Ringkasan Media Pendidikan
Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa latin
yang berarti perantara atau pengantar.
Media adalah setiap orang, bahan atau
alat, benda, atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi (mengantarkan pesan)
yang memungkinkan anak untuk menerima pangetahuan, keterampilan dan sikap. Pada
prinsipnya media adalah alat yang berguna untuk memudahkan siswa memahami
sesuatu yang mungkin sulit atau menyederhanakan sesuatu yang kompleks.
Pengertian
Media Menurut Para Ahli
1. Gerlach dan Ely
Media bila dipahami
secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi
yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, maupun sikap
(Arsyad Azhar, 2009: 3).
2.
Heinich,
Molendo dan Russel (1993)
Media merupakan saluran komunikasi. Media
berasal dari Bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang
secara harfiah berarti perantara, yaitu perantara sumber pesan (a
source) dengan penerima pesan (a receiver).
3. Romiszowksi
Media adalah pembawa
pesan yang berasal dari suatu sumber pesan (dapat berupa orang atau benda)
kepada penerima pesan (Depdikbud, 1992: 8).
4. Gagne
Media sebagai salah
satu sistem penyampaian yang didalamnya tercakup segala peralatan fisik pada
komunikasi (Suhartono, 2005: 144).
5. Yusuf Hadimiarso dkk (1984: 48)
Media merupakan wadah
dari pesan yang oleh sumber pesan ingin diteruskan kepada penerima pesan, pesan
yang disampaikan adalah pesan pembelajaran dan tujuan yang ingin dicapai adalah
proses belajar.
6. Yusuf (1984: 19)
Media pengajaran
merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya
proses belajar dalam diri siswa.
7. Berlo
Menyatakan bahwa proses
belajar mengajar adalah proses komunikasi (Yusuf, 1984: 48). Kegiatan belajar
melalui media terjadi bila ada komunikasi antara penerima pesan dengan sumber
pesan lewat media tersebut. Proses komunikasi tersebut terjadi setelah ada
reaksi umpan baik (feedback) dari penerima pesan. Media dikatakan
berhasil membawakan pesan belajar bila kemudian terjadi perubahan tingkah laku
atau sikap pada diri siswa.
8. Bringgs mendefinisikan media sebagai segala alat fisik yang
dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar, seperti buku,
film, kaset, film bingkai, gambar dll (Arief Sadiman dkk, 2006: 6).
Landasan Teoritis Penggunaan Media Pendidikan
Pemerolehan pengetahuan dan keterampilan, perubahan-perubahan sikap
dan perilaku dapat terjadi karena interaksi dengan pengalaman baru
dengan pengalaman yang pernah terjadi sebelumnya. Menurut Bruner (1966: 10-11)
ada tiga tingkatan utma modus belajar, yaitu: pengalaman langsung (enactive);
pengalaman pictorial/ gambar (iconic) dan pengalaman abstrak
(symbolic).
Tingkatan perolehan pengalaman hasil belajar seperti itu
digambarkan oleh Dale (1969) sebagai suatu proses komunikasi. Materi
yang ingin disampaikan dan diinginkan siswa dapat menguasainya disebut sebagai pesan.
Guru sebagai sumber pesan menuangkan pesan ke dalam symbol-bimbol tertentu (enconding)
dan siswa sebagai penerima menafsirkan simbol-simbol tersebut, sehingga
dipahami sebagai pesan (deconding).
Ciri-ciri Media Pendidikan
1.
Ciri
Fiksatif (Fixative Property)
Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam,
menyimpan, melestarikan dan merekonstruksi suatu peristiwa, atau obyek. Suatu
peristiwa, atau obyek dapat diurut dan disusun kembali dengan media, seperti: photography,
video tape, audio tape, disket computer dan film. Suatu obyek yang
telah diambil gambarnya (direkam) dengan kamera, atau video kamera dengan mudah
dapat diproduksi dan digunakan kapan saja. Dengan ciri fiksatif ini,
media memungkinkan suatu rekaman kejadian, atau obyek yang terjadi pada satu
waktu tertentu ditransportasikan tanpa mengenal waktu.
2.
Ciri
Manipulatif (Manipulative Property)
Transformasi suatu kejadian, atau obyek
dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulative. Kejadian yang
memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu tiga, atau
empat menit dengan teknik pengambilan gambar (time-laps
recording). Misalnya, bagaimana
proses larva menjadi kepompong, kemudian menjadi kupu-kupu dapat
dipercepat dengan teknik rekaman photography tersebut. Di samping dapat
dipercekat, suatu kejadian dapat diperlambat, di saat menayangkan kembali hasil
suatu rekaman video. Misalnya, proses loncat galah, atau reaksi kimia dapat
diamati melalui bantuan kemampuan manipulative dari media.
Kemampuan media dari ciri manipulative
memerlukan perhatian sungguh-sungguh, karena apabila terjadi kesalahan dalam
pengaturan kembali urutan kejadian, atau pemotongan bagian-bagian yang salah,
maka akan terjadi pula kesalahan penafsiran yang tentu saja akan membingungkan,
bahkan menyesatkan, sehingga dapat merubah sikap mereka ke arah yang tidak
diinginkan.
3.
Ciri
Distributif (Distributive
Property)
Ciri distributif dari media memungkinkan
suatu obyek, atau kejadian ditransformasikan melalui ruang dan secara bersamaan
kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus
pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu. Dewasa ini, distribusi
media tidak hanya terbatas pada suatu kelas, atau beberapa kelas pada sekolah-sekolah
di dalam suatu wilayah tertentu, tetapi juga media itu dapat disebar keseluruh
penjuru tampat yang diinginkan kapan saja, misalnya: rekaman video, audio,
disket computer.
Sekali informasi direkam dalam format media apa
saja, ia dapat direproduksi seberapa kalipun dan siap digunakan secara
bersamaan di berbagai tempat, atau digunakan secara berulang-ulang di suatu
tempat. Konsistensi informasi yang telah direkam akan terjamin sama,
atau hampir sama dengan aslinya.
Fungsi Media Pembelajaran
a.
Fungsi Afektif
Fungsi afektif media visual dapat
terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang
bergambar. Gambar, atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa,
misalnya informasi yang menyangkut masalah sosial, atau ras.
b.
Fungsi
Kognitif
Fungsi kognitif media
visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan, bahwa lambang
visual, atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat
informasi, atau pesan yang terkandung dalam gambar.
c.
Fungsi
Kompensatoris
Fungsi kompensatoris media
pengajaran terlihat dari hasil penelitian, bahwa media visual memberikan
konteks untuk memahami teks
membantu siswa yang lemah dalam membaca dan mengorganisasikan informasi dalam
teks dan mengingatnya kembali. Dengan kata lain media pengajaran berfungsi
untuk mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi
pelajaran yang disajikan dengan teks, atau disajikan secara verbal.
d.
Fungsi Psikomotoris
Fungsi ini diberikan dengan maksud untuk menggerakkan
siswa melakukan suatu kegiatan, terutama yang berkenaan dengan materi
penghafalan.
e.
Fungsi Evaluasi
Fungsi evaluasi dimaksudkan agar segala kegiatan
belajar mengajar yang telah dilaksanakan dapat dilakukan penilaian kemampuan
siswa dalam merespon pembelajaran.
Manfaat
Media Pembelajaran
a.
Penyampaian materi
pembelajaran dapat diseragamkan.
Dengan bantuan media
pembelajaran, penafsiran yang berbeda antar pendidik dapat dihindari dan dapat
mengurangi terjadinya kesenjangan informasi diantara peserta didik dimanapun
berada.
b.
Proses
pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik.
Media dapat menyampaikan
informasi melalui suara, gambar, gerakan dan warna, baik secara alami maupun
manipulasi, sehingga membantu pendidik untuk mendeskripsikan suasana belajar
menjadi lebih hidup, tidak monoton dan tidak membosankan. Media juga dapat
membangkitkan keingintahuan siswa, merangsang mereka untuk bereaksi terhadap penjelasan
pendidik.
c.
Proses
pembelajaran menjadi lebih interaktif.
Media dapat membantu pendidik dan
peserta didik melakukan komunikasi dua arah secara aktif, sedangkan tanpa media
pendidik mugkin akan cenderung bicara satu arah kepada peserta didik mereka.
d.
Efisiensi
dalam waktu dan tenaga.
Dengan media,
tujuan belajar akan lebih mudah tercapai secara maksimal dengan waktu dan
tenaga seminimal mungkin. Pendidik tidak harus menjelaskan materi ajaran secara
berulang-ulang, sebab dengan menggunakan media, peserta didik akan lebih mudah
memahami pelajaran.
e.
Meningkatkan
kualitas hasil belajar siswa.
Media pembelajaran dapat membantu
peserta didik menyerap materi pembelajaran lebih mandalam dan utuh.
f.
Memungkinkan
proses belajar dapat dilakukan dimana dan kapan saja.
Media pembelajaran dapat
dirancang sedemikian rupa, sehingga peserta
didik dapat melakukan kegiatan belajar dengan lebih leluasa dimanapun dan
kapanpun tanpa tergantung pada keberadaan pendidik.
g.
Menumbuhkan
sikap positif siswa terhadap materi dan
proses belajar
Dengan media, proses pembelajaran
menjadi lebih menarik, sehingga mendorong
siswa untuk mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri sumber-sumber
ilmu pengetahuan.
h.
Mengubah
peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif
Dengan media, pendidik
tidak lagi menjadi sekedar ‘pengajar’,
karena media meminimalisasikan waktu, sehingga pendidik
dapat memberi perhatian lebih kepada peserta didiknya,
seperti membantu kesulitan belajar pendidik, membentukan kepribadian,
memotivasi belajar dan lain sebagainya.
Pengembangan Media
Media Berbasis Cetakan
Media cetak adalah
media visual yang pembuatannya melalui proses percatakan (printing, atau
offset). Media bahan catak menyajikan pesan, atau informasi melaui huruf,
atau gambar yang diilustrasikan untuk lebih memperjelas pesan, atau informasi
yang akan disampaikan.
Media pembelajaran
berbasis teks cetak (print out) adalah berbagai media penyampai pesan
pembelajaran dimana padanya terkandung teks (bacaan) dan ilustrasi-ilustrasi
pendukungnya. Media cetakan meliputi bahan-bahan yang disiapkan di atas kertas
pengajaran dan informasi. Di samping buku teks, atau buku ajar, termasuk pula
lembaran penuntun, berupa daftar cek tentang langkah-langkah yang harus diikuti
ketika mengoperasikan sesuatu peralatan, atau memeliahra peralatan.
a.
Sejarah
Media Berbasis Cetakan
Secara historis,
istilah media cetak mulai muncul setelah ditemukannya alat pencetak oleh Johan Gutenberg pada tahun 1456, kemudian terus berkembang produk alat pencetak
yang semakin modern dan efektif penggunaannya.
Pada awal sejarah
pendidikan, guru merupakan satu‑satunya sumber untuk memperoleh pelajaran.
Dalam perkembangan selanjutnya, sumber belajar itu kemudian bertambah dengan
adanya buku. Pada masa itu, kita mengenal
tokoh bernama Johan Amos Comenius yang tercatat sebagai orang pertama
yang menulis buku bergambar yang ditujukan untuk anak sekolah. Buku tersebut
berjudul Orbis Sensualium Pictures (Dunia Tergambar) yang
diterbitikan pertama kali pada tahun 1657. Penulisan buku itu dilandasi oleh
suatu konsep dasar, bahwa tak ada
sesuatu dalam akal pikiran manusia, tanpa terlebih dahulu melalui penginderaan.
Dari sini, para pendidik
mulai menyadari perlunya sarana belajar yang dapat memberikan rangsangan dan pengalaman
belajar secara menyeluruh bagi siswa melalui semua indera, terutama indera
pandang‑dengar.
b.
Kelebihan Media Cetak
Beberapa kelebihan
media cetakan, termasuk teks terprogram, adalah:
1)
Siswa dapat belajar dan berkembang sesuai dengan kecepatannya;
2)
Di samping dapat mengulangi meteri dalam media cetakan, siswa akan
mengikuti urutan pikiran secara logis;
3)
Pepaduan teks dan gambar dalam halaman cetak sudah merupakan hal lumrah.
Hal ini dapat menambah daya tarik, serta dapat memperlancar pemahaman informasi
yang disajikan;
4)
Khusus pada teks terprogram, siswa akan terpartisipasi/berinteraksi dengan
aktif, karena harus memberi respons terhadap pertanyaan dan latihan yang
disusun; siswa dapat segera mengetahui apakah jawabannya benar, atau salah;
5)
Meskipun isi informasi media cetak harus
diperbaharui dan direvisi sesuai dengan perkembangan dan temuan-temuan baru
dalam bidang ilmu itu, materi tersebut dapat direproduksi dengan ekonomis dan
didistribusikan dengan mudah;
6)
Dapat dipelajari kapan dan dimana saja,
karena mudah dibawa.
c.
Keterbatasan Media Cetakan
1)
Sulit menampilkan gerak dalam halaman media cetakan;
2)
Biaya percetakan akan mahal, apabila ingin menampilkan ilustrasi, gambar,
atau foto yang berwarna-warni;
3)
Proses pencetakan media seringkali memakan waktu beberapa hari sampai
berbulan-bulan, tergatung kepada peralatan percetakan dan kerumitan informasi
pada halaman cetakan;
4)
Perbagian unit-unit pelajaran dalam media
cetakan harus dirancang sedemikian rupa, sehingga tidak terlalu panjang dan
membosankan;
5)
Umumnya media cetak membawa hasil yang baik,
jika tujuan pelajaran itu bersifat kognitif, misalnya belajar tentang
fakta dan keterampilan;
7)
Bahan cetak yang tebal mungkin dapat membosankan dan mematikan minat siswa
untuk membacanya.
Media Berbasis Manusia
Media berbasis manusia merupakan media digunakan untuk mengirimkan dan
mengkomunikasikan pesan, atau informasi. Media manusia ini bermanfaat untuk tujuan
mengubah sikap atau ingin secara langsung terlibat dengan pemantauan pembelajaran
siswa. Misalnya, untuk mengarahkan dan mempengaruhi proses belajar melalui eksplorasi
terbimbing dengan menganalisis dari waktu ke waktu apa yang terjadi pada lingkungan
belajar.
Dalam penggunaan media berbasis manusia, ada dua teknik efektif yang dapat
digunakan, yaitu:
a.
Rancangan yang berpusat pada masalah
Rancangan
pembelajaran yang berpusat pada masalah dibangun berdasarkan masalah yang harus
dipecahkan oleh peserta didik.
b.
Bertanya ala Socrates
Teknik bertanya
ala Socrates adalah penjelasan konsep-konsep dan gagasan-gagasan melalui
penggunaan pertanyaan-pertanyaan pancingan.
Salah satu faktor penting dalam pembelajaran dengan media berbasis manusia
adalah rancangan pelajaran yang interaktif. Dengan adanya manusia sebagai
pemeran utama dalam proses belajar, maka kesempatan interaksi semakin terbuka lebar.
Pelajaran interaktif mendorong partisipasi siswa dan jika digunakan dengan
baik dapat mempertinggi hasil belajar dan pengalihan pengetahuan.
Pembelajaran interaktif dapat direalisasikan dalam beberapa bentuk, diantaranya
adalah:
a. Pembelajaran Partisipatori
Yaitu, jenis pembelajaran yang dimulai dengan sesi curah pendapat dari seluruh
siswa.
b. Pembelajaran Main
Peran
Yaitu, pembelajaran yang dimulai dengan main peran yang diberitahapan dengan
pelaku yang terdiri atas siswa dengan sukarela.
c. Pembelajaran Kuistim
Dimulai dengan mengumumkan, bahwa akan ada kuis pada akhir pelajaran.
d. Pembelajaran Cooperatif
Dimulai dengan menciptakan tim-tim, atau kelompok-kelompok yang bertanggung
jawab untuk saling mengajar pengetahuan, atau keterampilan khusus.
e. Debat Terstruktur
Yaitu, pembelajaran dengan menguraikan sebuah isu, atau tema kepada siswa, selanjutnya
diperdebatkan oleh kelompok-kelompok siswa dengan argumentasi yang mendukung
timnya.
f. Pembelajaran 99
Detik
Merupakan rancangan pembelajaran yang membantu siswa memproses informasi dengan
meminta siswa mengorganisasikan secara singkat informasi ke dalam penyajian
yang tidak lebih dari 99 detik.
Media Berbasis Visual
Media berbasis visual
(image atau perumpamaan)
memegang peranan yang sangat penting dalam proses belajar. Media visual dapat
memperlancar pemahaman (melalui elaborasi struktur dan organisasi) dan
memperkuat ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan minat dan dapat memberikan
hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Agar lebih efektif,
visual ditempatkan pada konteks yang bermakna dan siswa harus berinteraksi
dengan visual (image) itu untuk meyakinkan terjadinya proses informasi.
Media
Berbasis Audio Visual
Media visual yang menggabungkan penggunaan suara
memerlukan pekerjaan tambahan untuk memproduksinya. Salah satu pekerjaan penting
yang diperlukan dalam media audio-visual adalah penulisan naskah dan storyboard
yang memerlukan persiapan yang banyak, rancagan, dan penelitian.
Naskah yang mejadi baha arasi disaring dari
isi pelajaran, kemudian disintesis ke dalam apa yang ingin ditujkkan dan
dikatan. Narasi ini merupakan penuntutan bagi tim produksi untuk memikirkan,
bagaimana video menggambarkan, atau visualisasi materi pelajaran. Pada awal
pelajaran, media harus mempertunjukkan sesuatu yang dapat menarik perhatian
semua siswa.
Hal ini diikuti dengan jalinan logis
keseluruhan program yang dapat membangun rasa berkelanjutan-sambung-menyambung,
kemudian menuntun kepada kesimpulan atau rangkuman. Kontinuitas program dapat
dikembangkan melalui penggunaan cerita atau permasalahan yang memerlukan
pemecahan.
Media
Berbasis Komputer
Komputer memiliki peran yang berbeda-beda dalam
bidang pendidikan. Ada yang sebagai manajer dalam proses pembelajaran, adapula komputer
sebagai pembantu tambahan dalam pembelajaran. Penggunanaan komputer sebagai media
pembelajaran secara umum mengikuti proses instruksional sebagai berikut:
a.
Merencanakan, mengatur; mengorganisasikan dan
menjadwalkan pengajaran;
b.
Mengevaluasi siswa (test);
c.
Mengumpulkan data mengenai siswa;
d.
Melakukan analisis statistik mengenai data
pembelajaran;
e.
Membuat catatan perkembangan pembelajaran (kelompok,
atau perseorangan)
Komputer adalah sistem elektronik untuk memanipulasi data yang
cepat dan tepat serta dirancang dan diorganisasikan supaya secara otomatis
menerima dan menyimpan data input, memprosesnya, dan menghasilkan output di
bawah pengawasan suatu langkah-langkah instruksi program yang tersimpan di
memori.
Kelebihan Penggunaan Komputer
a. Komputer tidak pernah lelah (mungkin kalau terlalu panas jadi
rusak);
b. Memiliki kecepatan dan ketelitian yang tinggi dalam mengerjakan
fungsinya;
c. Memiliki media penyimpanan yang ringkas dan berkapasitas besar;
d. Mampu mengolah data dalam jumlah besar;
e. Dapat membuka lapangan pekerjaan baru sebagai ahli komputer.
Kekurangan Penggunaan
Komputer
a. Manusia semakin tergantung dengan bantuan komputer;
b. Berkurangnya tenaga kerja akibat pekerjaannya digantikan oleh komputer;
c. Komputer melakukan pekerjaan sesuai dengan perintah manusia, bila
terdapat kesalahan, computer tetap mengerjakan kesalahan tersebut.
Comments
Post a Comment