Bimbingan Konseling

Pendidikan
Adalah usaha sadar untuk mengembangkan keperibadian yang berlangsung seumur hidup, baik di sekolah maupun madrasah.

Pendidikan
Juga berarti proses membantu individu, baik jasmani maupun rohani ke arah terbentuknya keperibadian yang utama (pribadi yang berkualitas).

Pribadi yang Berkualitas (Insan Kaffah/ Insan Kamil)
Sosok pribadi yang sehat jasmani dan rohaninya, dapat mengimplementasikan ima, ilmu dan amal, serta dzikir dalam kehidupan sehari-hari dalam rangka mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

Bimbingan
Adalah bantuan yang diberikan pembimbing kepada individu yang dibimbing untuk mencapai kemandirian dengan menggunakan berbagai bahan, melalui interaksi dan pemberian nasehat, serta gagasan dalam suasana asuhan dan berdasarkan norma-norma yang berlaku.

Pengertian Bimbingan Menurut Para Ahli
1.       Miller (1961) dalam Surya (1998)
Bimbingan adalah proses bantuan terhadap individu untuk mencapai pemahaman diri dan pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri secara maksimum kepada Sekolah/ Madrasah, keluarga dan masyarakat.
2.       Surya (1998) mengutip Pendapat Crow & Crow (1960)
Bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang, baik laki-laki maupun perempuan yang memiliki pribadi yang baik dan pendidikan yang memadai kepada seorang (individu) dari setiap usia untuk menolongnya mengembangkan kegiatan-kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan arah pandangannya sendiri, membuat pilihan sendiri dan memikul bebannya sendiri.

Konseling/ Conseling
1.       Secara Etimilogi
Berarti pemberian nasehat, anjuran dan pembicaraan dengan bertukar pikiran.
2.       Secara Etimologi
Konseling adalah kontak atau hubungan timbal balik antara dua orang (Konselor dan klien) untuk menangani masalah klien yang didukung dengan keahlian dan dalam suasana yang laras dan integrasi, berdasarkan norma-norma yang berlaku untuk tujuan beragam bagi klien.

Pengertian Konseling Menurut Para Ahli
1.       Martensen (1964)
Konseling adalah proses hubungan antar pribadi, dimana orang yang satu membantu orang yang lainnyauntuk meningkatkan pemahaman dan kecakapan menemukan masalahnya.
2.       American Personnel and Guidance Association (APGA)
Konseling adalah suatu bimbingan antara seorang yang terlatih secara profesional dan individu yang memerlukan bantuan yang berkaitan dengan kecemasan biasa atau konflik atau pengambilan keputusan.

Bimbingan Konseling
Adalah proses bantuan atau pertolongan yang diberikan oleh seorag pembimbing kwpada induvidu melalui pertemuan tatap muka atau hubungan timbal balik antara keduanya agar Konseling memiliki kemampuan atau kecakapan melihat dan menemukan masalahnya, serta mampu memecahkan masalahnya sendiri.

Bimbingan Konseling
Juga berarti proses pemberian bantuan atau pertolongan yang sistematis dari Pembimbing (Konselor) kepada Konseling (siswa)melalui pertemuan tatap muka atau hubungan timbal balik antara keduanya untuk mengungkapkan masalah Konseling, sehingga Konseling mampu melihat masalah sendiri, mampu menerima dirinya sendiri sesuai dengan potensinya dan mampu memecahkan sendiri masalah yang dihadapi.

Tujuan Bimbingan Konseling
1.       Memperoleh pehaman yang baik terhadap dirinya;
2.       Mengarahkan dirinya sesuai dengan potensi yang dimiliki ke arah tingkat perkembangan yang optimal;
3.       Mampu memecahkan sendiri masalah yang dihadapi;
4.       Mempunyai wawasan yeng lebih realistis, serta penerimaan yang obyektif terhadap dirinya;
5.       Dapat menyesuaikan diri secara efektif terhadap dirinya sendiri, maupun lingkungannya, sehingga memperoleh kebahagiaan dalam hidupnya;
6.       Mencapai taraf aktualitas diri sesuai dengan potensi yang dimilikinya;
7.       Terhindar dari gejala-gejala kecemasan dan perilaku salah suai.

Tujuan Bimbingan Konseling dalam Islam Menurut M. Hamdan Bakran Adz Dzaky (2004)
1.       Untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan, kesehatan dan kebersihan jiwa dan mental;
2.       Menghasilkan suatu perubahan, perbaikan dan kesopanan tingkah laku yang dapat memberikan manfaat, baik pada diri sendiri, lingkungan keluarga, sekolah, kerja, sosial dan alam sekitarnya;
3.       Kecerdasan rasa (emosi) pada individu, sehingga muncul dan berkembang rasa toleransi (tasammukh), kesetiakawanan, tolong menolong dan rasa kasih sayang;
4.       Spiritual pada individu, sehingga muncul dan berkembang keinginan untuk berbuat taat kepada-Nya, ketulusan mematuhi segala perintah-Nya, serta ketabahan menerima ujian-Nya;
5.       Potensi individu dapat dikembangkan dengan baik dan benar, menanggulangi persoalan hidup, memberi manfaat dan keselamatan bagi lingkungannya pada berbagai aspek kehidupan.

Fungsi Bimbingan Konseling
1.       Fungsi Pencegahan (Preventif);
2.       Fungsi Pemahaman;
3.       Fungsi Pengentasan;
4.       Fungsi Pemeliharaan;
5.       Fungsi Penyaluran;
6.       Fungsi Pengembangan;
7.       Fungsi Penyesuaian;
8.       Perbaikan (Kuratif);
9.       Advokasi.

Sasaran Bimbingan Konseling
1.       Pengungkapan, pengenalan dan penerimaan diri;
2.       Pengenalan lingkungan;
3.       Pengambilan keputusan;
4.       Pengarahan diri;
5.       Eksistensi diri (perwujudan diri).

Lingkup Pelayanan Bimbingan Konseling
1.       Segi Fungsi
a.       Pencegahan (Preventif);
b.      Pemahaman;
c.       Pengentasan;
d.      Pemeliharaan;
e.      Penyaluran;
f.        Pengembangan;
g.       Penyesuaian;
h.      Perbaikan;
2.       Segi Sasaran
a.       Pengungkapan, pengenalan dan penerimaan diri;
b.      Pengenalan lingkungan;
c.       Pengambilan keputusan;
d.      Pengarahan diri;
e.      Perwujudan diri.
3.       Segi Layanan
a.       Pengumpulan data;
b.      Pemberian informasi;
c.       Penempatan;
d.      Konseling;
e.      Alih tangan kasus (Referal);
f.        Penilaian dan Tindak Lanjut
4.       Segi Masalah
a.       Bimbingan Pendidikan;
b.      Bimbingan Karir;
c.       Bimbingan Pribadi-Sosial.

Prinsip-prinsip Bimbingan Konseling Menurut Arifin Eti Kurbiawati (1994)
1.       Prinsip-prinsip umum;
2.       Prinsip-prinsip khusus yang berhubungan dengan individu;
3.       Prinsip-prinsip khusus yang berhubungan dengan pembimbingan;
4.       Prinsip-prinsip khusus yang berhubungan dengan orang dan administrasi.

Asas-asas Bimbingan Konseling
1.       Asas-asas Bimbingan Konseling yang berhubungan dengan siswa
a.       Tiap siswa mempunyai kebutuhan;
b.      Ada perbedaan diantara siswa;
c.       Tiap siswa ingin menjadi dirinya sendiri;
d.      Tiap siswa mempunyai dorongan menjadi matang;
e.      Tiap sisiwa mempunyai masalah dan ingin menyelesaikannya.
2.       Asas-asas Bimbingan Konseling yang berhubungan dengan praktik/ pekerjaan
a.       Asas kerahasiaan;
b.      Kesukarelaan;
c.       Keterbukaan;
d.      Kekinian;
e.      Kemandirian;
f.        Kegiatan;
g.       Kedinamisan;
h.      Keterpasuan;
i.         Kenormatifan;
j.        Keahlian;
k.       Alih tangan;
l.         Tut wuri handayani.

Landasan Bimbingan Konseling
1.       Landasan Filosofis;
2.       Landasan Religius;
3.       Landasan Psikologis;
4.       Landasan Sosial Budaya;
5.       Landasan Ilmiah dan Teknologi;
6.       Landasan Pedagogis.

Syarat-syarat Pembimbing (Konselor)
1.       Keperibadian;
2.       Pendidikan;
3.       Pengalaman;
4.       Kemampuan.

Bidang-bidang Pelayanan Bimbingan Konseling
1.       Bidang Pengembangan Pribadi;
2.       Bidang Pengembangan Sosial;
3.       Bidang Pengembangan Kegiatan Belajar;
4.       Bidang Pengembangan Karir;
5.       Bidang Pengembangan Kehidupan Berkeluarga;
6.       Bidang Pengembangan Kehidupan Beragama di Sekolah.

Jenis layanan Bimbingan Konseling di Sekolah/ Madrasah
1.       Layanan Orientasi
Makna         : Tahapan ke depan ke arah dan tentang suatu yang baru.
Tujuan         : Membantu individu agar mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan/ situasi yang baru.
2.       Layanan Informasi
Makna         : Memenuhi kekurangan individu akan informasi yang diperlukan.
Tujuan         : Individu memahami berbagai informasi dengan segala seluk beluknya.
3.       Layanan Penempatan dan Penyaluran
Makna         : Membantu siswa merencanakan masa depan.
Tujuan         : Meraih/ memiliki masa depan yang cerah/ baik.
4.       Layanan Penguasaan Konten
Makna        : Layanan individu (kelompok) untuk menguasai kemampuan atau kompetensi tertentu melalui kegiatan belajar.
Tujuan        : agar siswa berhasil.
5.       Layanan Konseling Perorangan
Makna         : Bimbingan kepada siswa agar berhasil.
Tujuan         : Memahami diri sendiri dan mampu mengatasi masalah yang dihadapi.
6.       Layanan Bimbingan Kelompok
Makna         : Arahan pengentasan siswa (kelompok).
Tujuan        : Mendorong pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap, tingkah laku yang lebih efektif, yaitu kemampuan berkomunikasi.
7.       Layanan Konsultasi
Makna         : Layanan konsultasi dari Konselor kepada siswa/ pihak ketiga.
Tujuan         : Memahami diri sendiri dan mampu mengatasi masalah yang dihadapi.
8.       Layanan Mediasi
Makna         : Sebagai perantara dalam memecahakan masalah yang terjadi antara dua orang atau lebih.
Tujuan         : Hubungan yang positif dan kondusif.

Managemen Pelayanan Bimbingan Konseling di Sekolah/ Madrasah
1.       Makna Manajemen Pelayanan Bimbingan Konseling
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan
2.       Prinsip-prinsip Manajemen Pelayanan Bimbingan Konseling
a.       Planning;
b.      Organizing;
c.       Staffing;
d.      Leading;
e.      Controling

Metode Bimbingan Konseling
Adalah  cara-cara tertentu yang digunakan dalam proses Bimbingan dan Konseling.
1.       Metode Bimbingan Kelompok
a.       Program Home Room;
b.      Karyawisata;
c.       Diskusi Kelompok;
d.      Kegiatan Kelompok;
e.      Organisasi Siswa;
f.        Sosio Drama (Bermain Peran Sosial)
g.       Psiko Drama (Bermain Peran Psikis)
h.      Pengajaran Remidial
2.       Metode Bimbingan Individu
a.       Konseling Direktif (Directive Counseling)
Konselor bertindak aktif, agar siswa menjadi mandiri.
b.      Konseling Non-Dierktif (Non-Directive Counseling)
Siswa/ Konseling bertindak aktif, sedang Konselor hanya sebagai penampung.
c.       Konseling Elektif (Elective Counseling)
Menggabungkan dua metode di atas; dalam keadaan tertentu Konselor menasehati dan mengarahkan sesuai dengan masalahnyadan di sisi lain, Konselor memberikan kebebasan kepada Konseling (siswa) untuk berbicara, sedang Konselor hanya mengarahkan saja.

Keterampilan Konseling
1.       Tahap Awal
a.       Attending
Yaitu, perilaku Konselor menghampiri Klien yang diwujudkan dalam bentuk kontak mata, bahasa tubuh dan bahasa lisan.
b.      Mendengarkan
Memperhatikan penuturan Klien selama proses konseling berlangsung.
c.       Empati (Emphaty Skills)
Keterampilan Konselor untuk merasakan apa yang dirasakan Klien, merasa dan berpikir bersama Klien dan bukan untuk dan tentang Klien.
d.      Refleksi
Memantulkan kembali kepada Klien tentang perasaan, pikiran dan pengalaman Klien sebagai hasil pengamatan terhadap perilaku verbal dan non-verbalnya.
e.      Explorasi
Konselor menggali perasaan, pikiran dan pengalaman Klien.
f.        Bertanya
Konselor mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa.
g.       Menangkap Pesan Utama (Para Pharasing)
Kemampuan menangkap inti masalah yang disampaikan, karen sering Klien mengungkapkan masalahnya, pikiran, perasaan dan pengalamannya secara berbelit-belit.
h.      Memberi Dorongan Minimal
Konselor memberikan dorongan langsung dan singkat terhadap apa yang telah dikatakan Klien.
2.       Tahap Pertengahan
a.       Keterampilan menyimpulkan sementara
b.      Keterampilan Memimpin
Konselor memimpin jalannya wawancara.
c.       Keterampilan Memfokuskan
Konselor memfokuskan pada pokok pembicaraan.
d.      Keterampilan Clarifying (Menjernihkan)
Untuk mendapatkan keterangan yang jelas.
e.      Keterampilan Melakukan Konfrontasi
Ketidakkonsistenan antara perkataan dan perbuatan Klien, sehingga Konselor mampu mendesaknya untuk mendapatkan keterangan yang benar.
f.        Keterampila Facilitating (Memudahkan)
Membuka komunikasi agar Klien berbicara dengan mudah kepada Konselor.
g.       Keterampilan Directing (Mengarahkan)
Konselor mengajak dan mengarahkan Klien untuk berpartisipasi secara penuh dalam proses konseling.
h.      Keterampilan Sailing (Saat Diam)
Saat Klien diam, Konselor harus dapat memanfaatkan situasi tersebut.
i.         Keterampilan Memberikan Dorongan Minimal (Minimal Encouragement)
Konselor memberikan dorongan secara langsung dan singkat, agar Klien mampu berbicara secara terbuka.
j.        Keterampilan Mengambil Inisiatif
Konselor megambil inisiatif, jika Klien diam.
k.       Keterampilan Memberi Nasehat
·         Apabila Klien meminta nasehat, maka Konselor memberikan nasehatnya dengan baik;
·         Kemamdirian Klien tetap harus dijaga.
l.         Keterampilan Memberi Informasi
Konselor memberikan informasi yang lengkap kepada Klien.
m.    Keterampilan Menafsirkan/ Interprestasi
Mengulas pikiran, perasaan dan pengalaman Klien yang merujuk pada teori-teori.
3.       Tahap Akhir
a.       Keterampilan Menyimpulkan
Menyimpulkan inti pokok pembicaraan.
b.      Keterampilan Merencanakan
Rencana perbuatan nyata yang produktif bagi kemajuan Klien.
c.       Keterampilan Menilai (Evaluasi)
Ukuran keberhasilan proses konseling; mana yang telah berhasil dan mana yang belum.
d.      Keterampilan Mengakhiri Konseling
Keberhasilan proses konseling yang telah dilaksanakan.

Langkah-langkah Konseling
1.       Menentukan masalah;
2.       Pengumpulan data;
3.       Analisis data;
4.       Diagnosis;
5.       Prognosis (Menentukan Faktor Penyebab);
6.       Terapi;
7.       Evaluasi dan Follow Up

Teknik Konseling
Adalah cara-cara tertentu yang digunakan oleh Konselor dalam proses konseling untuk membantu Klien agar berkembang potensinya, seta mampu mengatasi masalah tyang dihadapi dengan pertimbangan kondisi lingkungannya. Yakni nilai-nilai sosial, budaya dan agama.
1.       Teknik Raport
Mengenal dan memahami tujuan bersama.
2.       Prilaku Attending
Menghampiri Klien, kontak mata, bahasa tubuh dan bahasa lisan.
3.       Teknik Strukturing
Proses penetapan batasan oleh Konselor.
4.       Empati
Merasakan yang dirasakan oleh Klien.
5.       Refleksi Perasaan
Bentuk kata-kata yang segar dan sikap yang diperlukan tehadap Klien.
6.       Teknik Eksplorasi
Keterampilan Konselor untuk menggali perasaan, pengalaman dan pikiran Klien.
7.       Teknik Paraphasing (Menangkap Pesan Utama)
Mengatakan kembali esensi/ inti ungkapan Klien.
8.       Teknik Bertanya
Pertnyaan umum dan pertanyaan khusus.
9.       Dorongan Minimal (Minimal Encouragement)
Agar Klien terlibat dalam pembicaraan.
10.   Interprestasi
Konselor mengulas pikiran, perasaan, perilaku dan pengalaman Klien berdasarka teori tertentu.
11.   Teknik Mengarahkan (Directing)
12.   Teknik Menyimpulkan Sementara (Summarizing)
a.       Mengambil kilas balik dari inti pembicaraan;
b.      Menyimpulkan hasil pembicaraan secara bertahap;
c.       Meningkatkan kualitas diskusi;
d.      Mempertajam/ memperjelas fokus/ arah wawancara.
13.   Teknik Memimpin
Konselor memimpin arah pembicaraan agar tujuan Konselor bisa tercapai secara efektif dan efisien.
14.   Teknik Fokus
Memusatkan oerhatian pada pokok pembicaraan.
15.   Teknik Konfrontasi
Menentang, Konselor mengharapkan Klien terjebak, sehingga diperoleh inti masalah.
16.   Menjernihkan (Clarifying)
Mengklasifikasikan ucapan Klien yang tidak jelas, samar-samar, meragukan, sehingga Klien kembali mengungkap secara jelas.
17.   Memudahkan (Facilitating)
Klien dan Konselor dengan mudah mengutarakan perasaan, pikiran dan pengalamannya.
18.   Diam
a.       Agar Klien berbicara;
b.      Klien memahami dirinya (membantu);
c.       Klien berfikir;
d.      Mengurangi kecepatan bertanya/ interview.
19.   Mengambil Inisiatif
20.   Memberi Nasehat
21.   Merencanakan
22.   Menyimpulkan
23.   Mengakhiri

Evaluasi Bimbingan Konseling
1.       Tujuan
Untuk memperbaiki program Bimbingan Konseling, pendidikan secara umum dan khusus, sehingga diketahui tingkat keberhasilannya.
2.       Kriteria Evaluasi
a.       Anak berhasil/ lulus;
b.      Anak santun dan tidak melanggar peraturan;
c.       Tidak mengkonsumsi narkoba;
d.      Pendidikan berhasil dan kembali di masyarakat dengan baik;
e.      Berhasil dan menjadi anak yang berguna.
3.       Teknik dan Langkah Evaluasi
a.       Merumuskan tujuan secara jelas, rinci dan terukur;
b.      Mempetimbangkan petugas BK yang ada;
c.       Mempertimbangkan fasilitas pendukung program;
d.      Meneliti data-data siswa;
e.      Meneliti catatan siswa.

| Terselip 'kado' buat Mas Zaki yang sedang tersenyum, pilih ini, atau itu...

Comments

Popular posts from this blog

Macam-macam Majas

MICRO TEACHING (DASAR KETERAMPILAN MENGAJAR)

Sekolah dan Institusi Pendidikan Keagamaan di Masyarakat