Ringkasan Materi Filsafat Umum
1.
Pengertian Filsafat
a.
Secara
Etimologi
·
Merupakan
gabungan kata: Phileiu + Shopas, yang berarti: Cinta
Kebijaksanaan;
·
Merupakan
gabungan kata: Philos + Sophia, yang berarti: Teman
Kebijaksanaan.
b.
Secara
Terminologi
Filsafat adalah pencarian kebenaran melalui alur berpikir
yang sistematis.
Artinya:
Perbincanfan
mengenai segala sesuatu untuk dilakukan secara teratur mengikuti sistem yang
berlaku, sehingga tahapan-tahapan berikutnya sesuai sekup dan sekuensinya
sampai mencapai kebenaran yang hakiki (sempurna).
Dan,
masih banyak pengertian filsafat secara terminologi menurut para ahli.
2.
Phytagoras
a.
Sejarah Singkat
Lahir di pulau Samos, Yunani Selatan, pada sekira tahun
580 SM. Ayahnya bernama Mnesarchus, seorang pedagang yang berasal dari Tyre.
Pythagoras sendiri sering mengadakan perjalanan ke Babilonia, Mesir, bahkan
India. Di Babilonia, dia menjalin hubungan dengan para ahli Matematika.
Pythagoras lantas meninggalkan tanah kelahirannya dan pindah ke Crontona, Italia. Diperkirakan dia sudah melihat tujuh keajaiban duni kuno yang salah satunya adalah Kuil Hera yang terletak di kota kelahirannya. Kini Kuil Hera hanya menyisakan satu pilar yang tidak jauh dari kota Pythagorian.
Pada usia 18 tahun, Pythagoras bertemu dengan Thales yang mengenalkan matematika mealuli muridnya, Anaximander. Anehnya, Pythagoras sendiri mengakui bahwa gurunya adalah Pherekdes.
Phytagoras percaya bahwa angka bukan unsur seperti udara dan air yang banyak dipercaya sebagai unsur semua benda. Angka bukan anasir alam. Pada dasarnya kaum Phytagorean menganggap bahwa pandangan Anaximandros tentang to Apeiron dekat juga dengan pandangan Phytagoras. To Apeiron melepaskan unsur-unsur berlawanan agar terjadi keseimbangan atau keadilan (dikhe). Pandangan Phytagoras mengungkapkan bahwa harmoni terjadi berkat angka. Bila segala hal adalah angka, maka hal ini tidak saja berarti bahwa segalanya bisa dihitung, dinilai dan diukur dengan angka dalam hubungan yang proporsional dan teratur, melainkan berkat angka-angka itu segala sesuatu menjadi harmonis, seimbang. Dengan kata lain tata tertib terjadi melalui angka-angka.
Pythagoras lantas meninggalkan tanah kelahirannya dan pindah ke Crontona, Italia. Diperkirakan dia sudah melihat tujuh keajaiban duni kuno yang salah satunya adalah Kuil Hera yang terletak di kota kelahirannya. Kini Kuil Hera hanya menyisakan satu pilar yang tidak jauh dari kota Pythagorian.
Pada usia 18 tahun, Pythagoras bertemu dengan Thales yang mengenalkan matematika mealuli muridnya, Anaximander. Anehnya, Pythagoras sendiri mengakui bahwa gurunya adalah Pherekdes.
Phytagoras percaya bahwa angka bukan unsur seperti udara dan air yang banyak dipercaya sebagai unsur semua benda. Angka bukan anasir alam. Pada dasarnya kaum Phytagorean menganggap bahwa pandangan Anaximandros tentang to Apeiron dekat juga dengan pandangan Phytagoras. To Apeiron melepaskan unsur-unsur berlawanan agar terjadi keseimbangan atau keadilan (dikhe). Pandangan Phytagoras mengungkapkan bahwa harmoni terjadi berkat angka. Bila segala hal adalah angka, maka hal ini tidak saja berarti bahwa segalanya bisa dihitung, dinilai dan diukur dengan angka dalam hubungan yang proporsional dan teratur, melainkan berkat angka-angka itu segala sesuatu menjadi harmonis, seimbang. Dengan kata lain tata tertib terjadi melalui angka-angka.
Pythagoras
meninggalkan Samos pada 1518 SM. Tidak lama kemudian dia membuka sekolah di
Croton yang menerima murid tanpa membedakan jenis kelamin. Sekolah itu menjadi
sangat terkenal bahkan dia akhirnya menikah dengan salah satu muridnya.
Gambaran rinci
tentang Pythagoras tidak terlalu jelas. Dikatakan setalah itu, dia pergi ke
Delos pada 513 SM untuk merawat penolong sekaligus gurunya, Pherekydes.
Pythagoras menetap di sana sampai dia meninggal pada 475 SM.
Sepeninggal
Pythagoras, sekolah Croton berjalan terseok-seok dan banyak mengalami konflik
internal, tetapi dapat terus berjalan sampai tahun 500 SM sebelum menjadi alat
politik.
Pythagoras
barangkali dapat disebut sebagai pemikir garda depan di zamannya. Dia juga
seorang orator ulung, intelektual terkenal, sekaligus guru yang karismatik.
Semua itu membuat banyak orang belajar darinya. Tidaklah mengherankan apabila
tidak lama kemudian dia mempunyai banyak pengikut dan akhirnya mendirikan
sekolah.
Falsafah dasar
yang paling penting bagi Pythagoras adalah angka. Yunani mewarisi pemahaman
tentang angka dari geomatrik Mesir. Hasilnya, ahli matematika Yunani tidak
dapat membedakan antara bentuk (shapes) dengan bilangan (numbers). Pada saat
ini untuk membuktikan teorama matematika biasa digunakan gambar-gambar yang
digambar dengan menggunakan sejenis penggaris yang terbuat dari logam atau batu
dan kompas. Nisbah – nisbah adalah kunci untuk memahami alam.
Kaum Pythagoras
dan matematikawan lebih modern menasbihkan banyak energy dengan menggali lebih
dalam teori-teori mereka. Akhirnya, meraka memilah proporsi ke dalam sepuluh
kategori berbeda yang disebut dengan titik tengah harmonis (harmonic means).
Selah satu
titik tengah ini mengandung angka paling cantik di dunia, yaitu nisbah emas
(golden ratio). Tidak ada yang istimewa dari nisbah emas ini, tetapi sesuatu
yang terinspirasi oleh nisbah emas tampaknya merupakan objek-objek yang sangat
indah. Bahkan sampai saat ini, artis dan arsitek secara intuitif mengetahui
bahwa objek-objek yang mengandung nisbah emas tampak artistic. Dan nisbah ini
memengaruhi banyak pekerjaan pada bidang seni dan arsitektur. Partheon, kuil
Athena terbesar, dibangun dengan kaidah nisbah emas ada pada setiap aspek
konstruksinya. Dalam pikiran Pythagorean, nisabah mengendalikan alam semesta
dan berarti shih bagi seluruh dunia barat pula.
Para pengikut
Pythagoras menyatakan bahwa guru mereka meninggal dengan cara yang unik.
Beberapa dari mereka menyatakan Pythagoras mogok makan, sebagian lagi
menyatakan bahwa dia mengurun dan berdiam diri.
Cerita lain
menyatakan bahwa konon rumahnya dibakar oleh musuh-musuhnya, yaitu orang-orang
yang merasa tersingkirkan oleh kehadiran Pythagoras di tempat itu. Semua
pengikutnya keluar dari rumah terbakar itu untuk menyelamatkan diri. Massa yang
membakar rumah kemudian membantai Pythagorean satu per satu. Persaiudaraan pun
dihancurkan.
Pythagoras
sendiri berusaha melarikan diri tetapi terlangkap dan dipukuli. Dia disuruh
berlari di suatu ladang, tetapi mengatakan bahwa dia lebih baik mati. Kemudian,
diambil keputusanbersama bahwa Pythagoras dihukum pancung di muka umum.
Meskipun
persaudaraan sudah bubar dan pemimpinnya terbunuh, esensi ajaran Pythagiras
terus bertahan sampai sekarang. Falsafah Barat banyak dipengaruhi oleh
pemikiran Pythagoras, termasuk doktrin Aristoteles yang mampu bertahan selama
dua millennium.
b.
Theorema Phytagoras
Salah satu peninggalan
Phytagoras yang terkenal adalah teorema Pythagoras, yang menyatakan bahwa
kuadrat hipotenusa dari suatu segitiga siku-siku adalah sama dengan jumlah
kuadrat dari kaki-kakinya (sisi-sisi siku-sikunya). Walaupun fakta di dalam
teorema ini telah banyak diketahui sebelum lahirnya Pythagoras, namun teorema
ini dikreditkan kepada Pythagoras karena ia lah yang pertama membuktikan
pengamatan ini secara matematis.
c.
Julukan: Lover of Wisdom
Karena Pythagoras-lah, orang
yang mula-mula menggunakan kata filsafat dan memberikan definisi filsafat sebagai
the love for wisdom .
Menurut Pythagoras, manusia
yang paling itnggi nialainya ialah manusia pencinta kebijakan (lover of
wisdom), sedangkan yang dimaksud dengan wisdom ialah kegiatan
melakukan perenungan tentang Tuhan.
d.
Arti Kata “Sophia” Menurut Phytagoras
Phytagoras
(572-497) adalah orang yang pertama menggunakan istilah philosophia. Ketika
ditanya apakah ia orang yang arif, Phithagoras menyebut dirinya philosophos
yang berarti cinta kearifan.
Sophia
mempunyai makna lebih luas daripada sekedar ‘kearifan’.
Pada
mulanya filsafat mempunyai makna yang sangat umum, yaitu upaya untuk mencari
keutamaan mental.
Pada
awalnya, kata sofia lebih sering diartikan sebagai kemahiran
dan kecakapan dalam suatu pekerjaan, seperti perdagangan dan pelayaran.
Selanjutnya,
makna dari kata kemahiran ini lebih dikhususkan lagi untuk kecakapan
di bidang sya’ir dan musik. Makna ini kemudian berkembang lagi kepada jenis
pengetahuan yang dapat mengantarkan manusia untuk mengetahui kebenaran murni.
Sofia dalam arti yang terakhir ini, kemudian dirumuskan
oleh Pythagoras, bahwa:
Hanya Dzat
Maha Tinggi (Allah) yang mampu melakukannya. Oleh karena itu, manusia hanya
dapat sampai pada sifat “pencipta kebijaksanaan”.
Pythagoras
menyatakan: “cukup seorang menjadi mulia ketika ia menginginkan hikmah dan
berusaha untuk mencapainya.”
3.
Nilai Filsafat dalam Kehidupan
a.
Suatu Sikap
Sikap memiliki
secara kritis, toleran dan sikap filsafat bersedia meninjau dari semua sudut
pandang.
b.
Sebuah Metode
·
Merupakan cara berpikir respektif (mendalam) diaman metode
penelitian filsafat.
·
Berusaha sungguh-sungguh memikirkan seluruh pengalaman manusia secara
mendalam dan jelas.
·
Bersikap inklusif dan sparatis mencari secara luas.
c.
Kelompok Persoalan
Terutama Perennial Problem
Yaitu, persoalan yang abadi yang selalu dihadapi
manusia, adanya innae ideas, diamana tugas para filofos untuk
menjawabnya.
d.
Sekelompok Teori Pemikiran
Filsafat dalam pengertian
ini mengacu kepada suatu hasil atau teori yang dihasilkan oleh para filsuf.
Tokoh: Socrates,
Plato, Aristhoteles, Thomas Aquinas, Karl Max,
e.
Analisa Logis Bahasa dan Istilah
Filsafat berupaya untuk
meninjau secara kritis segala pengetahuan manusia terutama ilmu pengetahuan
yang berkembang dewasa ini.
f.
Pandangan yang Menyeluruh
Menurut para ahli filsafat
spekulatif, tujuan filsafat adalah berupaya menyatu-padukan hasil-hasil
pengalaman manusia dalam bidang keagamaan, etika derta ilmu pengetahuan yang
dilakukan secara menyeluruh. Pemecahan masalah dengan cara berfikir yang khas
menghasilkan himpunan pengetahuan khas juga dan kemudian berfungsi ganda bagi
manusi yang berfilsafat, yaitu merupakan umban balik dalam menghadapi dan
mengusahakan pemecahan masalah secara memuaskan.
4.
Perbedaan Obyek Material dan Obyek Formal dalam
Filsafat
a.
Obyek Material
Adalah suatu hal yang dijadikan sasaran pemikiran
(gegen stand) menuju kebenaran yang nyata.
Obyek yang diteliti:
·
Hal-hal yang kongkrit, seperti analisa tentang manusia, tumbuhan,
batu-batuan, dsb.
·
Hal-hal yang abstrak, seperti idem nilai, kerohanian, dsb.
Obyek material disebut juga Subject Metter, yang artinya:
·
Pokok persoalan dapat dimaksudkan sebagai bidang khusus dari penyelidikan
faktual.
Contoh: Penelitian tentang atom, termasuk bidang fisika.
·
Dimaksudkan sebagai suatu kumpulan pertanyaan pokok yang saling
berhubungan.
Contoh; Anatomi dan fisiologi, keduanya berhubungan
dengan struktur tubuh. Anatomi berarti struktur, sedang fisiologi adalah
fungsinya.
b.
Obyek Formal
Adalah suatu cara memandang/ meninjau yang dilakukan
oleh seorang peneliti terhadap obyek materialnya, serta prinsip-prinsip yang
digunakannya.
Obyek formal yang dimaksud merupakan suatu ilmu yang
tidak hanya memberi keutuhan sebuah ilmu, tetapi pada saat yang sama dapat
membedakan menjadi bidang-bidang ilmu tertentu.
5.
Struktur Filsafat
Adalah cara kerja
filsafat dalam mencari kebenaran.
6.
Cara Kerja Filsafat
Adalah cara-cara
menemukan suatu pedoman dalam suatu disiplin ilmu yang secara cepat dan tepat
mencapai kebenaran yang nyata.
Cara Kerja Filsafat:
a.
Menjadikan
rasio sebagai alat utama untuk menemukan kebenaran;
b.
Merasionalisasikan
segala sesuatu yang ada dan mungkin ada dengan cara berfikir mendalam, logis
dan rasional;
c.
Menjadikan
semua obyek ilmu menjadi obyek materi filsafat, tetapi cara kerjanya tidak
mengenal kata akhir sebuah kebenaran;
d.
Kebenaran
yang bersifat observatif dan empiris bagi filsafat merupakan langkah awal
menuju pencarian dan penemuan kebenaran yang hakiki;
e.
Cara
kerja rasio yang sistematis, radikal dan spekulatif merupakan metode-metode
berpikir filsafat;
f.
Obyek
kajian filsafat tidak sebatas pada suatu yang alamiah.
7.
3 Paradigma Struktur Filsafat
a.
Ontologis
b.
Epistemologis
Ciri penting: Pengkajian
dari berbagai ide tentang pengetahuan, dimana ide dapat dikategorikan sebagai
sumber, watak dan prinsip-prinsip kebenaran pengetahuan.
c.
Aksiologis
8.
Ciri-ciri Berpikir Filsafat
a.
Kritis
Senantiasa mempertanyakan sesuatu
b.
Radikat
Cara berpikir mendalam; sampai ke akar-akarnya, hingga
sampai pada subtansial (inti).
c.
Konseptual
Merupakan hasil generalisasi dan abstraksi dari berbagai
pengalaman khusus
d.
Koheren
Runtut; konsisten; tidak acak; tidak kacau; dan tidak fragmentaris. Sesuai kaidah-kaidah berpikir logis.
Runtut; konsisten; tidak acak; tidak kacau; dan tidak fragmentaris. Sesuai kaidah-kaidah berpikir logis.
e.
Rasional
Sesuai dengan nalar; hubungan logis antar bagian-bagian
f.
Komprehensif
Menyeluruh; tidak parsial; tidak fragmentaris. Merupakan
usaha untuk memperjelas alam semesta secara keseluruhan.
g.
Universal
Berlaku dimanapun; kapanpun; dalam situasi bagaimanapun. Menyangkut pengalaman umum manusia.
h.
Spekulatif
Kebenarannya bersifat dugaan, tapi rasional
i.
Sistematis
Ada hubungan antar unsur; keseluruhan runtut. Berhubungan secara teratur yang memuat adanya maksud
dan tujuan tertentu.
j.
Bebas
Tidak terkekang; kreatif.
Yaitu, bebas dari prasangka sosial, sejarah, kultural, religius.
k.
Bertanggung
Jawab
Berfikir dan
bertanggung jawab terhadap hasil pemikiran/ hati nuraninya.
9.
Cabang-cabang Filsafat
a.
Filsafat
Tentang Pengetahuan
Terdiri: Epistemologi,
Logika, Kritik Ilmu.
b.
Filsafat
Tentang Keseluruhan Kenyataan
Terdiri: Metafisika
Umum (ontologi), Metafisika Khusu (Methaphisik, Antropologi dan Psikologi)
c.
Filsafat
Tentang Tindakan
Meliputi: Etika dan
Estetika (Seni Bertingkah laku).
d.
Filsafat
Tentang Sejarah
10.
Metode-metode Filsafat
a.
Logical
Method (Logika)
b.
Scientific
Method (Penelitian)
c.
Dilaegtical
Method (Berdialog)
d.
Pragmatical
Method
e.
Intuintif
Method (Berhubungan dengan intisari masalah)
f.
Subjective
Method (Berhubungan dengan kepribadian Peneliti)
g.
Linguistic
Method (Menjadikan bahasa sebagai patokan)
h.
Atitude
Method (Penampilan)
11.
Kegunaan Study Filsafat
a.
Dapat
membantu memperluas cakrawala berpikir.
b.
Dapat
membantu seseorang berpikir kritis dan mampu menganalisa masalah secara tajam,
mendalam dan spesifik.
c.
Mempermudah
seseorang untuk berpikir kritis dan analitis.
d.
Berguna
untuk memahami lebih cepat dalam menganalisa berita di media masa, baik politik
maupun sosial, baik liberalisme maupun totalisme.
e.
Belajar
filsafat, berarti juga belajar tentang etika untuk menanamkan kesadaran etis
pada diri manusia, sehingga tidak menjadi sombong.
12.
Aliran-aliran Filsafat dan Tokohnya
a. Materialisme
Adalah
aliran filsafat yang menyatakan, bahwa tidak ada hal yang nyata kecuali materi.
Pikiran
dan kesadaran adalah hanya penjelmaan dari materi dan dapat dikembalikan pada
unsure-unsur fisis.
Tokoh:
Demokritos (460-370 SM), Thomas Hobbes (1588-1679).
b. Rasionalisme
Berpendapat,
bahwa semua pengetahuan bersumber pada akal pikir, atau ratio.
Tokoh:
Rene Descartes (159-1650), Spinoza (1632-1677), Leibniz
(1646-1716)
c. Empirisme
Adalah
aliran yang berpendirian, bahwa semua pengetahuan manusia diperoleh melalui
pengalaman indera dari alam empiris selanjutnya terkumpul dalam diri manusia
sehingga menjadi pengalaman.
Tokoh:
John Locke (1632-1704), David Hume (1711-1776)
d. Pragmatisme
Aliran
ini tidak mempersoalkan tentang hakikat pengetahuan, tapi mempertanyakan
tentang pengetahuan dengan manfaat dan guna dari pengetahuan tersebut.
Tokoh:
C. S. Pierce (1839-1914), William James (182-1910)
e. Hedonisme
Aliran
ini menyatakan, bahwa kebahagiaan yang didasarkan pada suatu kenikmatan
merupakan suatu tujuan dari tindakan manusia.
Aliran
ini dihidupkan Jeremy Bentham pada akhir abad 18
f.
Utilatianisme
Menyatakan,
bahwa tindakan yang baik adalah tindakan yang menimbulkan jumlah yang
sebanyak-banyaknya kenikmatan atau kebahagiaan dalam dunia.
Aliran
ini dikembangkan oleh Bentham dan Mill bersaudara.
13.
Filsafat Abad Pertengahan
a.
Kaisar Augutus
Berhasil menciptakan
masa keemasan kesustraan latin, kesenian dan arsitektur Romawi.
b.
Ketika
filsafat Yunani samapi ke Eropa, muncul filsafat Eropa yang menjelma dan
berintegrasi dengan ajaran Kristen, dimana firman Tuhan (Injil) dianggap
sebagai sumber kebijakan yang sempurna dan sejati.
c.
Orang
Romawi tetap meyakini, bahwa filsafat Yunani sebagai sumber kebijakan yang
tidak diragukan kebenarannya.
d.
Filsafat
Barat pada Abad Pertengahan (476-492) dikatakan sebagai Abad yang Gelap, karena
filsafat pada saat itu pendekatan pemikiran yang dipakai menggunakan tindakan
pemikiran gereja yang sangat membelenggu pikiran manusia. Sehingga manusia
tidak lagi memiliki kebebasan untuk mengembangkan potensi dalam dirinya.
14.
Ciri-ciri Filsafat Barat Abad Pertengahan
a.
Cara berfilsafat selalu dipimpin oleh aktifis gereja;
b.
Para filosof berfilsafat dalam lingkungan ajaran Aristoteles.
c.
Filsafat Abad Pertengahan dipengaruhi oleh teori Agustinus.
d.
Pemikiran filsafat pada saat itu dipenuhi upaya untuk menggiring manusia
ke dalam kehidupan yang penuh kepercayaan yang fanatik dengan menerima ajaran
gereja yang membabi buta.
15.
Masa Pemikiran Abad Pertengahan
a.
Masa Pemikiran Patristik
Patristik berasal dari kata peter, yang berarti bapak.
Maksudnya, para
pemimpin filsafat merupakan tolok ukur para filosof yang bisa menimbulkan sikap
untuk pemikiran selanjutnya.
b.
Masa Pemikiran Scholastik
Scholastik adalah kata sifat, berasal dari kata school.
Maksudnya, aliran yang
berkaitan dengan sekolah dan merupaka corak khas pemikiran Abad Pertengahan.
Beberapa Pengertian
Scholastik:
·
Filsafat
Scholastik adalah filsafat yang mempunyai corak semata-mata agama yang
merupakan bagian dari kebudayaan abad pertengahan yang religius.
·
Filsafat
Scholastik adalah filsafat yang mengabdi pada teologi/ filsafat yang rasional
memecahkan persoalan yang menyangkut berfikir sifat-sifat keberadaan sesuatu
benda, kejasmanian, kerohanian dan juga batas baik buruk.
·
Filsafat
Scholastik adalah sistem filsafat yang memuat materi-materi pengetahuan alam
kodrat yang disinergikan dalam bentuk sintesa yang lebih tinggi.
·
Filsafat
Scholastik adalah filsafat Nashroni yang bisa tumbuh dan berkembang karena
faktor religi dan faktor ilmu pengetahuan.
Pembagian Masa Scholastik
(1)
Scholastik Awal
Merupakan awal periode
kecermelangan abad pertengahan di Eropa, yang dipimpin oleh Karel Yang Agung
(742-816).
·
Berhasil
membina ketenangan politik serta mulai menciptakan budaya dan ilmu pengetahuan
yang baru.
·
Berhasil
menyusun sekolah Scholastik yang disebut Artes Liberal yang memuat ilmu
pengetahuan umum, tata bahasa, dialektikal, ilmu hitung, ilmu ukur, ilmu
pengetahuan dan ilmu musik.
Tokoh Scholastik Awal:
·
Aquinas (735-805)
·
Johannes
Scotes Eriugend. (815-870)
·
Peter
Lambard (1100-1160)
·
John
Salisbury (1115-1160)
·
Peter
Abaelardus (1079-1180)
(a)
Peranan
akal dapat menunjukkan kekuatan iman, dan pembicaraan iman harus
didahukui dengan akal. Sehingga, semua yang harus dipercayai itu merupakan
hasil apa yang telah disetujui dan diterima oleh akal;
(b)
Berpikir
harus sejalan dengan iman/ kepercayaan, karena berpikir merupakan sesuatu yang
berdiri sendiri.
(2)
Scolastik Puncak
Diantara pendukung masa
ini menjadi pncak kejayaan:
·
Adanya
pengaruh Aristoteles, Ibnu Rusyd, Ibnu Sina (sejak Abad 12-13), kemudian
berkembang menjadi ilmu pengetahuan di kalangan masyarakat.
·
Pada
tahun 1200 berhasil mendirikan Universitas
Almamater di Perancis yang merupakan embrio yang melahirkan
universitas-universitas di Paris, Oxford, Cambridge, dll.
Tokoh:
·
Albertus
Magnus
·
Thomas
Aquinas
Pendapat Aquinas:
(a)
Semua
kebenaran berasal dari Tuhan; Kebenaran diungkapkan dengan jalan yang
berbeda-beda. Sedang Iman, berjalan di luar pemikiran.
(b)
Ia
menghimbau agar orang-orang mengetahui hukum alamiah yang terungkap dalam
kepercayaan.
(c)
Tidak
ada kontradiksi antara pemikiran dan Iman.
(3)
Scholastik Akhir
Tanda:
Rasa jemu terhadap
semua pemikiran filsafat yang menjadi kiblatnya saat itu, sehingga para ahli
pemikir tentang keilmuan, baik alam maupun teologi mengalami stagnasi.
Tokoh:
·
William
Ocham
Pendapat:
(a)
Bahwa
kenyataan hanya terdapat pada benda demi benda, satu demi satu, sedang hal-hal
yang umum hanya sebagai penemuan yang abstrak.
(b)
Termasuk
pemikiran manusia hanya dapat mengetahui kejadian yang individual , kejadian
yang demikian hanya dapat diketahui melalui institusi, bukan logika.
·
Nicholas
Cosasus
Merupakan pemikir
terakhir Masa Scholastik)
Pendapat:
(a)
Ada 3
cara untuk mengenal dan mendalami ilmu pengetahuan, yaitu indera, akal dan
instuisi.
Dengan indera, manusia
dapat mengetahui tentang keberadaan zat/ benda diamanapun ia berada dengan
ciri-ciri khusus.
Dengan akal, manusia
dapat menganalisa bentuk pengertian yang abstrak berdasar pada serapan sajian
yang ditangkap indera.
Instuisi berguna untuk
mendapatkan pengetahuan yang lebih tinggi , sehingga semua yang disatukan akal
Comments
Post a Comment