebenaran menggunakan penelusuran dengan tata cara tertentu dalam menemukan kebenaran, tergantung dari realitas yang sedang dikaji.
9.
Pendidikan dan Pengajaran (Menurut UU No. 20 Tahun
2003 Tentang Sisdiknas)
a.
Pendidikan
Adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
b.
Pendidikan Nasional
Pendidikan nasional adalah pendidikan yang
berdasarkan Pancasila dan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan
tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.
c.
Pengajaran
Aktivitas nyata
mengajarkan (transfer knowledge) pengetahuan, teknologi dan ketrampilan
serta meningkat kecerdasan dan pengendalian emosinya sehingga seseorang mampu
survive di dalam kehidupannya.
Pengajaran merupakan proses kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai unsur termasuk kualitas
pengajaran, kecerdasan, bakat dan minat siswa serta pengaruh motivasi,
lingkungan sekolah, rumah dan dorongan orang tua terhadap siswa
10.
Tujuan Pendidikan Nasional
Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan
manusia Indoensia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan
keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri
serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Tujuan
Pendidikan Nasional Menurut UU. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab
11.
Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran
kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan paham
konstruktivis. (Isjoni,2009:14)
Pembelajaran
kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota
kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya,
setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu
untuk memahami materi pelajaran. Pada pembelajaran kooperatif, belajar
dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai
bahan pelajaran.
12.
Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif
a.
Positive interdependence (saling ketergantungan positif)
Bahwa dalam pembelajaran
kooperatif ada dua pertanggungjawaban
kelompok. Pertama, mempelajari bahan yang ditugaskan kepada
kelompok. Kedua, menjamin semua anggota kelompok secara
individual mempelajari bahan yang ditugaskan tersebut.
b.
Personal responsibility (tanggung jawab perseorangan)
Pertanggungjawaban ini
muncul jika dilakukan pengukuran terhadap keberhasilan kelompok. Tujuan
pembelajaran kooperatif adalah membentuk semua anggota kelompok menjadi pribadi
yang kuat. Tanggung jawab perseorangan adalah kunci untuk menjamin semua
anggota yang diperkuat oleh kegiatan belajar bersama.
c.
Face to face promotive interaction (Interaksi promotif)
Unsur ini penting karena dapat
menghasilkan saling ketergantungan positif.
Ciri-ciri interaksi
promotif adalah:
·
Saling
membantu secara efektif dan efesien;
·
Saling
memberi informasi dan sarana yang diperlukan;
·
Memproses
informasi bersama secara lebih efektif dan efesien;
·
Saling
mengingatkan;
·
Saling
membantu dalam merumuskan dan mengembangkan argumentasi serta meningkatkan
kemampuan wawasan terhadap masalah yang dihadapi;
·
Saling
percaya;
·
Saling
memotivasi untuk memperoleh keberhasilan bersama.
d.
Interpersonal skill (komunikasi antar anggota)
Tugas peserta didik harus:
·
Saling
megenal dan mempercayai;
·
Mampu
berkomunikasi secara akurat dan tidak ambisius;
·
Saling
menerima dan mendukung;
·
Mampu
menyelesaikan konflik secara konsttuktif.
e.
Group processing (pemrosesan kelompok)
Tujuan pemrosesan kelompok
adalah meningkatkan efektifitas anggota dalam memberikan konstibusi terhadap
kegiatan kolaboratif untuk mencapai tujuan kelompok.
13.
Active Learning
Adalah suatu proses
pembelajaran untuk memberdayakan peserta didik agar belajar dengan menggunakan
berbagai cara. Strategi secara aktif.
Tujuan
Active Learning
Untuk mengoptimalkan
semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga mereka dapat mencapai
hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka
miliki.
Konsep
Active Learning
Yaitu keterlibatan
fisik, mental, intelektual, maupun emosional dalam kegiatan belajar mengajar ,
perbuatanm serta pengalaman langsung terhadap feedback dalam pembentukan
keterampilan dan penghayatanm serta internalisasi nilai-nilai agama dan sikap.
Prinsip-prinsip
Active Learning
Adalah tingkah laku
mendasar bagi siswa yang selalu nampak dan menggambarkan keterlibatannya dalam
proses belajar mengajar, baik secara mental, intelektual, emosional.
a.
Prinsip
Motivasi
Adalah daya dalam
pribadi seseorang yang mendorong untuk melakukan sesuatu.
Motivasi ada 2, yaitu:
(1) – Dari dalam diri (instrinsik), dan (2) – Dari luar (ekstrinsik).
b.
Prinsip
Latar dan Konteks
c.
Prinsip
Keterarahan pada Titik Pusat (Focus)
d.
Prinsip
Hubungan Sosial (Sosialisasi)
e.
Prinsip
Belajar Sambil Bekerja
f.
Prinsip
Perbedaan Perorangan (Individualisasi)
g.
Prinsip
Menemukan
h.
Prinsip
Pemecahan Masalah
Komponen
Aktive Learning
Karakteristik Active
Learning adalah adanya keaktifan siswa dan guru, sehingga tercipta suasana
belajar yang aktif.
Diantara komponen-komponennya
adalah:
a.
Pengalaman
Pengalaman
akan langsung mengaktifkan lebih banyak indera daripada hanya mendengar saja.
Cara
mendapatkan suatu pengalaman adalah dengan
e pelajari, mengalami dan melakukannya sendiri.
b.
Interaksi
Diskusi, dialog dan
tukar gagasan akan membantu anak mengenal hubungan-hubungan baru tentang
sesuatu dan membantu memiliki pemahaman yang lebih baik.
c.
Komunikasi
Pengungkapan pikiran
dan perasaan, baik secara lisan maupun tulisan, baik gagasan sendiri maupun orang
lain akan memantapkan pemahaman seseorang tentang apa yang sedang dipikirkan
atau dipelajari.
d.
Refleksi
Akan terjadi bila ada
interaksi dan komunikasi.
14.
Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and
Learning, CTL)
Adalah sebuah sistem
yang mendorong pembelajaran untuk membangun keterkaitan, independensi,
relasi-relasi penuh makna antara apa yang dipelajari dengan realitas,
lingkungan personal, sosial, kultural yang terjadi sekarang ini. (Moh. Imam
Farisi, 2005)
Pembelajaran
Kontekstual adalah konsep belajar saat guru menghadirkan dunia nyata ke dalam
kelas dan mendorong siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Komponen
Pembelajaran Kontekstual
a.
Membuat
keterkaitan yang bermakna;
b.
Melakukan
pekerjaan yang berarti;
c.
Melakukan
pembelajaran yang diatur sendiri;
d.
Melakukan
kerja sama;
e.
Berpikir
kritis dan kreatif;
f.
Membantu
individu untuk tumbuh dan berkembang;
g.
Mencapai
standar tertinggi;
h.
Menggunakan
penilaian autentik.
Kelebihan Pembelajaran Kontekstual (Contextual
Teaching and Learning, CTL)
a.
Pembelajaran
menjadi lebih riil (nyata);
b.
Pembelajaran
menjadi lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep kepada siswa.
Kelemahan Pembelajaran Kontekstual (Contextual
Teaching and Learning, CTL)
a.
Guru
dituntun lebih intensif dalam membimbing,
b.
Guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan/ menerapkan sendiri ide-ide,
sehingga butuh perhatian yang ekstra.
15.
Quantum Teaching
Adalah pengubahan
belajar yang meriah dengan segala nuansanya.
Asas Quantum
Teaching
“Bawalah
dunia mereka ke dunia kita dan antarkan dunia kita ke dunia mereka.”
Prinsip
Quantum Teaching
a.
Segala
berbicara,
b.
Segala
bertujuan,
c.
Pengalaman
sebelum pemberian nama,
d.
Akui
setiap usaha,
e.
Jika
layak dipelajari, maka layak pula untuk dirayakan.
16.
Multiple Intellegences
Kecerdasan menurut Howard
Gardner: Kemampuan untuk menangkap situasi baru, serta kemampuan untuk
belajar dari pengalaman masa lalu seseorang.
9
Kecerdasan
a.
Linguistic
Verbal
Kemampuan untuk
menyusun pikirannya dengan jelas dan mengungkapkan pikirannya dalam kata-kata,
seperti bicara, menulis dan membaca. Cakap berbahasa, menceriterakan kisah,
berdebat, berdiskusi, dsb.
b.
Logika
Matematika
Kemampuan seseorang
untuk berinteraksi dengan angka dan bilangan, berpikir logis dan ilmiah, adanya
konsistensi dalam pemikiran.
c.
Spasial
Visual
Kemampuan seseorang
untuk melihat secara rinci gambaran visual yang terdapat di sekitarnya. Seprti
seniman, penyuka coretan dan lukisan, dsb.
d.
Rirmik
Musik
Kemampuan seseorang
untuk menyimpan nada dalam benaknya, mengingat irama dan secara emosional
terpengaruh oleh musik.
e.
Kinestetik
Kemampuan seseorang
untuk membangun hubungan yang penting antara pikiran dengan tubuh, yang
memungkinkan tubuh memanipulasi obyek atau menciptakan gerakan.
f.
Interpersonal
Kemampuan seseorang
untuk berinteraksi dengan orang lain.
Ciri-ciri:
·
Berinteraksi
baik dengan orang lain,
·
Pandai
menjalin hubungan sosial,
·
Mampu
merasakan perasaan, pikiran, tingkah laku dan harapan orang lain,
·
Mampu
memahami orang lain,
·
Mampu
berkomunikasi secara efektif,
·
Mampu
berempati dan mengerti orang lain,
·
Mau
melihat dari sudut pandang orang lain,
·
Menciptakan
dan mempertahankan sinergi.
g.
Intrapersonal
Kemampuan seseorang
untuk memahami diri sendiri dan bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri.
Ciri-ciri:
·
Mengenal
emosi diri sendiri dan orang lain,
·
Mampu
menyalurkan pikiran dan perasaan,
·
Termotivasi
mengejar tujuan hidup,
·
Mampu
bekerja mandiri, mengembangkan kemampuan belajar yang berkelanjutan,
·
Mengembangkan
konsep diri dengan baik,
·
Tertarik
sebagai konselor, pelatih, filsuf, dsb.
·
Tertarik
pada arti hidup, tujuan hidup dan relevansinya,
·
Mampu
menyelami keruitan hidup manusia.
h.
Naturalisasi
Kemampuan mengenali dan
mengelompokkan serta menggambarkan berbagai macam keistimewaan yang ada di
lingkungannya. Mampu membedakan dan mengenali secara detil flora dan fauna,
hujan, manfaat air, dsb.
i.
Eksistensial
(Kecerdasan Makna)
Kemampuan mencari
hubungan-hubungan antar dunia dengan kebutuhan untuk belajar.
17.
Kognitive
Adalah
ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Segala upaya yang menyangkut
aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif.
Ranah
kognitif memiliki enam jenjang atau aspek, yaitu:
a.
Pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge)
b.
Pemahaman (comprehension)
c.
Penerapan (application)
d.
Analisis (analysis)
e.
Sintesis (syntesis)
f.
Penilaian/penghargaan/evaluasi (evaluation)
Tujuan aspek kognitif berorientasi pada
kemampuan berfikir yang mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana,
yaitu mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang menuntut siswa
untuk menghubungakan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau
prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut.
Aspek kognitif adalah subtaksonomi yang
mengungkapkan tentang kegiatan mental yang sering berawal dari tingkat
pengetahuan sampai ke tingkat yang paling tinggi yaitu evaluasi.
18.
Afektif
Adalah
ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai.
Ranah
afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan
nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan
perubahannya bila seseorang telah memiliki kekuasaan kognitif tingkat tinggi.
Ciri-ciri
hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah
laku.
Ranah
afektif menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima jenjang, yaitu:
a.
Receiving atau attending ( menerima atua memperhatikan)
b.
Responding (menanggapi) mengandung arti “adanya
partisipasi aktif”
c.
Valuing (menilai atau menghargai)
d.
Organization (mengatur atau mengorganisasikan)
e.
Characterization by evalue or calue complex (karakterisasi dengan suatu
nilai atau komplek nilai)
19.
Psikomotorik
Merupakan
ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) tau kemampuan bertindak
setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.
Hasil
belajar psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar
kognitif (memahami sesuatu) dan dan hasil belajar afektif (yang baru tampak
dalam bentuk kecenderungan-kecenderungan berperilaku).
Ranah
psikomotor adalah berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya lari, melompat,
melukis, menari, memukul, dan sebagainya.
Hasil
belajar keterampilan (psikomotor) dapat diukur melalui:
a. Pengamatan
langsung dan penilaian tingkah laku peserta didik selama proses pembelajaran
praktik berlangsung,
b. Sesudah
mengikuti pembelajaran, yaitu dengan jalan memberikan tes kepada peserta didik
untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap,
c. Beberapa
waktu sesudah pembelajaran selesai dan kelak dalam lingkungan kerjanya.
Comments
Post a Comment