Manajemen Pendidikan
Pengertian Administrasi
1. Secara Bahasa
Administrasi berasal
dari kata Ad (intensif) dan Ministrase (melayani, membantu dan
memenuhi)
2. Secara Istilah
Administrasi adalah proses
yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian sumber
daya organisasu
Administrasi Sekolah
Meliputi 12 hal, yiatu:
1.
Administrasi
persuratan dan kearsipan (kesekretariatan);
2.
Administrasi
pendidik dan tenaga kependidikan;
3.
Administrasi
keuangan (termasuk RAPBS dan perpajakan) dan standarnya;
4.
Administrasi
isi dan standarnya;
5.
Administrasi
proses dan standarnya;
6.
Administrasi
kesiswaan;
7.
Standar
kompetensi kelulusan;
8.
Administrasi
sarana dam prasarana beserta standarnya;
9.
Administrasi
kehumasan dan kerja sama;
10.
Administrasi
standar pengelolaan (termasuk implementasi manajemen berbasis sekolah) dan
standarnya;
11.
Administrasi
standar penilaian sekolah;
12.
Administrasi
unit produksi sekolah (untuk SMK dan MAK).
Pengertian Manajemen
1.
Secara
Bahasa
Manajemen berasal dari Bahasa
Latin: manus (tangan) dan agree (melakukan), sehingga menjadi manager
(menangani).
Diterjemahkan ke dalam
Bahasa Inggris dalam bentuk kata kerja: to manage, dengan kata benda: management,
sedang pelakunya adalah: manager.
Menurut Kamus
Inggris-Indonesia; manage diartikan: mengatur, melaksanakan,
mengelola.
Menurut KBBI; manajemen
diartikan “Proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai
sasaran.”
2.
Secara
Istilah
Manajemen adalah kegiatan
untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan dengan memanfaatkan
orang lain (getting thing done through the effprt of other people).
Pengertian Manajemen Menurut Para Ahli
1.
Mary Parker Follet
Manajemen adalah seni
kerena melakukan pekerjaan melalui orang lain yang membutuhkan keterampilan
khusus.
2.
Hersey dan Blanchard (1988: 144)
Manajemen merupakan suatu
proses, bagaimana pencapaian sasaran organisasi melalui kepemimpinan.
3.
Prajudi Atmosudirjo (1982: 124)
Manajemen adalah pengendalian
dan pemanfaatan daripada semua faktor dan sumber daya; yang menurut suatu
perencanaan (planning), diperlukan untuk mencapai atau menyelesaikan suatu
prapta atau tujuan kerja yang tertentu.
4.
GR. Terry (1986: 4)
Manajemen adalah proses
yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan: perencanaan, pengorganisasia,
menggerakkan dan pengawasan; yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai
sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia
serta sumber-sumber lain.
5.
Sondang P. Siagian (1997: 5)
Manajemen adalah kemampuan
atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka mencapai tujuan
melalui kegiatan-kegiatan orang lain.
6.
Dalam arti Luas
Manajemen berarti perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian (P4) sumber daya organisasi untuk
mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
Unsur Manajemen:
1.
Pemimpin;
2.
Orang-orang
(pelaksana) yang dipimpin;
3.
Tujuan
yang akan dicapai;
4.
Kerjasama
dalam mencapai tujuan tersebut;
5.
Sarana
dan peralatan manajemen.
Terdiri atas 6 macam (6
M), yaitu:
a.
Man
(manusia);
b.
Money
(uang);
c.
Materials
(bahan-bahan);
d.
Machine
(mesin);
e.
Method
(metode);
f.
Market
(pasar).
Prinsip Manajemen
1.
Manajemen
merupakan suatu kegiatan dalam wadah organisasi;
2.
Manajemen
menggunakan atau memanfaatkan pihak-pihak lain, termasuk personalitas yang profesional
;
3.
Adanya
aturan-aturan manajemen, mulai dari perencanaan program, teknis pelaksanaan dan
pengawasan;
4.
Kegiatan
manajemen diarahkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu;
5.
Evaluasi
kegiatan dan pertanggungjawaban organisasi.
Persamaan dan Perbedaan Antara Administrasi
dengan Manajemen Pendidikan
1.
Persamaan
Bahwa, cakupan dan
fungsi dari keduanya sama, yaitu perencanaa, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengendalian.
2.
Perbedaan
Administrasi:
a.
Lebih
cocok digunakan untuk lembaga-lembaga Pemerintah yang bersifat lebih
mengutamakan kepentingan sosial;
b.
Digunakan
dalam bidang pendidikan, pemerintahan, rumah sakit dan kemiliteran.
Manajemen:
a.
Lebih
cocok untuk lembaga-lembaga swasta yang bersifat lebih mengutamakan kepentingan
komersial;
b.
Digunakan
dalam bidang industri dan perusahaan.
Ayat Al Quran yang Berhubungan dengan
Administrasi dan Manajemen:
----QS. -----
Administrasi Pendidikan
Adalah keseluruhan proses kerja sama
dengan memanfaatkan semua sumber personil dan materiil yang tersedian dan
sesuai untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara efektif
dan efisien.
Manajemen Pendidikan
1.
Biro Perencanaan Depdikbud (1993: 4)
Manajemen Pendidikan
adala proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin, mengendalikan tenaga
pendidik, sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan.
2.
Soebagio Atmodiwirjo (2000: 23)
Manajemen Pendidikan
adalah suatu ilmu yang memepelajari bagaimana menata sumber daya ubtuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara produktif dan bagaimana
menciptakan suasana yang baik bagi manusia yang turut serta dalam mencapai
tujuan yag telah disepakati
3.
Engkoswara (2001: 2)
Manajemen Pendidikan
adalah proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin, mengendalikan tenaga
pendidik, sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan, mencerdaskan
kehidupan bangsa, mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman,
bertakwa kepada Tuhan YME, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan,
keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, keperibadian yang mantap, mandiri,
serta bertanggung jawab kepada masyarakat dna kebangsaan.
Tujuan Manajemen
1.
Secara
Teoritis
Memberikan ilmu kepada
seluruh unsur organisasi, baik berbentuk perusahaan, maupun struktur organisasi
lainnya termsuk lembaga pendidikan, dimana teori-teori yang terdapat dalam
manajemen dapat dijadikan referensi untuk menjelankan realitas manajerial yang
ada pada suatu organisasi termasuk organisasi pendidikan.
2.
Secara
Praktis
Agar suatu usaha
terencana secara sistematis, dilaksanakan sesuai aturan yang ada dan dapat
duevaluasi secara benar, akurat dan lengkap, sehingga mencapai tujuan secara
produktif, berkualitas, efektif dan efisien;
a.
Produktif
Berupa keluaran atau
hasil yang banyak dan bermutu dari tiap-tiap fungsi atau peranan
penyelenggaraan pendidikan.
b.
Kualitas
Memiliki kualitas yang
sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP)
c.
Efektivitas
Apabila, pengelolaan
pendidikan dilakukan sesuai standar yang benar dan menghasilkan out put yang
berkualitas.
d.
Efisiensi
Apabila, tujuan dapat
tercapai secara optimal dengan penggunaan atau pemakaian sumber daya yang
minimal (biaya, waktu dan mutu)
Manfaat Manajemen Pendidikan
1.
Terwujudnya
suasana belajar dan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, menyenangkan dan
bermakna (Pakem);
2.
Terciptanya
peserta didik yang aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, keperibadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara;
3.
Terpenuhinya
salah satu dari lima kompetensi tenaga kependidikan (tertunjangnya kompetensi
manajeriar tenaga kependidikan sebagai manejer);
4.
Tercapainya
tujuan pendidikan secara efektif dan efisien;
5.
Terbekalinya
tenaga kependidikan dengan teori tentang proses dan tugas administrasi
pendidikan (tertunjangnya profesi sebagai manajer atau konsultan menejemen
pendidikan);
6.
Teratasinya
masalah mutu pendidikan, karena 80% masalah mutu pendidikan disebabkan oleh
manajernya;
7.
Terciptanya
perencanaan pendidikan yang merata, bermutu, relevan dan akuntabel;
8.
Meningkatkan
citra positif pendidikan.
Fungsi Manajemen Pendidikan Menurut Para
Ahli
1.
GR. Terry
Empat fungsi manajemen,
yaitu: (1) planning (perencanaan); (2) organizing (pengorganisasian);
(3) actuating (pelaksanaan); dan (4) controling (pengawasan).
2.
Henry Fayol
Lima fungsi manajemen,
yaitu: (1) planning (perencanaan); (2) organizing (pengorganisasian);
(3) commanding (pengaturan); (4) coordinating (pengkoordinasian); dan (5) controling
(pengawasan).
3.
Harild koontz
Lima fungsi manajemen,
yaitu: (1) planning (perencanaan); (2) organizing (pengorganisasian);
(3) staffing (penentuan staff); (4) directing (pengarahan); dan (5) controling
(pengawasan).
4.
L. Gullick
Tujuh fungsi manajemen,
yaitu: (1) planning (perencanaan); (2) organizing (pengorganisasian);
(3) staffing (penentuan staff); (4) directing (pengarahan); (5) coordinating
(pengkoordinasian); (6) reporting (pelaporan); dan (7) budgeting (penganggaran).
Fungsi Manajemen Pendidikan Menurut George
R. Terry
1.
Planning (Perencanaan)
Adalah pemilihan
atau penetapan tujuan organisasi dan penetapan strategi, kebijaksanaan, proyek,
program, prosedur, metode, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan.
Fungsi:
Memberikan kejelasan arah
bagi setiap kegiatan, sehingga setiap kegiatan dapat diusahakan dan
dilaksanakan seefisien dan seefektif mungkin.
2.
Organizing (Pengorganisasian)
Adalah tindakan
mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan yang efektif antara orang-orang ,
sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisien dan memperoleh kepuasan
pribadi dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu dalam kondisi lingkungan
tertentu guna mencapai tujuan dan sasaran tertentu.
3.
Actuating
(Pelaksanaan)
Adalah upaya untuk
menjadikan perencanaan menjadi kenyataan melalui berbagai pengarahan dan
motivasi agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai
dengan peran, tugas dan tanggung jawab.
4.
Controling
(Pengawasan)
Adalah suatu
kegiatan yang berusaha untuk mengendalikan agar pelaksanaan dapat berjalan
sesuai dengan rencana dan memastikan tujuan organisasi dapat tercapai.
Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan
1.
Manajemen Kurikulum
Adalah usaha-usaha
pembinaan situasi belajar mengajar di sekolah agar selalu terjamin
kelancarannya.
Prinsip/ hal yang harus
diperhatikan dalam manajemen kurikulum:
a.
Tujuan
yang dikehendaki harus jelas;
b.
Sederhana
dan fleksible;
c.
Disusun
dan dikembangkan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan;
d.
Program
tersebut menyeluruh dan jelas pencapaiannya;
e.
Adanya
koordinasi antar komponen pelaksanaan program di sekolah
2.
Manejemen Siswa
Adalah penataan dan
pengaturan terhadap kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik, mulai masuk
sampai dengan keluarnya peserta didik dari suatu sekolah.
Bertujuan untuk
mengatur berbagai kegiatan kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di sekolah
dapat berjalan dengan lancar, tertib dan teratur, serta mencapai tujuan
pendidikan sekolah.
Meliputi:
a.
Penerimaan
Peserta Didik Baru;
b.
Pencatatan
Murid dalam Buku Induk;
Buku Induk adalah
kumpulan daftar nama peserta didik sepanjang masa suatu sekolah.
Berisi: identitas
peserta didik dan prestasi belajar dari tahun ke tahun.
c.
Buku
Kapler
Fungsi: membantu Buku
Induk memuat data-data penting dari peserta didik.
Kegunaan: untuk
memudahkan mencari data peserta didik.
d.
Tata
Tertib Murid
e.
Daftar
Presensi
3.
Manajemen Personel Sekolah
Mencakup:
a.
Perencanaan
Pegawai;
b.
Pengadaan
Pegawai;
c.
Pembinaan
dan Pengawasan Pegawai;
d.
Promosi
dan Mutasi;
e.
Pemberhentian
Pegawai;
f.
Kompensasi;
g.
Pemberhentian
Pegawai.
4.
Manajemen Tata Laksana Sekolah
a.
Surat
Dinas sekolah dan Buku Agenda
b.
Buku
Ekpedisi
c.
Buku
Catatan Rapat Sekolah (Notulen)
d.
Buku
Pengumuman
e.
Pemeliharaan
Gedung dan Bangunan Sekolah
f.
Pemeliharaan
Halaman Sekolah
g.
Pemeliharaan
Perlengkapan Sekolah
h.
Kegiatan
Manajemen yang Didindingkan
5.
Manajemen Sarana Pendidikan
Sarana Pendidikan
adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan
menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung,
ruang kelas, meja kursi, serta alat dan media pengajaran.
6.
Manajemen Keuangan Sekolah
a.
Manajemen
Pembayaran SPP
b.
Manajemen
Keuangan yang Berasal dari Negara (Pemerintah)
c.
Manajemen
Keuangan yang Berasal dari Badan Pembantu Penyelengaraan Pendidikan (BP3)
7.
Organisasi Sekolah
a.
Sekolah
sebagai Organisasi
b.
Sekolah
sebagai Organisasi Pembelajaran (Learning Organization)
c.
Sekolah
sebagai Organisasi dan Sistem
Kepala Sekolah
1.
Secara Etimologi
Kepala Sekolah adalah guru yang memimpin
sekolah.
Menurut Sudarman (2002: 145), Kepala
Sekolah adalah guru yang mendapat tugas tambahan sebagai Kepala Sekolah.
2.
Secara Terminology
Kepala Sekolah dapat diartikan sebagai tenaga fungsional guru yang diberikan
tugas tambahan untuk memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses
belajar mengajar, atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang
memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran.
Kompetensi Kepala Sekolah
Menurut Sanusi, ada empat kemampuan professional yang harus
dimiliki oleh seorang Kepala Sekolah, yaitu:
1.
Kemampuan untuk menjalankan
tanggung jawab yang diserahkan kepadanya selaku unit kehadiran murid;
2.
Kemampuan untuk menerapkan
keterampilan-keterampilan konseptual, manusiawi dan teknis pada
kedudukan jenis ini;
3.
Kemampuan untuk memotivasi
para bawahan untuk bekerja sama secara sukarela dalam mencapai maksud-maksud
unit dan organisasi.
4.
Kemampuan untuk memahami implikasi-implikasi
dari perubahan sosial, ekonomi, politik dan educational; arti yang
mereka sumbangkan kepada unit; untuk memulai dan memimpin perubahan-perubahan
yang cocok di dalam unit didasarkan atas perubahan-perubahan sosial yang luas.
(2002: 133)
Fungsi Kepala Sekolah
Soewadji Lazaruth menjelaskan 3 fungsi kepala sekolah, yaitu
sebagai:
1.
Administrator
Pendidikan
Berarti untuk meningkatkan mutu sekolahnya,
seorang Kepala Sekolah dapat memperbaiki dan mengembangkan fasilitas
sekolahnya, misalnya: gedung, perlengkapan, atau peralatan dan lain-lain yang
tercakup dalam bidang administrasi pendidikan.
2.
Supervisor
Pendidikan
Berarti usaha peningkatan mutu dapat pula
dilakukan dengan cara peningkatan mutu guru-guru dan seluruh staf sekolah,
misalnya: melalui rapat-rapat, observasi kelas, perpustakaan dan lain
sebagainya.
3.
Pemimpin
Pendidikan
Berarti peningkatan mutu akan berjalan dengan
baik, apabila guru bersifat terbuka, kreatif dan memiliki semangat kerja yang
tinggi. Suasana yang demikian ditentukan oleh bentuk dan sifat kepemimpinan
yang dilakukan kepala sekolah.
E. Mulyasa dalam bukunya Menjadi
Kepala Sekolah Profesional. Menurut
E. Mulyasa, Kepala Sekolah mempunyai 7 fungsi utama, yaitu:
1.
Kepala
Sekolah Sebagai Manajer
Kepala Sekolah seyogyanya dapat memfasiltasi
dan memberikan kesempatan yang luas kepada para guru untuk dapat melaksanakan kegiatan
pengembangan profesi melalui berbagai kegiatan pendidikan dan pelatihan, baik
yang dilaksanakan di sekolah, seperti: MGMP/MGP tingkat sekolah, atau melalui
kegiatan pendidikan dan pelatihan di luar sekolah, seperti: kesempatan
melanjutkan pendidikan, atau mengikuti berbagai kegiatan pelatihan yang
diselenggarakan pihak lain.
2.
Kepala
Sekolah Sebagai Administrator
Kepala Sekolah seyogyanya dapat mengalokasikan
anggaran yang memadai bagi upaya peningkatan kompetensi guru.
3.
Kepala
Sekolah Sebagai Motivator
Sebagai motivator, Kepala Sekolah harus
memiliki strategi yang tepat untuk memberikan motivasi tenaga kependidikan
dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.
4.
Kepala
Sekolah Sebagai Educator (Pendidik)
Kepala Sekolah yang menunjukkan komitmen tinggi
dan fokus terhadap pengembangan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar di
sekolah, tentu saja akan sangat memperhatikan tingkat kompetensi yang dimiliki para
guru, sekaligus akan senantiasa berusaha memfasilitasi dan mendorong para guru untuk
terus menerus meningkatkan kompetensinya, sehingga kegiatan belajar mengajar
dapat berjalan efektif dan efisien.
5.
Kepala
Sekolah Sebagai Supervisor
Kepala Sekolah perlu melaksanakan kegiatan supervisi,
yaitu dengan kegiatan kunjungan kelas untuk mengamati proses pembelajaran
secara langsung, terutama dalam pemilihan dan penggunaan metode, media yang
digunakan dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.
6.
Kepala
Sekolah Sebagai Leader (Pemimpin)
Dalam teori kepemimpinan, setidaknya kita
mengenal dua gaya kepemimpinan, yaitu:
a.
Kepemimpinan yang
berorientasi pada tugas;
b.
Kepemimpinan yang
berorientasi pada manusia.
Dalam rangka meningkatkan kompetensi guru,
seorang Kepala Sekolah dapat menerapkan kedua gaya kepemimpinan tersebut secara
tepat dan fleksibel, disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan yang ada.
Mulyasa menyebutkan kepemimpinan seseorang
sangat berkaitan dengan kepribadian dan kepribadian Kepala Sekolah sebagai pemimpin
akan tercermin sifat-sifat sebagai barikut:
a.
Jujur;
b.
Percaya Diri;
c.
Tanggung Jawab;
d.
Berani mengambil resiko dan
keputusan;
e.
Berjiwa besar;
f.
Emosi yang stabil;
g.
Teladan.
7.
Kepala
Sekolah Sebagai Inovator
Kepala Sekolah harus memiliki strategi yang
tepat untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan
baru, mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan teladan kepada seluruh
tenaga kependidikan sekolah dan mengembangkan model model pembelajaran yang inofatif.
Kepala Sekolah
sebagai inovator akan tercermin dari caranya melakukan pekerjaannya
secara konstruktif, kreatif, delegatif, integratif,
rasional, objektif, pragmatis, keteladanan.
Peran Kepala Sekolah
Menurut Purwanto, bahwa seorang kepala sekolah mempunyai sepuluh macam
peranan, yaitu: “Sebagai pelaksana, perencana, seorang ahli, mengawasi hubungan
antara anggota-anggota, menwakili kelompok, bertindak sebagai pemberi ganjaran,
bertindak sebagai wasit, pemegang tanggung jawab, sebagai seorang pencipta, dan
sebagai seorang ayah.”
1.
Sebagai Pelaksana (Executive)
Seorang pemimpin tidak boleh memaksakan
kehendak sendiri terhadap kelompoknya. Ia harus berusaha memenuhi kehendak dan
kebutuhan kelompoknya, juga program, atau rencana yang telah ditetapkan bersama
2.
Sebagai Perencana (Planner)
Kepala Sekolah harus pandai membuat dan
menyusun perencanaan, sehingga segala sesuatu yang akan diperbuatnya bukan
secara sembarangan saja, tatapi segala tindakan diperhitungkan dan bertujuan.
3.
Sebagai Seorang Ahli (Expert)
Kepala Sekolah harus mempunyai keahlian
terutama yang berhubungan dengan tugas jabatan kepemimpinan yang dipegangnya.
4.
Mengawasi Hubungan Antara
Anggota-anggota Kelompok (Contoller of Internal Relationship)
Jangan sampai terjadi perselisihan dan berusaha
mambangun hubungan yang harmonis!
5.
Mewakili Kelompok (Group Representative)
Kepala Sekolah harus menyadari, bahwa baik
buruk sebuah tindakan diluar kelompoknya mencerminkan baik buruk kelompok yang
dipimpinnya.
6.
Bertindak Sebagai Pemberi Ganjaran/
Pujian dan Hukuman.
Ia harus membesarkan hati anggota-anggota yang
bekerja dan banyak sumbangan terhadap kelompoknya.
7.
Bertindak Sebagai Wasit dan Penengah
(Arbitrator and Modiator)
Dalam menyelesaikan perselisihan atau menerima
pengaduan antara anggota-anggotanya, ia harus dapat bertindak tegas, tidak
pilih kasih, atau mementingkan salah satu anggotanya.
8.
Pemegang Tanggung Jawab Anggota
Kelompoknya
Kepala Sekolah bertanggung jawab terhadap
perbuatan-perbuatan para anggota yang dilakukan atas nama kelompoknya.
9.
Sebagai Pencipta/Memiliki Cita-cita
(Idiologist)
Seorang pemimpin hendaknya mempunyai kosepsi
yang baik dan realistis, sehingga dalam menjalankan kepemimpinannya mempunyai
garis yang tegas menuju kearah yang dicita-citakan.
10.
Bertindak Sebagai Ayah (Father
Figure)
Tindakan pemimpin terhadap anak
buah/kelompoknya hendaknya mencerminkan tindakan seorang ayah terhadap anak
buahnya.
Apabila kita meneliti lebih lanjut, maka dapat disimpulkan 10 peran
di atas sama seperti apa yang dikemukakan oleh Bapak Pendidikan, Ki Hadjar
Dewantara. Beliau mengatakan, bahwa pemimpin yang baik haruslah menjalankan
peranan: Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso dan Tut Wuri
Handayani
Tugas dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah
Kepala Sekolah bertanggung jawab atas manajemen pendidikan secara mikro,
yang secara langsung berkaitan dengan proses pembelajaran di sekolah.
Sebagaimana dikemukakan dalam pasal 12 ayat 1 PP 28 Th. 1990, bahwa Kepala Sekolah
bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi
sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya dan pendayagunaan, serta
pemeliharaaan sarana dan prasarana.
Tipologi Kepemimpinan
Adalah suatu perilaku dengan tujuan
tertentu untuk mempengaruhi aktifitas anggota dalam mencapai tujuan bersama
yang dirancang untuk memberikan manfaat individu dan organisasi.
1.
Visioner
a.
Memiliki
wawasan yang luas dan visi yang kuat;
b.
Suka
memancing ide orang lain untuk mencapai visi;
c.
Pandai
memberi motivasi;
d.
Suka
menerima kritik dan saran dari manapun;
e.
Memberi
kebebasan pada bawahan;
f.
Suka
melibatkan orang lain dalam pengambilan keputusan.
2.
Transformasional
a.
Memiliki
wawasan yang luas dan ke depan;
b.
Bersama
pengikutnya saling meningkatkan moralitas dan motivasi;
c.
Menggerakkan
kebutuhan-kebutuhan ke tingkat yang lebih tinggi;
d.
Memberi
kepercayaan, kekaguman, kesetiaan dan penghormatan dari para pengikutnya;
e.
Suka
memberikan motivasi.
3.
Otokratis
a.
Menganggap
organisasi menjadi milik sendiri dan bawahan sebagai alat semata;
b.
Mengidentikkan
tujuan pribadi dan tujuan organisasi;
c.
Tidak
mau menerima kritik, saran dan pendapat;
d.
Selalu
bergantung kepada kekuasaan formalnya;
e.
Sering
menggunakan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum.
4.
Militeristik
a.
Memiliki
wawasan yang luas;
b.
Suka memerintah,
mengancam dan memaksakan kehendak;
c.
Senang
kepada formalitas yang berlebihan;
d.
Menuntut
disiplin yang tinggi dan kaku kepada bawahan;
e.
Sukar
menerima kritik dari bawahan;
f.
Tidak
menghargai pendapat orang lain;
g.
Berorientasi
kepada kekuasaan.
5.
Karismatic
a.
Memiliki
wawasan luas dan visi yang menarik;
b.
Mempunyai
pengaruh kepada masyarakat dan pengikutnya;
c.
Memiliki
keberanian dan pendirian yang kuat untuk mewujudkan visinya;
d.
Memberikan
rasa percaya pada diri masyarakat dan pengikutnya;
e.
Menjadi
model dan symbol nilai-nilai baru yang ditiru oleh pengikutnya.
6.
Demokratic
a.
Selalu
bertitik tolak pada pendapat, bahwa manusia adalah makhluk yang paling mulia di
dunia;
b.
Selalu
berusaha menyelaraskan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan
tujuan pribadi;
c.
Senang
menerima saran, pendapat dan kritik dari bawahan;
d.
Berusaha
mengutamakan kerja sama dan teamwork dalam usaha mencapai tujuan;
e.
Ikhlas
dan memberikan kebebasan kepada bawahan;
f.
Selalu
berusaha membuat bawahan lebih sukses darinya;
g.
Berusaha
mengembangkan kapasitas diri sebagai pemimpin.
Teori Kepemimpinan
1.
Teori Genetik (Keturunan)
Leader are born and not
made. Bahwa, pemimpin itu
dilahirkan (bakat), bukan dibuat. Kepemimpinan merupakan suatu kemampuan yang
berupa sifat-sifat bawaan sejak lahir.
2.
Teori Sosial
Leader are made and not
born. Bahwa, pemimpin itu
dibuat/ dididik, bukan kodrati. Sehingga sukses dan tidaknya pemimpin tidak
hanya dipengaruhi oleh sifat-sifat yang ada pada seseorang, tetapi juga
dipengaruhi oleh sifat-sifat dan ciri-ciri kelompok yang menyertainya.
3.
Teori Ekologis
Bahwa, seorang hanya
akan berhasil menjadi pemimpin yang baik, apabila ia telah memiliki bakat
kepemimpinan, kemudian dikembangkan melalui pendidikan dan pengalaman yang
teratur.
Peran Pemimpin di Sekolah
1.
Meningkatkan
motivasi para anggota (guru dan karyawan);
2.
Meningkatkan
koordinasi antara anggita dan pemimpin;
3.
Sebagai
negosiator;
4.
Sebagai
panutan dalam lingkup kepemimpinannya.
Pemimpin yang Baik
1.
Bersikap
adil;
2.
Memberikan
sugesti (suggesting);
3.
Mendukung
tercapainya tujuan (supplying objectives);
4.
Katalisator
(catalysing);
5.
Menciptakan
rasa aman (providing scurity);
6.
Sebagai
wakil organisasi (representing);
7.
Sumber
inspirasi (inspiring);
8.
Bersikap
menghargai (praising).
Comments
Post a Comment