Ringkasan Materi Filsafat Umum


1.       Pengertian Filsafat
a.       Secara Etimologi
·         Merupakan gabungan kata: Phileiu + Shopas, yang berarti: Cinta Kebijaksanaan;
·         Merupakan gabungan kata: Philos + Sophia, yang berarti: Teman Kebijaksanaan.
b.      Secara Terminologi
Filsafat adalah pencarian kebenaran melalui alur berpikir yang sistematis.
Artinya:
Perbincanfan mengenai segala sesuatu untuk dilakukan secara teratur mengikuti sistem yang berlaku, sehingga tahapan-tahapan berikutnya sesuai sekup dan sekuensinya sampai mencapai kebenaran yang hakiki (sempurna).
Dan, masih banyak pengertian filsafat secara terminologi menurut para ahli.

2.       Phytagoras
a.       Sejarah Singkat
Lahir di pulau Samos, Yunani Selatan, pada sekira tahun 580 SM. Ayahnya bernama Mnesarchus, seorang pedagang yang berasal dari Tyre. Pythagoras sendiri sering mengadakan perjalanan ke Babilonia, Mesir, bahkan India. Di Babilonia, dia menjalin hubungan dengan para ahli Matematika.
Pythagoras lantas meninggalkan tanah kelahirannya dan pindah ke Crontona, Italia. Diperkirakan dia sudah melihat tujuh keajaiban duni kuno yang salah satunya adalah Kuil Hera yang terletak di kota kelahirannya. Kini Kuil Hera hanya menyisakan satu pilar yang tidak jauh dari kota Pythagorian.
Pada usia 18 tahun, Pythagoras bertemu dengan Thales yang mengenalkan matematika mealuli muridnya, Anaximander. Anehnya, Pythagoras sendiri mengakui bahwa gurunya adalah Pherekdes.
Phytagoras percaya bahwa angka bukan unsur seperti udara dan air yang banyak dipercaya sebagai unsur semua benda. Angka bukan anasir alam. Pada dasarnya kaum Phytagorean menganggap bahwa pandangan Anaximandros tentang to Apeiron dekat juga dengan pandangan Phytagoras. To Apeiron melepaskan unsur-unsur berlawanan agar terjadi keseimbangan atau keadilan (dikhe). Pandangan Phytagoras mengungkapkan bahwa harmoni terjadi berkat angka. Bila segala hal adalah angka, maka hal ini tidak saja berarti bahwa segalanya bisa dihitung, dinilai dan diukur dengan angka dalam hubungan yang proporsional dan teratur, melainkan berkat angka-angka itu segala sesuatu menjadi harmonis, seimbang. Dengan kata lain tata tertib terjadi melalui angka-angka.
Pythagoras meninggalkan Samos pada 1518 SM. Tidak lama kemudian dia membuka sekolah di Croton yang menerima murid tanpa membedakan jenis kelamin. Sekolah itu menjadi sangat terkenal bahkan dia akhirnya menikah dengan salah satu muridnya.
Gambaran rinci tentang Pythagoras tidak terlalu jelas. Dikatakan setalah itu, dia pergi ke Delos pada 513 SM untuk merawat penolong sekaligus gurunya, Pherekydes. Pythagoras menetap di sana sampai dia meninggal pada 475 SM.
Sepeninggal Pythagoras, sekolah Croton berjalan terseok-seok dan banyak mengalami konflik internal, tetapi dapat terus berjalan sampai tahun 500 SM sebelum menjadi alat politik.
Pythagoras barangkali dapat disebut sebagai pemikir garda depan di zamannya. Dia juga seorang orator ulung, intelektual terkenal, sekaligus guru yang karismatik. Semua itu membuat banyak orang belajar darinya. Tidaklah mengherankan apabila tidak lama kemudian dia mempunyai banyak pengikut dan akhirnya mendirikan sekolah.
Falsafah dasar yang paling penting bagi Pythagoras adalah angka. Yunani mewarisi pemahaman tentang angka dari geomatrik Mesir. Hasilnya, ahli matematika Yunani tidak dapat membedakan antara bentuk (shapes) dengan bilangan (numbers). Pada saat ini untuk membuktikan teorama matematika biasa digunakan gambar-gambar yang digambar dengan menggunakan sejenis penggaris yang terbuat dari logam atau batu dan kompas. Nisbah – nisbah adalah kunci untuk memahami alam.
Kaum Pythagoras dan matematikawan lebih modern menasbihkan banyak energy dengan menggali lebih dalam teori-teori mereka. Akhirnya, meraka memilah proporsi ke dalam sepuluh kategori berbeda yang disebut dengan titik tengah harmonis (harmonic means).
Selah satu titik tengah ini mengandung angka paling cantik di dunia, yaitu nisbah emas (golden ratio). Tidak ada yang istimewa dari nisbah emas ini, tetapi sesuatu yang terinspirasi oleh nisbah emas tampaknya merupakan objek-objek yang sangat indah. Bahkan sampai saat ini, artis dan arsitek secara intuitif mengetahui bahwa objek-objek yang mengandung nisbah emas tampak artistic. Dan nisbah ini memengaruhi banyak pekerjaan pada bidang seni dan arsitektur. Partheon, kuil Athena terbesar, dibangun dengan kaidah nisbah emas ada pada setiap aspek konstruksinya. Dalam pikiran Pythagorean, nisabah mengendalikan alam semesta dan berarti shih bagi seluruh dunia barat pula.
Para pengikut Pythagoras menyatakan bahwa guru mereka meninggal dengan cara yang unik. Beberapa dari mereka menyatakan Pythagoras mogok makan, sebagian lagi menyatakan bahwa dia mengurun dan berdiam diri.
Cerita lain menyatakan bahwa konon rumahnya dibakar oleh musuh-musuhnya, yaitu orang-orang yang merasa tersingkirkan oleh kehadiran Pythagoras di tempat itu. Semua pengikutnya keluar dari rumah terbakar itu untuk menyelamatkan diri. Massa yang membakar rumah kemudian membantai Pythagorean satu per satu. Persaiudaraan pun dihancurkan.
Pythagoras sendiri berusaha melarikan diri tetapi terlangkap dan dipukuli. Dia disuruh berlari di suatu ladang, tetapi mengatakan bahwa dia lebih baik mati. Kemudian, diambil keputusanbersama bahwa Pythagoras dihukum pancung di muka umum. 
Meskipun persaudaraan sudah bubar dan pemimpinnya terbunuh, esensi ajaran Pythagiras terus bertahan sampai sekarang. Falsafah Barat banyak dipengaruhi oleh pemikiran Pythagoras, termasuk doktrin Aristoteles yang mampu bertahan selama dua millennium.
b.      Theorema Phytagoras
Salah satu peninggalan Phytagoras yang terkenal adalah teorema Pythagoras, yang menyatakan bahwa kuadrat hipotenusa dari suatu segitiga siku-siku adalah sama dengan jumlah kuadrat dari kaki-kakinya (sisi-sisi siku-sikunya). Walaupun fakta di dalam teorema ini telah banyak diketahui sebelum lahirnya Pythagoras, namun teorema ini dikreditkan kepada Pythagoras karena ia lah yang pertama membuktikan pengamatan ini secara matematis.
c.       Julukan: Lover of Wisdom
Karena Pythagoras-lah, orang yang mula-mula menggunakan kata filsafat dan memberikan definisi filsafat sebagai the love for wisdom .
Menurut Pythagoras, manusia yang paling itnggi nialainya ialah manusia pencinta kebijakan (lover of wisdom), sedangkan yang dimaksud dengan wisdom ialah kegiatan melakukan perenungan tentang Tuhan.
d.      Arti Kata “Sophia” Menurut Phytagoras
Phytagoras (572-497) adalah orang yang pertama menggunakan istilah philosophia. Ketika ditanya apakah ia orang yang arif, Phithagoras menyebut dirinya philosophos yang berarti cinta kearifan.
Sophia mempunyai makna lebih luas daripada sekedar ‘kearifan’.
Pada mulanya filsafat mempunyai makna yang sangat umum, yaitu upaya untuk mencari keutamaan mental.
Pada awalnya, kata sofia lebih sering diartikan sebagai kemahiran dan kecakapan dalam suatu pekerjaan, seperti perdagangan dan pelayaran.
Selanjutnya, makna dari kata kemahiran ini lebih dikhususkan lagi untuk kecakapan di bidang sya’ir dan musik. Makna ini kemudian berkembang lagi kepada jenis pengetahuan yang dapat mengantarkan manusia untuk mengetahui kebenaran murni.
Sofia dalam arti yang terakhir ini, kemudian dirumuskan oleh Pythagoras, bahwa:
Hanya Dzat Maha Tinggi (Allah) yang mampu melakukannya. Oleh karena itu, manusia hanya dapat sampai pada sifat “pencipta kebijaksanaan”.
Pythagoras menyatakan: “cukup seorang menjadi mulia ketika ia menginginkan hikmah dan berusaha untuk mencapainya.”

3.       Nilai Filsafat dalam Kehidupan
a.       Suatu Sikap
Sikap memiliki secara kritis, toleran dan sikap filsafat bersedia meninjau dari semua sudut pandang.

b.      Sebuah Metode
·         Merupakan cara berpikir respektif (mendalam) diaman metode penelitian filsafat.
·         Berusaha sungguh-sungguh memikirkan seluruh pengalaman manusia secara mendalam dan jelas.
·         Bersikap inklusif dan sparatis mencari secara luas.
c.       Kelompok Persoalan
Terutama Perennial Problem
Yaitu, persoalan yang abadi yang selalu dihadapi manusia, adanya innae ideas, diamana tugas para filofos untuk menjawabnya.
d.      Sekelompok Teori Pemikiran
Filsafat dalam pengertian ini mengacu kepada suatu hasil atau teori yang dihasilkan oleh para filsuf.
Tokoh:  Socrates, Plato, Aristhoteles, Thomas Aquinas, Karl Max,
e.      Analisa Logis Bahasa dan Istilah
Filsafat berupaya untuk meninjau secara kritis segala pengetahuan manusia terutama ilmu pengetahuan yang berkembang dewasa ini.
f.        Pandangan yang Menyeluruh
Menurut para ahli filsafat spekulatif, tujuan filsafat adalah berupaya menyatu-padukan hasil-hasil pengalaman manusia dalam bidang keagamaan, etika derta ilmu pengetahuan yang dilakukan secara menyeluruh. Pemecahan masalah dengan cara berfikir yang khas menghasilkan himpunan pengetahuan khas juga dan kemudian berfungsi ganda bagi manusi yang berfilsafat, yaitu merupakan umban balik dalam menghadapi dan mengusahakan pemecahan masalah secara memuaskan.

4.       Perbedaan Obyek Material dan Obyek Formal dalam Filsafat
a.       Obyek Material
Adalah suatu hal yang dijadikan sasaran pemikiran (gegen stand) menuju kebenaran yang nyata.
Obyek yang diteliti:
·         Hal-hal yang kongkrit, seperti analisa tentang manusia, tumbuhan, batu-batuan, dsb.
·         Hal-hal yang abstrak, seperti idem nilai, kerohanian, dsb.
Obyek material disebut juga Subject Metter, yang artinya:
·         Pokok persoalan dapat dimaksudkan sebagai bidang khusus dari penyelidikan faktual.
Contoh: Penelitian tentang atom, termasuk bidang fisika.
·         Dimaksudkan sebagai suatu kumpulan pertanyaan pokok yang saling berhubungan.
Contoh; Anatomi dan fisiologi, keduanya berhubungan dengan struktur tubuh. Anatomi berarti struktur, sedang fisiologi adalah fungsinya.
b.      Obyek Formal
Adalah suatu cara memandang/ meninjau yang dilakukan oleh seorang peneliti terhadap obyek materialnya, serta prinsip-prinsip yang digunakannya.
Obyek formal yang dimaksud merupakan suatu ilmu yang tidak hanya memberi keutuhan sebuah ilmu, tetapi pada saat yang sama dapat membedakan menjadi bidang-bidang ilmu tertentu.

5.       Struktur Filsafat
Adalah cara kerja filsafat dalam mencari kebenaran.

6.       Cara Kerja Filsafat
Adalah cara-cara menemukan suatu pedoman dalam suatu disiplin ilmu yang secara cepat dan tepat mencapai kebenaran yang nyata.

Cara Kerja Filsafat:
a.       Menjadikan rasio sebagai alat utama untuk menemukan kebenaran;
b.      Merasionalisasikan segala sesuatu yang ada dan mungkin ada dengan cara berfikir mendalam, logis dan rasional;
c.       Menjadikan semua obyek ilmu menjadi obyek materi filsafat, tetapi cara kerjanya tidak mengenal kata akhir sebuah kebenaran;
d.      Kebenaran yang bersifat observatif dan empiris bagi filsafat merupakan langkah awal menuju pencarian dan penemuan kebenaran yang hakiki;
e.      Cara kerja rasio yang sistematis, radikal dan spekulatif merupakan metode-metode berpikir filsafat;
f.        Obyek kajian filsafat tidak sebatas pada suatu yang alamiah.

7.       3 Paradigma Struktur Filsafat
a.       Ontologis
b.      Epistemologis
Ciri penting: Pengkajian dari berbagai ide tentang pengetahuan, dimana ide dapat dikategorikan sebagai sumber, watak dan prinsip-prinsip kebenaran pengetahuan.
c.       Aksiologis

8.       Ciri-ciri Berpikir Filsafat
a.       Kritis
Senantiasa mempertanyakan sesuatu
b.      Radikat
Cara berpikir mendalam; sampai ke akar-akarnya, hingga sampai pada subtansial (inti).
c.       Konseptual
Merupakan hasil generalisasi dan abstraksi dari berbagai pengalaman khusus
d.      Koheren
Runtut; konsisten; tidak acak; tidak kacau; dan tidak fragmentaris. Sesuai kaidah-kaidah berpikir logis.
e.      Rasional
Sesuai dengan nalar; hubungan logis antar bagian-bagian
f.        Komprehensif
Menyeluruh; tidak parsial; tidak fragmentaris. Merupakan usaha untuk memperjelas alam semesta secara keseluruhan.
g.       Universal
Berlaku dimanapun; kapanpun; dalam situasi bagaimanapun. Menyangkut pengalaman umum manusia.
h.      Spekulatif
Kebenarannya bersifat dugaan, tapi rasional
i.         Sistematis
Ada hubungan antar unsur; keseluruhan runtut. Berhubungan secara teratur yang memuat adanya maksud dan tujuan tertentu.
j.        Bebas
Tidak terkekang; kreatif. Yaitu, bebas dari prasangka sosial, sejarah, kultural, religius.
k.       Bertanggung Jawab
Berfikir dan bertanggung jawab terhadap hasil pemikiran/ hati nuraninya.

9.       Cabang-cabang Filsafat
a.       Filsafat Tentang Pengetahuan
Terdiri: Epistemologi, Logika, Kritik Ilmu.
b.      Filsafat Tentang Keseluruhan Kenyataan
Terdiri: Metafisika Umum (ontologi), Metafisika Khusu (Methaphisik, Antropologi dan Psikologi)
c.       Filsafat Tentang Tindakan
Meliputi: Etika dan Estetika (Seni Bertingkah laku).
d.      Filsafat Tentang Sejarah

10.   Metode-metode Filsafat
a.       Logical Method (Logika)
b.      Scientific Method (Penelitian)
c.       Dilaegtical Method (Berdialog)
d.      Pragmatical Method
e.      Intuintif Method (Berhubungan dengan intisari masalah)
f.        Subjective Method (Berhubungan dengan kepribadian Peneliti)
g.       Linguistic Method (Menjadikan bahasa sebagai patokan)
h.      Atitude Method (Penampilan)

11.   Kegunaan Study Filsafat
a.       Dapat membantu memperluas cakrawala berpikir.
b.      Dapat membantu seseorang berpikir kritis dan mampu menganalisa masalah secara tajam, mendalam dan spesifik.
c.       Mempermudah seseorang untuk berpikir kritis dan analitis.
d.      Berguna untuk memahami lebih cepat dalam menganalisa berita di media masa, baik politik maupun sosial, baik liberalisme maupun totalisme.
e.      Belajar filsafat, berarti juga belajar tentang etika untuk menanamkan kesadaran etis pada diri manusia, sehingga tidak menjadi sombong.

12.   Aliran-aliran Filsafat dan Tokohnya
a.       Materialisme
Adalah aliran filsafat yang menyatakan, bahwa tidak ada hal yang nyata kecuali materi.
Pikiran dan kesadaran adalah hanya penjelmaan dari materi dan dapat dikembalikan pada unsure-unsur fisis.
Tokoh: Demokritos (460-370 SM), Thomas Hobbes (1588-1679).
b.      Rasionalisme
Berpendapat, bahwa semua pengetahuan bersumber pada akal pikir, atau ratio.
Tokoh: Rene Descartes (159-1650), Spinoza (1632-1677), Leibniz (1646-1716)
c.       Empirisme
Adalah aliran yang berpendirian, bahwa semua pengetahuan manusia diperoleh melalui pengalaman indera dari alam empiris selanjutnya terkumpul dalam diri manusia sehingga menjadi pengalaman.
Tokoh: John Locke (1632-1704), David Hume (1711-1776)
d.      Pragmatisme
Aliran ini tidak mempersoalkan tentang hakikat pengetahuan, tapi mempertanyakan tentang pengetahuan dengan manfaat dan guna dari pengetahuan tersebut.
Tokoh: C. S. Pierce (1839-1914), William James (182-1910)
e.      Hedonisme
Aliran ini menyatakan, bahwa kebahagiaan yang didasarkan pada suatu kenikmatan merupakan suatu tujuan dari tindakan manusia.
Aliran ini dihidupkan Jeremy Bentham pada akhir abad 18
f.        Utilatianisme
Menyatakan, bahwa tindakan yang baik adalah tindakan yang menimbulkan jumlah yang sebanyak-banyaknya kenikmatan atau kebahagiaan dalam dunia.
Aliran ini dikembangkan oleh Bentham dan Mill bersaudara.

13.   Filsafat Abad Pertengahan
a.       Kaisar Augutus
Berhasil menciptakan masa keemasan kesustraan latin, kesenian dan arsitektur Romawi.
b.      Ketika filsafat Yunani samapi ke Eropa, muncul filsafat Eropa yang menjelma dan berintegrasi dengan ajaran Kristen, dimana firman Tuhan (Injil) dianggap sebagai sumber kebijakan yang sempurna dan sejati.
c.       Orang Romawi tetap meyakini, bahwa filsafat Yunani sebagai sumber kebijakan yang tidak diragukan kebenarannya.
d.      Filsafat Barat pada Abad Pertengahan (476-492) dikatakan sebagai Abad yang Gelap, karena filsafat pada saat itu pendekatan pemikiran yang dipakai menggunakan tindakan pemikiran gereja yang sangat membelenggu pikiran manusia. Sehingga manusia tidak lagi memiliki kebebasan untuk mengembangkan potensi dalam dirinya.

14.   Ciri-ciri Filsafat Barat Abad Pertengahan
a.       Cara berfilsafat selalu dipimpin oleh aktifis gereja;
b.      Para filosof berfilsafat dalam lingkungan ajaran Aristoteles.
c.       Filsafat Abad Pertengahan dipengaruhi oleh teori Agustinus.
d.      Pemikiran filsafat pada saat itu dipenuhi upaya untuk menggiring manusia ke dalam kehidupan yang penuh kepercayaan yang fanatik dengan menerima ajaran gereja yang membabi buta.

15.   Masa Pemikiran Abad Pertengahan
a.       Masa Pemikiran Patristik
Patristik berasal dari kata peter, yang berarti bapak.
Maksudnya, para pemimpin filsafat merupakan tolok ukur para filosof yang bisa menimbulkan sikap untuk pemikiran selanjutnya.
b.      Masa Pemikiran Scholastik
Scholastik adalah kata sifat, berasal dari kata school.
Maksudnya, aliran yang berkaitan dengan sekolah dan merupaka corak khas pemikiran Abad Pertengahan.
Beberapa Pengertian Scholastik:
·         Filsafat Scholastik adalah filsafat yang mempunyai corak semata-mata agama yang merupakan bagian dari kebudayaan abad pertengahan yang religius.
·         Filsafat Scholastik adalah filsafat yang mengabdi pada teologi/ filsafat yang rasional memecahkan persoalan yang menyangkut berfikir sifat-sifat keberadaan sesuatu benda, kejasmanian, kerohanian dan juga batas baik buruk.
·         Filsafat Scholastik adalah sistem filsafat yang memuat materi-materi pengetahuan alam kodrat yang disinergikan dalam bentuk sintesa yang lebih tinggi.
·         Filsafat Scholastik adalah filsafat Nashroni yang bisa tumbuh dan berkembang karena faktor religi dan faktor ilmu pengetahuan.

Pembagian Masa Scholastik
(1)    Scholastik Awal
Merupakan awal periode kecermelangan abad pertengahan di Eropa, yang dipimpin oleh Karel Yang Agung (742-816).
·         Berhasil membina ketenangan politik serta mulai menciptakan budaya dan ilmu pengetahuan yang baru.
·         Berhasil menyusun sekolah Scholastik yang disebut Artes Liberal yang memuat ilmu pengetahuan umum, tata bahasa, dialektikal, ilmu hitung, ilmu ukur, ilmu pengetahuan dan ilmu musik.
Tokoh Scholastik Awal:
·         Aquinas             (735-805)
·         Johannes Scotes Eriugend.       (815-870)
·         Peter Lambard               (1100-1160)
·         John Salisbury                 (1115-1160)
·         Peter Abaelardus          (1079-1180)
(a)    Peranan akal dapat menunjukkan kekuatan iman, dan pembicaraan iman harus didahukui dengan akal. Sehingga, semua yang harus dipercayai itu merupakan hasil apa yang telah disetujui dan diterima oleh akal;
(b)   Berpikir harus sejalan dengan iman/ kepercayaan, karena berpikir merupakan sesuatu yang berdiri sendiri.

(2)    Scolastik Puncak
Diantara pendukung masa ini menjadi pncak kejayaan:
·         Adanya pengaruh Aristoteles, Ibnu Rusyd, Ibnu Sina (sejak Abad 12-13), kemudian berkembang menjadi ilmu pengetahuan di kalangan masyarakat.
·         Pada tahun 1200 berhasil mendirikan  Universitas Almamater di Perancis yang merupakan embrio yang melahirkan universitas-universitas  di Paris,  Oxford, Cambridge, dll.
Tokoh:
·         Albertus Magnus
·         Thomas Aquinas
Pendapat Aquinas:
(a)    Semua kebenaran berasal dari Tuhan; Kebenaran diungkapkan dengan jalan yang berbeda-beda. Sedang Iman, berjalan di luar pemikiran.
(b)   Ia menghimbau agar orang-orang mengetahui hukum alamiah yang terungkap dalam kepercayaan.
(c)    Tidak ada kontradiksi antara pemikiran dan Iman.

(3)    Scholastik Akhir
Tanda:
Rasa jemu terhadap semua pemikiran filsafat yang menjadi kiblatnya saat itu, sehingga para ahli pemikir tentang keilmuan, baik alam maupun teologi mengalami stagnasi.
Tokoh:
·         William Ocham
Pendapat:
(a)    Bahwa kenyataan hanya terdapat pada benda demi benda, satu demi satu, sedang hal-hal yang umum hanya sebagai penemuan yang abstrak.
(b)   Termasuk pemikiran manusia hanya dapat mengetahui kejadian yang individual , kejadian yang demikian hanya dapat diketahui melalui institusi, bukan logika.
·         Nicholas Cosasus
Merupakan pemikir terakhir Masa Scholastik)
Pendapat:
(a)    Ada 3 cara untuk mengenal dan mendalami ilmu pengetahuan, yaitu indera, akal dan instuisi.
Dengan indera, manusia dapat mengetahui tentang keberadaan zat/ benda diamanapun ia berada dengan ciri-ciri khusus.
Dengan akal, manusia dapat menganalisa bentuk pengertian yang abstrak berdasar pada serapan sajian yang ditangkap indera.
Instuisi berguna untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih tinggi , sehingga semua yang disatukan akal

Comments

Popular posts from this blog

Macam-macam Majas

MICRO TEACHING (DASAR KETERAMPILAN MENGAJAR)

Sekolah dan Institusi Pendidikan Keagamaan di Masyarakat