Sistem Perencanaan Pembelajaran PAI
Pengertian Sistem
Sistem adalah satu kesatuan
yang terdiri dari berbagai komponen yang saling terkait, saling berinteraksi,
dan satu dengan lainnya saling pengaruh mempengaruhi dalam mencapai tujuan.
Pendidikan sebagai sebuah sistem
berarti satu kesatuan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Pengertian Pendidikan Islam dan
Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Islam adalah segala
usaha untuk memelihara dan mengembangkan fitrah manusia serta sumber daya
insani yang ada padanya menuju terbentuknya manusia paripurna (insan
kamil) sesuai dengan norma Islam.
Pendidikan agama
Islam (PAI) memiliki pengertian yang
lebih khusus dan sempit. PAI berarti usaha yang lebih
khusus ditekankan untuk mengembangkan fitrah keberagamaan subjek didik agar
lebih mampu memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam.
Tujuan Pendidikan Agama Islam (PAI) di Sekolah
Meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan siswa terhadap
ajaran agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang bertakwa kepada Allah, serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,
bermasyarakat berbangsa dan bernegara.
Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam di Sekolah
1.
Al-Qur'an Hadits;
2.
Aqidah
3.
Ibadah
4.
Akhlaq
5.
Tarikh/Sejarah Islam
Pengertian Perencanaan Sistem
Pendidikan Agama Islam (PAI)
Adalah proses merencanakan dan menetapkan tujuan, bahan, langkah-langkah
pelaksanaan (termasuk di dalamnya pelaksana dan metode), serta evaluasi pendidikan agama Islam di sekolah.
Syarat dalam Membuat Perencanaan (Termasuk Perencanaan PAI di Sekolah)
1.
Perencanaan PAI hendaknya
memperhatikan dan didasarkan kepada tujuan yang jelas;
2.
Dalam perencanaan, hendaknya mengutamakan aspek kesederhanaan, realistis dan praktis;
3.
Terperinci dan memuat segala uraian,
klasifikasi kegiatan dan rangkaian kegiatan, sehingga memudahkan pelaksanaan, serta memedomaninya;
4.
Memperhatikan fleksibilitas, sehingga mudah beradaptasi dengan keadaan, kebutuhan dan kondisi dan
situasi;
5.
Menghindari duplikasi dalam
pelaksanaannya.
Ruang Lingkup
1. Diawali kajian hasil dari perencanaan pengembangan dan
pendidikan sebelumnya;
2. Rumusan tentang tujuan umum perencanaan sebagaiarah
dan pedoman kegiatan;
3. Pengembangan program;
4. Penjadwalan (scheduling);
5. Proses legelasi dan aparat pelaksana termasukkegiatan
monitoring dan controlling
Tujuan
Perencanaan Pendidikan
1. Menyajikan rancangan keputusan-keputusan untuk
disetujui;
2. Menyediakan pola kegiatan-kegiatan yang matang sebagai
pedoman;
3. Menyajikan fakta dan kebenaran agar dapat diterima
oleh stake holder;
4. Menentukan tindakan yang akan dilakukan yang ber
orientasi pada masa depan.
Manfaat
Perencanaan Pendidikan
1. Sebagai petunjuk kegiatan dalam mencapai tujuan;
2. Sebagai pola dasar mengatur wewenang dan tanggung
jawab;
3. Sebagai pedoman kerja bagi setiap unit kerja;
4. Sebagai alat ukur, efektive tidaknya suatu pekerjaan
5. Sebagai bahan pertimbangan pembobotan dan keseimbangan
kerja;
6. Pengontrol dan penghemat waktu, tenaga dan biaya
Fungsi
Perencanaan Pendidikan
1. Sebagai pola dan petunjuk pengambilan keputusan
dankebijakan untuk mencapai tujuan;
2. Sebagai pedoman, atau pengendalian pelaksanaan
pendidikan;
3. Menghindari adanya penggunaan sumber daya yang tidak
efisien/ pemborosan;
4. Sebagai alat pengembangan dan penjaminan mutu
pendidikan;
5. Memenuhi dan mewujudkan akuntabilitas lembaga
pendidikan;
6. Mencari alternatif untuk kegiatan pembangunan pendidikan
masa depan.
Unsur-unsur
Perencanaan Pendidikan
1. Unsur Kualitatif
Adalah
perencanaan peningkatan kemampuan, sikap dan ketrampilan peserta didik.
Unsur
Kuantitatif berkenaan dengan aspirasi dan permintaan masyarakat terhadap
pendidikan. Selain dengan pendekatan masyarakat, juga pendekatan system dan
lainnya.
Peserta didik
mengalami proses pembelajaran yang bermakna ditunjang oleh daya pendidikan dan
didukungoleh lingkungan yang kondusif.
Peserta didik
menunjukkan prestasi belajar, peningkatan pengetahuan dan dapat melakukan
secara fungsional danhasil sesuai yang menjadi tuntutannya
2. Unsur Relevansi
Menekankan
hubungan antara pendidikan dengan tingkat perkembangan dan kemajuan, serta perubahan
yang terjadi di masyarakat dan kecenderungan yang akan terjadi pada masa mendatang.
Unsur ini harus
mengedepankan mutu pendidikan yang dihasilkan yang nyata-nyata menjadi harapan
besar bagi masyarakat.
Relevansi meliputi:
Relevansi meliputi:
a. Tenaga pendidik,
b. Program pendidikan,
c. Sarana dan prasarana,
d. Lingkungan,
e. Waktu,
f.
IPTEK, dll
3. Unsur Efisiensi
a. Lingkup Internal
Rendahnya angka
putus sekolah, rendahnya yang tinggal di kelas dan tingginya keberhasilan.
b. Lingkup Eksternal
c. Sistem manajemen, Komunikasi yang efektif dengan dinas
dan diknas, dll.
Model
Perencanaan Pendidikan
1. Model Perencanaan Komprehensif
Yaitu,
perencanaan secara menyeluruh, terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di
dalam dunia pendidikan.
2. Model Perencanaan Target
Menyangkut
hal-hal tertentu saja seperti: Jumlah siswa, Perubahan demografi dan Kebutuhan
tenaga kerja
3. Model Perencanaan Biaya
Model ini hanya
memebuat perencanaan atas perubahan pembiayaanumumnya pada tiap tahun
Langkah Perencanaan Pembelajaran (PAI)
1.
Guru harus
mempersiapkan segala hal yang berkenaan dengan proses pembelajaran di kelas;
2.
Persiapan
pembelajaran di kelas secara umum dirumuskan melalui Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP);
3.
RPP disusun
untuk dijadikan acuan guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas, agar
terarah pada pencapaian tujuan yang telah ditentukan.
Macam-macam
Pendekatan dalam Perencanaan Pendidikan
1. Pendekatan Permintaan Masyarakat
a. Sasaran rencana pendidikan di dasarkan pada tujuan
nasional suatu bangsa sesuai dengan aspirasi sosial dan kemauan politik
pemerintah;
b. Proyeksi rencana didasarkan pada analisis kebutuhan
individu terhadap pendidikan
c. Perubahan norma-norma budaya atau pandangan terhadap
nilai-nilai pendidikan tinggi
d. Jumlah calon peserta didik akan meningkat apabila
terjadi peningkatan penghargaan masyarakat terhadap nilai-nilai sosial
pendidikan formal
e. Perubahan nilai-nilai sosial masyarakat
f.
Pandangan
masyarakat terhadap pendidikan tinggi, manifestasi dan mobilitas politik dapat
dianalisis dalam perencanaan berdasarkan permintaan masyarakat.
g. Prestise dan penghargaan terhadap
metode-metode realistis serta berkurangnya kepercayaan terhadap nilai-nilai
ekonomis sebagai satu-satunya kerangka dalam perencanaan pembangunan pendidikan.
2. Pendekatan Berdasarkan Kebutuhan Tenaga Kerja
a. Pada dasarnya lembaga pendidikan bertujuan untuk
membentuk sikap, memberikan pengetahuan dan meningkatkan keterampilan, akan
tetapi ada beberapa jenjang dan jenis pendidikan dan pelatihan yang diarahkan
untuk mempersiapkan peserta didiknya siap kerja pada berbagai lapangan yang
menghasilkan barang dan jasa;
b. Dewasa ini muncul suatu pendapat bahwa mendidik dan
melatih para peserta didik yang dapat siap pakai terjun dalam dunia kerja
merupakan salah satu tujuan yang dianggap paling relevan dalam dunia pendidikan;
c. Kelemahan dari pendekatan ini adalah:
1) Pengembangan program yang relevan; seperti: jenis
kerja, persyaratan kerja, klasifikasi kerja, tingkat kerja; tidak pasti dan
perubahannya, sangat cepat; sedangkan pendidikan adalah proses jangka lama yang
menghendaki ketelitian dam kecermatan yang diinginkan amat sulit diwujudkan;
2) Pendidikan yang tidak langsung berkaitan dengan dunia
kerja tidak mendapat prioritas dan pendidikan dengan pembebasannya itu akan dikesampingkan;
secara politis akan menimbulkan kesukaran pula.
3. Pendekatan Nilai Balik Dalam Perencanaan Pendidikan
a. Didasarkan pada model ekonomi;
b. Pendekatan ini digunakan untuk memungkinkan mengadakan
perbandingan secara ekonomis secara investasi yang diberikan kepada
sektor-sektor ekonomi lainnya;
c. Tujuan utama dari pendekatan ini adalah untuk menjamin,
bahwa alokasi sumber-sumber daya diantara sektor-sektor ekonomi yang berbeda
disesuaikan denganm manfaat yang diharapkan;
d. Menurut Barrios dan Davis (1980), kesulitan utama
dalam menggunakan pendekatan ini adalah:
1) Tingkat maksimal keuntungan sosial yang diperoleh dari
pendidikan di universitas, atau jenis pendidikan lainnya pada saat ini dan yang
akan datang tidak selalu sama;
2) Proses pendidikan berlangsung dalam jangka panjang,
bertujuan nonprofit, memiliki struktur sistem dan sistem terkait yang
berubah-ubah;
3) Menimbulkan kesulitan dalam penyesuaian aplikasi
syarat-syarat yang bersifat kaku dalam suatu periode panjang yang bersifat
dinamis.
e. Biasanya disebut pendekatan efisiensi biaya;
f.
Bersifat
ekonomi dan berpangkal pada sumber daya manusia;
g. Setiap investasi harus mendatangkan keuntungan yang
dapat diukur dengan nilai moneter;
h. Pendidikan memerlukan investasi yang besar dan area
itu keuntungan dari investasi tersebut harus bisa diperhitungkan;
i.
Pendidikan
secara konseptual mempunyai nilai ekonomi, artinya pendidikan berkontribusi
terhadap pertumbuhan ekonomi, seperti: tenaga kerja, pengetahuan dan teknologi;
j.
Masuknya peran
pendidikan, sebab pembangunan ekonomi pada dasarnya dilakukan oleh manusia; sedangkan
pembangunan manusia hanya mungkin dilakukan oleh pendidikan bukan ekonomi;
k. Pendekatan seperti ini mempunyai harapan, bahwa
kegiatan pendidikan yang tidak produktif dapat ditiadakan melalui proses
pendekatan efisiensi investasi.
l.
Pendekatan ini
disebut juga pendekatan (ratel of education) yang bertujuan
untuk mengukur pendidikan dari sudut hasil atau keuntungan yang diperoleh.
m. Jika suatu jenis pendidikan tertentu menghasilkan
lulusan yang kalau sudah bekerja menghasilkan return (poduksi,
jasa keuntungan) yang jauh lebih besar dari biaya input yang dipakai untuk
jenis pendidikan tersebut, maka jenis pendidikan ini harus terus dikembangkan.
n. Jika tidak menguntungkan, sebaiknya perlu dipikirkan
apakah jenis pendidikan itu perlu dilanjutkan atau tidak.
4. Pendekatan Sistem Terpadu dalam Perencanaan Pendidikan
a. Pendekatan sistem merupakan suatu kerangka ilmu
pengetahuan (skelton of science) yang dapat memadukan berbagai pendekatan
yang sifatnya parsial menjadi suatu pendekatan yang bersifat menyeluruh dan
terpadu;
b. Pendekatan sistem dapat berfungsi sebagai kerangka
yang memadukan ketiga pendekatan perencanaan sistem pendidikan yang bersifat
menyeliuruh dan terpadu;
c. Kerangka model perencanaan pendidikan yang menerapkan
pendekatan sistem dapat disimak pada gambar dibawah ini;
d. Pendidikan adalah suatu sistem yang menyeluruh dan
terpadu yang meliputi jalur, jenjang dan jenis pendidikan yang berkaitan satu
dengan yang lainnya untuk mengupayakan tercapainya tujuan pendidikan dalam
upaya mencapai tujuan pendidikan itu kepada setiap warga Negara harus diberikan
kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang bermutu dan sesuai dengan aspirasi
serta tuntutan zamannya;
e. Agar pendidikan yang bermutu dan relevan itu dapat
diikuti secara merata oleh setiap warga Negara diperlukan suatu pendekatan
perencanaan sistem pendidikan yang bersifat menyeluruh dan terpadu;
f.
Pendekatan
sistem dapat digunakan sebagai suatu pendekatan dalam memecahkan permasalahan
di semua bidang kehidupan mulai dari tingkat permasalahan yang paling sederhana
sampai pada tingkat permasalahan yang paling kompleks seperti dalam proses
perencanaan pendidikan;
g. Pendekatan sistem memiliki tiga karakteristik, yaitu:
1) Sistemik
Setiap permasalahan dilihat dari konteks secara
keseluruhan.
2) Analitik
Setiap permasalahan dianalisis sebab dan akibatnya
dikaitkan dengan berbagai masalah yang ada, baik di dalam dan di luar sistem.
3) Sistematik
Cara kerjanya
beraturan atau runtut.
Komponen RPP
1. Identitas Mata Pelajaran
Meliputi: satuan pendidikan, kelas, semester, program/program keahlian, mata
pelajaran, atau tema pelajaran, jumlah pertemuan.
2. Standar Kompetensi
Merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai
pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata pelajaran.
3. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar adalah sejumlah
kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu
sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran.
4. Indikator Pencapaian Kompetensi
Adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan
ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata
pelajaran;
Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan
dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan
diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
5. Tujuan Pembelajaran
Menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta
didik sesuai dengan kompetensi dasar.
6. Materi Ajar
Memuat fakta, konsep, prinsip dan prosedur yang relevan, dan
ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian
kompetensi.
7. Alokasi Waktu
Ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar.
8. Metode Pembelajaran
Digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang
telah ditetapkan.
Pemilihan metode pembelajaran
disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari
setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran.
9. Kegiatan Pembelajaran
a. Pendahuluan
Merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk
membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk
berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
b. Inti
Merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran dilakukan
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta
didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan
secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi.
c. Penutup
d. Penutup merupakan kegiatan yang
dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam
bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan
tindak lanjut.
10. Penilaian Hasil Belajar
Prosedur dan instrumen penilaian
proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi
dan mengacu kepada Standar Penilaian.
11. Sumber Belajar
Didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi ajar,
kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.
Prinsip-prinsip Penyusunan RPP
1. Memperhatikan Perbedaan Individu Peserta Didik
Memperhatikan perbedaan jenis kelamin, kemampuan awal, tingkat intelektual,
minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar,
kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai,
dan/atau lingkungan peserta didik.
2. Mendorong Partisipasi Aktif Peserta Didik
Proses pembelajaran dirancang
dengan berpusat pada peserta didik untuk mendorong motivasi, minat, kreativitas,
inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan semangat belajar.
3. Mengembangkan Budaya Membaca dan Menulis
Proses pembelajaran dirancang
untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.
4. Memberikan Umpan Balik dan Tindak Lanjut
RPP memuat rancangan program pemberian umpan
balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.
5. Keterkaitan dan Keterpaduan
RPP disusun dengan memperhatikan
keterkaitan dan keterpaduan antara SK, KD, materipembelajaran, kegiatan pembelajaran,
indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu
keutuhan pengalaman belajar.
RPP disusun dengan mengakomodasikan
pembelajaran tematik, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar,
dan keragaman budaya.
6. Menerapkan Teknologi Informasi dan Komunikasi
RPP disusun dengan mempertimbangkan
penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis,
dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.
Istilah-istilah
1.
Kompetensi
Adalah seperangakat sikap, pengetahuan dan
keterampilan yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh peserta didik
setelah mempelajari suatu muatan pembelajaran, menamatkan suatu program atau
menyelesaikan suatuan pendidikan. (bahan ajar PLPG, 2013:154)
2.
Standar
Kompetensi
Merupakan
kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas
dan/ atau semester pada suatu mata pelajaran.
3.
Kompetensi Dasar
Adalah kemempuan untuk mencapai Kompetensi Inti
yang harus diperoleh oleh peserta didik melalui pembelajaran.
Kompetensi Dasar adalah kemampuan minimal pada
tiap mata pelajaran yang harus dicapai siswa.
4.
Indikator
Adalah
ukuran yang bersifat kuantitatif dan umumnya terdiri atas pembilang (numerator)
dan penyebut (denominator)
Menurut
WHO, indikator adalah variable yang membantu kita dalam mengukur
perubahan-perubahan yang terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung.
Menurut Darwin
Syah, indikator adalah tanda atau ciri-ciri siswa sudah mampu memenuhi
kompetensi dasar yang diterapkan.
Menurut
Wilson dan Sapanuchart, indikator adalah suatu ukuran tidak langsung
dari suatu kejadian atau kondisi.
Menurut
Green, indikator adalah variabel-variabel yang mengindikasikan atau
memberi petunjuk kepada kita tentang suatu keadaan tertentu, sehingga dapat
dapat digunakan untuk mengukur perubahan.
5.
Indikator Hasil Belajar
Adalah ciri penanda ketercapain kompetensi dasar.
Fungsi Indikator sebagai tanda-tanda yang
menunjukkan terjadinya perubahan perilaku pda diri siswa. Tanda-tanda ini lebih spesifik dan lebih dapat diamati dalam diri siswa,
target kompetensi dasar tersebut sudah terpenuhi atau tercapai.
6.
Readiness
Adalah kesiapan atau kesediaan seseorang untuk berbuat sesuatu.
Menurut Cronbach memberikan
pengertian tentang readiness sebagi segenap sifat atau kekuatan yang
membuat seseorang dapat bereaksi dengan cara tertentu.
7.
Mastery
Learning
Belajar
tuntas, yaitu pendekatan dalam pembelajaran
yang mempersyaratkan peserta didik menguasai secara tuntas seluruh standar
kompetensi maupun kompetensi dasar mata pelajaran tertentu.
Belajar tuntas (Mastery learning) adalah proses belajar mengajar yang
bertujuan agar bahan ajaran dikuasai secara tuntas, artinya dikuasai sepenuhnya
oleh siswa.
8.
Teacher
Centered
adalah pembelajaran dikelas yang
perencanaan dan instruksi berpusat pada guru.
Teacher Center adalah proses pembelajaran yang berpuasat pada guru artinya guru sangat
menentukan proses pembelajaran karena guru menjadi satu-satunya sumber ilmu.
9.
Fasilitator
Adalah seseorang yang membantu sekelompok orang
memahami tujuan bersama mereka dan membantu mereka membuat rencana guna
mencapai tujuan tersebut tanpa mengambil posisi tertentu dalam diskusi.
Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa sebagai fasilitator, guru berperan memberikan pelayanan untuk
memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran.
10.
Motivator
Adalah orang yang memiliki profesi atau pencaharian
dari memberikan motivasi kepada orang lain.
Motivator adalah seseorang
yang memberikan motivasi atau semangat baik kepada individu, organisasi, atau
perusahaan dengan tujuan dapat meningkatkan semangat dan kualitas hidup.
Guru
sebagai motivator adalah Guru
seolah sebagai alat pembangkit motivasi (motivator)
bagi peserta didiknya.
11.
Cooperative
Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran
yang berdasarkan paham konstruktivis. (Isjoni,2009:14)
Pembelajaran
kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah
siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam
menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling
bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Pada
pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman
dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.
Comments
Post a Comment