Kisi-kisi Ujian Psikologi Agama

1.       Anak Punk

2.       Kematangan Beragama
Kemampuan seseorang untuk mengenali atau memahami nilai agama yang terletak pada nilai-nilai luhurnya serta menjadikan nilai-nilai dalam bersikap dan bertingkah laku merupakan ciri dari kematanan beragama, jadi kematangan beragama terlihat dari kemampuan seseorang untuk memahami, menghayati serta mengaplikasikan nilai-nilai luhur agama yang dianutnya dalam kehidupan sehari-hari. Ia menganut suatu agama karena menurut keyakinannya agama tersebutlah yang terbaik. Karena itu ia berusaha menjadi penganut yang baik, keyakinan itu ditampilkannya dalam sikap dan tingkah laku keagamaan yang mencerminkan ketaatan terhadap agamanya.


3.       Sifat Kematangan
a.       G.W Alport (1962) sebagai ciri-ciri keberagamaan yang matang, yaitu:
·         Differensiasi yang baik
·         Motivasi kehidupan beragama yang dinamis
·         Pelaksanaan ajaran agama yang konsisten dan produktif
·         Pandangan hidup yang komprehensif
·         Pandangan hidup yang integral
·         Semangat pencarian dan pengabdian Tuhan.
b.      Sementara James menggambarkan tanda kematangan beragama sebagai berikut:
·         Perasaan tentang adanya sebuah Ideal Power
·         Tentang kekuasaan persahabatan berkesinambungan dengan kehidupan sendiri dan menyerah kepada kontrol
·         Ada rasa kegembiraan besar dan kebebasan, sebagai kepedulian terhadap kekurangan diri
·         Ada pergeseran  pusat emosional menuju kasih sayang yang penuh cinta dan harmonis

4.       Konversi Agama
a.       Menurut Thouless (1992)
Konversi agama adalah istilah yang pada umumnya diberikan untuk proses yang menjurus kepada penerimaan suatu sikap keagamaan, proses itu bisa terjadi secara berangsur-angsur atau secara tiba-tiba.
b.      Pengertian Konversi Agama Menurut Etimologi
Konversi berasal dari kata latin “conversio” yang berarti tobat, pindah, berubah (agama). Selanjutnya kata tersebut dipakai dalam kata Inggris “conversion” yang mengandung pengertian: berubah dari suatu keadaan, atau dari suatu agama ke agama lain (change from one state, or from one religion, to another).
Berdasarkan arti kata-kata tersebut dapat di simpulkan bahwa konversi agama mengandung pengertian: bertobat, berubah agama, berbalik pendirian (berlawanan arah) terhadap ajaran agama atau masuk ke dalam agama.
c.       Heirich.
Konversi agama adalah merupakan suatu tindakan dimana seseorang atau sekelompok orang masuk atau berpindah kesuatu sistem kepercayaan atau perilaku yang berlawanan dengan kepercayaan sebelumnya. (Ramayulis, 2002)
d.      James
Konversi agama adalah dengan kata kata: “to be converted, to be regenerated, to recive grace, to experience religion, to gain an assurance, are so many phrases which denote to the process, gradual or sudden, by which a self hitherro devide, and consciously wrong inferior and unhappy, becomes unified and consciously right superior and happy, in consequence of its firmer hold upon religious realities”. “berubah, digenerasikan, untuk menerima kesukaan, untuk menjalani pengalaman beragama, untuk mendapatkan kepastian adalah banyaknya ungkapan pada proses baik itu berangsur-angsur atau tiba-tiba, yang di lakukan secara sadar dan terpisah-pisah, kuran bahagia dalam konsekuensi penganutnya yang berlandaskan kenyataan beragama”. (Ramayulis, 2002)
e.      E.Clark Clark (dalam Daradjat, 1979)
Konversi agama sebagai suatu macam pertumbuhan atau perkembangan spiritual yang mengandung perubahan arah yang cukup berarti, dalam sikap terhadap ajaran dan tindak agama.
Konversi agama menunjukan bahwa suatu perubahan emosi yang tiba-tiba kearah mendapat hidayah Allah SWT secara mendadak, telah terjadi, yang mungkin saja sangat mendalam atau dangkal, dan mungkin pula terjadi perubahan tersebut secara berangsur-angsur.
f.        Kesimpulan Pengertian Konversi Agama
Konversi agama ialah: perobahan pandangan seseorang atau sekelompok tentang agama yang dianutnya, atau perpindahan keyakinan dari agama yang dianutnya kepada agama yang lain.

5.       Ciri-ciri seseorang melakukan konversi agama, menurut Ramayulis (2002):
a.       Adanya perubahan arah pandangan dan keyakinan seseorang terhadap agama dan kepercayaan yang dianutnya.
b.      Perubahan yang terjadi di pengaruhi kondisi kejiwaan sehingga perubahan dapat terjadi secara berperoses atau secara mendadak.
c.       Perubahan tersebut bukan hanya berlaku bagi perpindahan kepercayaan dari suatu agama ke agama lain tetapi juga termasuk perubahan pandangan terhadap agama yang di anutnya sendiri.
d.      Selain faktor kejiwaan dan kondisi lingkungan maka perubahan itupun disebabkan faktor petunjuk dari yang maha kuasa.

6.       Jenis Konversi Agama
Menurut Moqsith, jenis-jenis konversi agama di bedakan menjadi dua, yaitu:
a.       Konversi internal, terjadi saat seseorang pindah dari mazhab dan perspektif tertentu ke mazhab dan perspektif lain, tetapi masih dalam lingkungan agama yang sama.
b.      Konversi eksternal, terjadi jika seseorang pindah dari satu agama keagama lain.

7.       Faktor-Faktor Penyebab Konversi Agama
A. Penido
Penido (dalam Ramayulis, 2002), berpendapat bahwa konversi agama mengandung dua unsur:
a.       Unsur dari dalam diri (endogenos origin)
Yaitu proses perubahan yang terjadi dalam diri seseorang atau kelompok. Konversi yang terjadi dalam batin ini membentuk suatu kesadaran untuk mengadakan suatu transformasi disebabkan oleh krisis yang terjadi dan keputusan yang di ambil seseorang berdasarkan pertimbangan pribadi. Proses ini terjadi menurut gejala psikologis yang bereaksi dalam bentuk hancurnya struktur psikologis yang lama dan seiring dengan proses tersebut muncul pula struktur psikologis baru yang dipilih.
b.      Unsur dari luar (exogenous origin)
Yaitu proses perubahan yang berasal dari luar diri atau kelompok sehingga mampu menguasai kesadaran orang atau kelompok yang bersangkutan. Kekuatan yang berasal dari luar ini kemudian menekan pengaruhnya terhadap kesadaran mungkin berupa tekanan batin, sehingga memerlukan penyelesaian oleh yang bersangkutan. Sedangkan berbagai ahli berbeda pendapat dalam menentukan factor yang manjadi pendorong konversi (Motivasi konversi). James dan Heirich (dalam
Ramayulis, 2002), banyak menguraikan faktor yang mendorong terjadinya konversi agama tersebut menurut pendapat dari para ahli yang terlibat dalam berbagai disiplin ilmu, masing-masing mengemukakan pendapat bahwa konversi agama di sebabkan faktor yang cenderung didominasi oleh lapangan ilmu yang mereka tekuni.

8.       Pengertian Psikologi Agama
Cabang ilmu psikologi yang meneliti dan mempelajari tingkah laku manusia dalam hubungan dengan pengaruh keyakinan terhadap agama yang dianutnya serta dalam kaitannya dengan pengaruh usia masing-masing.

9.       Ruang Lingkup Psikologi Agama
a.       Kesadaran Beragama
Kesadaran beragama adalah rasa keagamaan, pengalaman ketuhanan, keimanan, sikap dan tingkah laku keagamaan yang terorganisasi dalam sikap mental dari kepribadian. Karena agama melibatkan seluruh fungsi jiwa raga manusia maka kesadaran beragama pun mencakup aspek-aspek kognitif dan psikomotorik.
Kesadaran baragama merupakan sesuatu yang terasa, dapat diuji melalui introspeksi dan keterdekatan dengan sesuatu yang lebih tinggi dari segalanya, yaitu Tuhan.
b.      Pengalaman Beragama
Pengalaman agama adalah unsur perasaan dalam kesadaran beragama yaitu perasaan yang membawa kepada keyakinan yang dihasilkan oleh tindakan (amaliah) karenanya psikologi agama tidak mencampuri segala bentuk permasalahan yang menyangkut pokok keyakinan suatu agama, termasuk tentang benar salahnya atau masuk akal dan tidaknya keyakinan agama.

10.   Sumber Jiwa Agama
a.       Menurut Teori Monistik
Menurut teori monistik, yang meenjadi sumber kejiwaan agama itu adalah berasal dari satu sumber kejiwaan. Sumber tunggal manakah yang paling dominan sebagai sumber jiwa kjiwaan itu? Terhadap sumber kejiwaan yang dominan itu, dikalangan ahli terjadi perbedaan pendapat:
·         Thomas van Aquiono
Yang menjadi dasar kejiwaan agama ialah: Berfikir. Manusia bertuhan karenamanusia menggunakan kemampuan berfikirnya. Kehidupan beragama merupakan refleksi dari kehidupan berfikir manusia itu sendiri.
·         Frederick Hegel
Agama adalah suatu pengalaman yang sungguh-sungguh benar dan tepat kebenaran abadi.
Berdasarkan konsep itu maka agama semata-mata merupakan hal-hal atau peroalan yang berhubungan dengan pikiran.
·         Frederick Schleimacher
Yang menjadi sumber keagamaan adalah rasa ketergantungan yang mutlak. Dengan adanya rasa ketergantugan yang mutlak itu manusia merasakan dirinya lemah. Kelemahan itu menyebabkan manusia selalu menggantungkan hidupnya dengan suatu kekuasaan yang berada diluar dirinya. Dari rasa ketergantungan itulah timbul konsep tentang Tuhan. Rasa tidak berdaya untuk menghilangkan tentangan alam yang selalu dialaminya, lalu timbullah upacara untuk meminta perlindungan kepada kekuasaan yang diyakini dapat melindungi mereka. Itulah realitas dari upacara keagamaan.
·         Rudolf Otto
Sumber jiwa agama adalah rasa kagum yang berasal dari The Whaly Other (yang sama seklai lain), jika seseorang dipengaruhi oleh rasa kagum terhadap sesuatu yang dianggapnya lain dari yang lain, maka keadaan mental seperti itu oleh Otto disebut “Numinous. Perasaan itulah menurut R. Otto sebagai sumber dari kejiwaan agama manusia.
·         Sigmund Freud
Unsur kejiwaan yang menjadi sumber keiwaan agama adalah lidido sexual (naluri seksual). Berdasarkan lidibo ini timbulah ide tentang Tuhan dan upacara keagamaan, melalui proses:
-          Oedipus Complex
Yaitu mitos Yunani kuno yang menceritakan bahwa karena perasaan cinta kepada ibunya, maka Oedipus membunuh ayahnya. Setelah ayahnya mati timbullah rasa bersalah pada diri sendiri.
-          Father Image (cinta bapak)
Setelah membunuh bapaknya Oedipus dihantui rada bersalah, lalu timbul rasa penyesalan. Perasaan itu menerbitkan ide untuk membuat suatu cara sebagai penebus kesalahan manusia yang mereka lakukan, mereka memuja alasannya karena dari pemujaan itulah menurut Freud sebagai asal dari upacara keagamaan. Jadi agama muncul dari ilusi manusia.
·         William Mc Dougall
Tidak ada insting khusus sebagai “sumber jiwa keagamaan”, tetapi dari 14 insting yang ada pada diri manusia, maka agama timbul dari dorongan insting tersebut secara terintegrasi.

b.      Teori Fakulti / Faculty Theori
Perbuatan manusia yang bersifat keagamaan dipengaruhi oleh 3 fungsi, yaitu:
·         Fungsi Cipta
Yaitu fungsi intelektual manusia. Melalui cipta orang dapat menilai dan membandingkan serta selanjutnya memutuskan sesuatu tindakan terhadap stimulus tertentu, termasuk dalam aspek agama.
·         Fungsi Rasa
Yaitu suatu tenaga dalam jiwa manusia yang banyak berperan dalam membentukmotivasi dalam corak tingkah laku seseorang.melalui fungsi rasa dapat menimbulkan penghayatan dalam kehidupan beragama yang selanjutnya akan memberi makna pada kehidupan beragama.
·         Karsa
Merupakan fungsi ekslusif dalam jiwa manusia. Karsa berfungsi mendorong timbulnya pelaksanaan doktrin serta ajaran agama berdasarkan fungsi kejiwaan.
Kesimpulan:
·         Cipta, berperan untuk menentukan benar atau tidaknya ajaran suatu agama berdasarkan pertimbangan intelektual seseorang.
·         Rasa, menimbulkan sikap batin yang seimbang dan positif dalam menghayati kebenaran ajaran agama.
·         Karsa, menimbulkan amalan-amalan atau doktrin keagamaan yang benar dan logis.

Diantara ahli yang tergolong kepada teori Fakulti:
·         G.M. Straton
Yang menjadi sumber jiwa keagamaan adalah adanya konflik dalam kejiwaan manusia. Konflik itu disebabkan oleh keadaan-keadaan yang berlawanan seperti: baik-buruk, moral-imoral, kepastian-kepasipan, rasa rendah diri-rasa harga diri. Dikotomi-dikotomi itu (serba dua) termasuk yang menimbulkan rasa agama dalam diri manusia. Hal ini dikarenakan jika konflik itu sudah begitu mencekam manusia dan mempengaruhi kejiwaannya, maka manusia akan mencari pertolongan kepada kekuasaan Tuhan.

·         W.H. Clark
Berdasarkan pendapat Freud tentang keinginan dasar manusia, yaitu:
-          Life-urge
Keinginan untuk mempertahankan kelangsungan hidup dari keadaan yang terdahulu agar terus berlanjut.
-          Death-urge
Keinginan untuk kembali kekeadaan semua sebagai benda mati.

Jadi menurut Clark, ekspresi dari pertentangan antara Death-urge dan life-urgemerupakan sumber kejiwaan agama dalam diri manusia.

·         Dzakiah Darajat
Menurut Dzakiyah, manusia memiliki 6 kebutuhan:
-          Kebutuhan akan rasa kasih sayang.
-          Kebutuhan akan rasa aman.
-          Kebutuhan akan harga diri.
-          Kebutuhan akan rasa bebas
-          Kebutuhan akan rasa sukses
-          Kebutuhan akan rasa ingin tahu

Jadi menurut Dzakiyah, gabungan dari ke-6 kebutuhan tersebut menyebabkan orang memerlukan agama, karena melalui agama kebutuhan tersebut dapat disalurkan.

·         W.H Thomas
Yang menjadi sumber kejiwaan agama adalah empat macam keinginan dasar dalam jiwa manusia, yaitu:
-          Keinginan untk keselamatan
-          Keinginan untuk mendapat penghargaan
-          Keinginan untuk ditanggapi.
-          Keinginan untuk pengetahuan atau pengalaman baru.

Didasarkan pada keempat macam keinginan dasar agama. Melalui ajaran agama yang teratur, maka keempat keinginan keinginan dasar itu akan tersalurkan

11.   Tradisi dan Kebudayaan
a.       Tradisi
Sesuatu yang sulit untuk dirubah karena telah menyatu dengan kehidupan masyarakat pendukungnya.
b.      Kebudayaan
Perangkat-perangkat, atau acuan yang berlaku umum dan menyeluruh dalam menghadapi lingkungan untuk pemenuhan kebutuhan-kebutuhan pada masyarakat pendukungnya.
c.       Budaya
Suatu sistem nilai tertentu yang digunakan untuk wadah penilaian pada lingkungan tersebut.

Comments

Popular posts from this blog

Macam-macam Majas

MICRO TEACHING (DASAR KETERAMPILAN MENGAJAR)

Sekolah dan Institusi Pendidikan Keagamaan di Masyarakat