Sistem Evaluasi PAI
1.
Evaluasi
a.
Pengertian Evaluasi
Berasal dari Bahasa Inggris Evaluation
Adalah suatu tindakan/ proses untuk menentukan
nilai dari sesuatu.
b.
Pengertian Evaluasi Pendidikan
Adalah suatu tindakan/ proses untuk
menentukan nilai segala sesuatu dalam dunia pendidikan yang ada hubungannya
dengan pendidikan.
c.
Evaluasi dan Pengukuran
·
Menurut Wand & Brown;
Pengukuran adalah suatu tindakan/ proses untuk
menentukan luas/ kuantitas daripada sesuatu.
d.
Fungsi Evaluasi
·
Untuk mengetahui taraf kesiapan dari anak-anak
dalam menempuh suatu pendidikan tertentu;
·
Untuk mengetahui seberapa jauh hasil yang
telah dicapai dalam pendidikan;
·
Untuk mengetahui apakah mata pelajaran yang
ada bisa dilanjutkan dengan materi yang baru;
·
Untuk mendapatkan bahan-bahan informasi dalam
memberikan bimbingan;
·
Untuk mendapatkan informasi dalam bentuk
nilai, sehingga diketahui anak tersebut naik kelas/ tinggal kelas;
·
Untuk mendapatkan perbandingan prestasi:
1)
Perbaikan :
apabila Si Anak mendapatkan nilai 60 > 75 ;
2)
Pengayaan :
penambahan materi yang lebih tinggi, apabila nilainya berkisar antara 75 >
90;
3)
Remidi :
jika nilainya kurang
·
Untuk menafsirkan kematangan anak sebelum
diterjunkan ke masyarakat;
·
Untuk mengadakan calon yang cocok untuk
disiplin ilmu sesuai karakter masing-masing;
·
Untuk mengetahui taraf efisiensi.
e.
Prosedur
(Langkah-langkah) Evaluasi
1)
Menurut Yulien Stanly
·
Menetapkan tujuan program;
·
Memilih alat yang layak/ pantas/ patut;
·
Pelaksanaan pengukuran;
Evaluasi :
Berkenaan dengan proses pengelolaan dan penafsiran, dimana terjadi
proses mempertimbangkan nlai siswa;
Pengukuran :
Berkenaan dengan mengkonstruksi, mengadministrasikan dan penskoran
nilai.
·
Memberikan skor/ nilai;
·
Menginterprestasikan.
2)
Menurut Mochtar Bahrain
·
Perencanaan dan tujuan yang hendak dicapai;
·
Pengumpuan data;
·
Verifikasi data tentang kebenaran data;
·
Analisa data;
·
Penafsiaran data.
f.
Ruang Lingkup Evaluasi
Evaluasi
pendidikan dan pengajaran di sekolah meliputi:
1)
Hasil
belajar;
2)
Intelegensi;
3)
Bakat
khusus;
4)
Minat;
5)
Hubungan
sosial/ kemasyarakatan;
6)
Sikap dan
keperibadian.
g.
Perencanaan Penilaian Hasil Belajar
Dapat
dibagi 2, yaitu:
1)
Perencanaan
Umum
Menyangkut
segenap rencana kegiatan evaluasi dalam suatu jenis pendidikan tertentu.
2)
Perencanaan
Khusus
Dilakukan
oleh setiap pengajar dalam mengadakan evaluasi hasil belajar.
h.
Program Evaluasi
Program
evaluasi dalam suatu sekolah meliputi:
1)
Perincian
terhadap tujuan evaluasi dalam lembaga pendidikan dan tujuan evaluasi setiap
mata pelajaran;
2)
Perincian
mengenai aspek pertumbuhan yang harus diperhatikan dalam setiap tindakan
evaluasi;
3)
Metode
evaluasi yang dapat dipergunakan;
4)
Alat
evaluasi
5)
Kriterium
dan skala yang dipergunakan;
6)
Jadual
evaluasi.
i.
Persiapan Khusus
Dapat
dibagi menjadi beberapa langkah:
1)
Merumuskan
tujuan;
Menurut Bloom:
Menggolongkan
jenis-jenis ilmu pengetahuan, sebagai berikut:
a)
Daerah
kognitif/ iptek
·
Pengetahuan;
·
Pengertian;
·
Aplikasi;
·
Analisa;
·
Sintesa/
paduan (berdasarkan hukum kesimpulan).
a)
Daerah
afektif/ penghayatan
·
Penerimaan;
·
Respon;
·
Penilaian;
·
Organisasi;
·
Karakterisasi.
a)
Daerah
psikomotorik/ keterampilan
·
Penerimaan;
·
Penggunaan;
·
Ketelitian;
·
Penyambungan;
·
Naturalisasi
(bersifat alamiah, bukan buatan/ tidak terpengaruh oleh lingkungan)
2)
Menetapkan
aspek-aspek yang dinilai;
Aspek
yang akan dinilai berdasarkan tujuan evaluasi yang telah dirumuskan, yaitu
masalah ilmu pengetahuan.
3)
Menetapkan
metode;
4)
Menyiapkan
alat-alat.
2.
Metode Penilaian
a.
Test
Adalah suatu cara untuk mengadakan
penilaian yang berbentuk suatu tugas atau serangkaian tugas yang harus
dikerjakan.
b.
Unsur-unsur Test
1)
Test berbentuk tugas (terdiri dari pertanyaan-pertanyaan);
2)
Test berbentuk tugas kepada kelompok;
3)
Respon anak termasuk yang dinilai.
c.
Test Hasil Belajar
1)
Test Individual
Adalah test yang
diberikan kepada satu anak.
2)
Test Berbentuk Tugas Kelompok
Adalah test yang diberikan
kepada sekelompok anak.
d.
Test Ditinjau dari Penyusunannya
1)
Test Buatan Guru
Disusun oleh guru
yang bersangkutan.
2)
Test Buatan Orang Lain
Disusun oleh orang
lain yang dianggap cukup baik, walaupun tidak distandarisasikan.
3)
Test Standar
Test yang telah distandarisasi,
cukup valid, cukup luas dan representatif.
e.
Test Ditinjau dari Bentuk Jawaban
1)
Test Tindakan
Apabila berbentuk
tingkah laku.
2)
Test Verbal
Jawaban/ respon anak
dalam bentuk bahasa.
f.
Test Ditinjau dari Bentuk Pertanyaan
1)
Test Obyektif (Pilihan Ganda)
Terdiri dari
item-item yang dapat dijawab dengan jalan memilih salah satu alternatif jawaban
yang benar.
2)
Test Essay
Suatu bentuk test
yang terdiri dari suatu pertanyaan, atau perintah yang menghendaki jawaban.
g.
Kelebihan Test Obyektif
1)
Dapat dijawab dengan cepat;
Akibatnya, materi
test yang diberikan dapat mencakup sebagian besar pelajaran yang telah
disampaikan.
2)
Skor yang diberikan terhadap pekerjaan anak dapat dijamin sepenuhnya;
3)
Jawaban test obyektif dapat dikoreksi dengan cepat dan mudah.
h.
Kelemahan Test Obyektif
1)
Memberikan jawaban dengan jalan memilih dari alternatif yang disajikan;
2)
Test obyektif terdiri dari jumlah item yang cukup banyak.
i.
Kelebihan Test Essay
1)
Bentuk test sangat cocok untuk menilai suatu test hasil belajar;
2)
Memberikan kesempatan kepada anak untuk menyusun jawaban yang sesuai
dengan jalan pikirannya.
j.
Kelemahan Test Essay
1)
Pemberian nilai kurang reliable, tingkat kebenarannya sangat
bervariasi;
2)
Menghendaki jawaban yang relatif panjang;
3)
Mengoreksi test essay memerlukan waktu yang cukup lama.
3.
Observasi
Adalah suatu cara
untuk mengadakan penilaian dengan jalan mengadakan pengamatan secara langsung
dan sistematis.
a. Kategori Observasi
1) Berstruktur
Adalah segala
kegiatan petugas observasi telah ditetapkan berdasarkan kerangka kerja.
2) Tidak Terstruktur
Segala kegiatan
observasi tidak dibatasi suatu kerangka kerja yang pasti.
b. Langkah-langkah
Pengumpulan Data Hasil Belajar
1)
Test
Tertulis
a)
Ruangan
harus terang dan bebas gangguan dari luar;
b)
Para
siswa diperingatkan untuk tidal mengerjakan sebelum tanda mulai;
c)
Pengawas
diperbolehkan berjalan-jalan dan tidak mengganggu;
d)
Setelah
waktu habis, semua peserta test diperintahkan untuk berhentu;
e)
Setelah
semua terkumpul, pengawas mengisi catatan kejadian.
2)
Test
Lisan
a)
Bahwa,
tujuan test adalah untuk mendpatkan gambaran tentang prestasi belajar yang
diperoleh oleh murid;
b)
Guru
dilarang untuk membentak;
c)
Jangan
ada kecenderungan untuk membantu seorang murid saat test;
d)
Laksanakan
skoring secara teliti pada tiap jawaban.
4. Verifikasi
Tentang Kebenaran dan Pernyataan
Verifikasi adalah suatu langkah pemeriksaan
terhadap data yang telah diperoleh.
Verifikasi dilakukan apabila dalam pengumpulan data
dimungkinkan tidak benar.
a.
Tanda-tanda Kesesatan
1)
Data yang
kita hadapi sangat berbeda dengan gambaran yang telah kita peroleh;
2)
Distribusi
data yang kita peroleh jauh sekali penyimpangannya.
b.
Sumber-sumber Kesalahan
1)
Kurang
sempurnanya alat komunikasi;
2)
Kurang
sempurnanya prosedur pelaksanaan evaluasi;
3)
Kurang
sempurnanya pencatatan hasil evaluasi.
c.
Prosedur Evaluasi
1)
Memeriksa
bagian-bagian test yang digunakan dalam pengumpulan data;
2)
Meninjau
kembalai, bagaimana evaluasi tersebut dilakukan
3)
Meninjau
kembali pencatatan skor yang telah dilakukan.
d.
Menilai Kualitas Nilai
Baik buruknya test dapat ditinjau dari beberapa segi,
antara lain:
1)
Validitas
Alat pengukur dikatakan valid, apabila alat pengukur
dapat mengukur sacara tepat.
Validitas test dapat dilihat dari:
·
Validitas Ramalan
Ketepatan alat ukur untuk meramalkan prestasi.
·
Validitas Bandingan
Suatu alat ukur dilihat dari korelasinya,
·
Validitas Isi
Kejituan alat pengukur untuk mengetahui hasil test
belajar.
·
Validitas Susulan
Kejituan suatu alat pengukur yang bersifat kecakapan
ilmu pasti.
Macam-macam validitas:
·
Validitas Logis
Artinya : Logika/ Penalaran
Validitas logis dapat dicapai apabila instrumen
mengikuti ketentuan yang ada.
·
Validitas Empiris
Artinya :
Memuat kata-kata empiris
Pengalaman sebuah instrumen dapat dikatakan memiliki
veliditas empiris, apabila sudah diuji dari pengalaman.
2)
Realibilitas (Masuk Akal)
Suatu test dikatakan reable, apabila menghasilkan
hasil yang mantap.
Cara dalam test realibilitas:
·
Teknik Ulangan
Test dengan bentuk ulangan
·
Dalam Bentuk Variable
Menggunakan dua buah variable yang sejenis, tetapi
tidak identik.
3)
Tingkat Kesukaran
4)
Daya Beda
e.
Ciri-ciri Test yang Baik
1)
Validitas : Jelas
kalimatnya;
2)
Realibilitas : Dapat
dipercaya;
3)
Obyektifitas : Tidak ada
unsur pribadi;
4)
Praktibilitas : Bersifat
praktis;
5)
Ekonomis : Tidak
membutuhkan biaya yang mahal, tenaga yang berat dan waktu yang lama.
5.
Taksonomi
Taksonomi mempunyai
empat arti, yaitu:
1)
Klasifikasi
bidang ilmu;
2)
Kaidah
pengklasifikasian obyek;
3)
Cabang
Biologi yang menelaah penamaan;
4)
Pengelompokan
makhluk hidup
a.
Arti dan Letak Taksonomi dalam
Pendidikan
Sejak lahirnya
Kurikulum 1975, bahwa tujuan pelajaran harus dirumuskan sebelum proses belajar
mengajar berlangsung.
Tujuannnya : Untuk mengetahui antara pelajaran yang
lebih penting dan kurang penting.
b.
Menurut Scriven
Hubungan antar KBM
dengan tujuan pelajaran antara lain:
1)
Tujuan kurikulum dengan bahan pelajaran;
2)
Bahan pelajaran dengan alat evaluasi;
3)
Tujuan kurikulum dengan alat evaluasi.
c.
Taksonomi Bloom
Bloom dan Krath
memberikan inspirasi kepada banyak orang, bahwa prinsip dasar yang harus
dimiliki adalah:
1)
Prinsip Metodologis
Perbedaan yang besar
telah merefleksi kepada cara-cara guru mengajar.
2)
Prinsip Logis
Taksonomi
dikembangkan secara logis dan konsisten.
3)
Prinsip Psikologis
Taksonomi hendaknya
konsisten dengan fenomena kejiwaan.
4)
Prinsip Tujuan
Tiap-tiap tujuan
pendidikan hendaknya menggambarkan corak yang netral/ tidak tendensius.
6.
Penafsiran dan Penggunaan Hasil Test
Penafsiran data yang kita
olah bersifat penafsiran individual dan klasikal.
a. Penafsiran Tingkat Kesiapan
Apakah anak sudah cukup
memadai, sehingga anak dapat dinaikkan ke kelas yang ada di atasnya.
Anak dianikkan apabila
memenuhi standar (batas minimal) KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal).
b. Penafsiran Tentang
Kelemahan Individual
Penafsiran pada
bagian-bagian test dari suatu mata pelajaran, anak tersebut diseleksi
kelemahannya.
c. Perispan Tentang
Pertumbuhan
Penafsiran suatu
kemajuan yang telah dicapai oleh anak dalam suatu periode pendidikan.
7.
Penafsiran Klasikal
Yaitu penafsiran terhadap
kelas secara keseluruhan tentang hasil yang mereka capai dalam test yang
ditempuh.
Macam Penafsiran Klasikal
a.
Kelemahan Kelas
1)
Pelajaran
mana yang menunjukkan kelemahan;
2)
Bagian
mana dari suatu mata pelajaran, anak tersebut menunjukkan kelemahan.
b.
Prestasi
1)
Bagaimana
prestasi anak secara klasikal terhadap materi yang diujikan.
c.
Perbandingan Antar Kelas
1)
Digunakan
apabila satu tingkat kelas ada beberapa rombel.
d.
Susunan Kelas
1)
Apakah
kelas yang kita hadapi merupakan kelas yang homogen/ heterogen;
2)
Kelas
dikatakan homogen, apabila kelas tersebut terdiri dari anak-anak yang memiliki
perbedaan kecakapan yang sangat kecil;
3)
Kelas
dikatakan normal, apabila penyebaran taraf kepandaian anak mengikuti kurva
normal/ standar (batasan normal/ seimbang);
4)
Dikatakan
heterogen, apabila taraf kepandaian anak-anak menunjukkan perbedaan yang besar;
8.
Menilai Intelgensi
a.
Menurut Wiliem Scerm
Intelegensi Penilaian
adalah suatu kapasitas yang bersifat umum (general capacity) dari individu
untuk mengadakan penyesuaian terhadap situasi-siatuasi yang baru/ suatu problem
yang dihadapi.
b.
Menurut George Studart
Intelegensi adalah
kecakapan untuk melaksanakan suatu aktifitas yang ditandai oleh:
1)
Kesukaran;
5) Penyesuaian ke arah tujuan;
2)
Kekomplekan;
6) Mempunyai nilai sosial;
3)
Keabstrakan; 7) Bersifat asli.
4)
Ekonomis;
c.
Menurut Tharndike
Intelegensi adalah kesanggupan untuk
mengadakan respon yang baik sesuai dengan fakta yang dihadapi.
d.
Menurut Terman
Intelegensi adalah kemampuan untuk berfikir secara
abstrak.
e.
Sejarah pengukuran Intelegensi
Sebelum Abad XIX (tahun
1800-1900) belum ada usaha untuk mengadakan pengukuran intelegensi , sebab pada
waktu itu pengajaran dilakukan secara individual.
Pada tahun 1904,
Menteri Pendidikan dan Pengajaran perancis dihadapkan pada suatu masalah untuk
membedakan anak yang normal dengan anak yang lemah jiwa.
f.
Metode Pengukuran Intelegensi
Metode yang digunakan
adalah metode test, yaitu test intelegensi yang digunakan untuk seleksi
penerimaan siswa baru.
g.
Jenis Test Intelegensi
Diantara jenis test
intelegensi adalah Test Binet-Simon yang merupakan test inetelegensi
yang pertama. Test Binet-Simon dibagi menurut tingatan umur, yaitu:
1)
3
tahun : Pengenalan anggota badan, misal: Menunjuk
hidug;
2)
4
tahun : Pengenalan benda-benda sekitar, misal:
Sendok, gelas;
3)
5
tahun : Menirukan bentuk tertentu, misal: Menggambar
benda sederhana;
4)
6
tahun : Pengenalan terhadapo waktu, misal: Matahari keluar disebut terbit;
5)
7
tahun : Pengenalan kiri kanan, misal: Coba pegang
telinga kanan;
6)
8
tahun : Membedakan dua benda; misal: Apa beda lalat
dengan kupu-kupu?;
7)
9
tahun : Memahami situasi, misal: Apa yang kamu
lakukan ketika ketinggalan kereta api?;
8)
10
tahun : Kemampuan mengeritik kemustahilan;
9)
11
tahun : Kemampuan membuat analogi, misal: Rumput
hijau;
10)
12
tahun : Kemampuan untuk merakit pecahan-pecahan
benda.
h.
Klasifikasi IQ
Dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1)
>
140 : Jenius;
2)
130 –
139 : Sangat Superior;
3)
120 –
129 : Superior;
4)
110 –
119 : Di atas normal;
5)
90 –
109 : Normal;
6)
80 –
89 : Di bawah
normal;
7)
<
79 : Lemah
Jiwa
Comments
Post a Comment