Materi Filsafat Islam


1.       Pengertian Filsafat

a.       Secara Etimologi
·         Merupakan gabungan kata: Phileiu + Shopas, yang berarti: Cinta Kebijaksanaan;
·         Merupakan gabungan kata: Philos + Sophia, yang berarti: Teman Kebijaksanaan.

b.      Secara Terminologi
Filsafat adalah pencarian kebenaran melalui alur berpikir yang sistematis.
Artinya:
Perbincanfan mengenai segala sesuatu untuk dilakukan secara teratur mengikuti sistem yang berlaku, sehingga tahapan-tahapan berikutnya sesuai sekup dan sekuensinya sampai mencapai kebenaran yang hakiki (sempurna).
Dan, masih banyak pengertian filsafat secara terminologi menurut para ahli.

2.       Phytagoras

a.       Sejarah Singkat dan tentang Theorema Phytagoras

Lihat di sini..

b.      Julukan: Lover of Wisdom
Karena Pythagoras-lah, orang yang mula-mula menggunakan kata filsafat dan memberikan definisi filsafat sebagai the love for wisdom .
Menurut Pythagoras, manusia yang paling itnggi nialainya ialah manusia pencinta kebijakan (lover of wisdom), sedangkan yang dimaksud dengan wisdom ialah kegiatan melakukan perenungan tentang Tuhan.

c.       Arti Kata “Sophia” Menurut Phytagoras
Phytagoras (572-497) adalah orang yang pertama menggunakan istilah philosophia. Ketika ditanya apakah ia orang yang arif, Phithagoras menyebut dirinya philosophos yang berarti cinta kearifan.
Sophia mempunyai makna lebih luas daripada sekedar ‘kearifan’.
Pada mulanya filsafat mempunyai makna yang sangat umum, yaitu upaya untuk mencari keutamaan mental.
Pada awalnya, kata sofia lebih sering diartikan sebagai kemahiran dan kecakapan dalam suatu pekerjaan, seperti perdagangan dan pelayaran.
Selanjutnya, makna dari kata kemahiran ini lebih dikhususkan lagi untuk kecakapan di bidang sya’ir dan musik. Makna ini kemudian berkembang lagi kepada jenis pengetahuan yang dapat mengantarkan manusia untuk mengetahui kebenaran murni.
Sofia dalam arti yang terakhir ini, kemudian dirumuskan oleh Pythagoras, bahwa:
Hanya Dzat Maha Tinggi (Allah) yang mampu melakukannya. Oleh karena itu, manusia hanya dapat sampai pada sifat “pencipta kebijaksanaan”.
Pythagoras menyatakan: “cukup seorang menjadi mulia ketika ia menginginkan hikmah dan berusaha untuk mencapainya.”

3.       Pengertian Filsafat Menurut Para Filsuf

a.       Plato
Filsafat adalah pengetahuan yang mencoba untuk mencapai pengetahuan tentang kebenaran yang sebenarnya.

b.      Aristoteles
Filsafat ialah ilmu (pengetahuan) yang meliputi kebenaran yang di dalamnya terkandung ilmu-ilmu metafisika, retorika, logika, etika, ekonomi, politik dan estetika (filsafat keindahan).

c.       Al Farabi
Filsafat merupakan ilmu (pengetahuan) tentang hakikat bagaimana alam berwujud yang sebenarnya.

d.      Al Kindi
Filsafat adalah ilmu tentang kebenaran (hakikat) segala sesuatu menurut kesanggupan manusia, yang mencakup ilmu ketuhanan (rububiyyah), ilmu keesaan (wahdaniah), ilmu keutamaan (fadhilah) dan ilmu tentang semua cara meraih maslahat dan menghindar dari madharat.

4.       Sejarah Singkat Timbulnya Filsafat Islam

Sejarah filsafat bermula di pesisir Samudra Mediterania bagian Timur pada abad ke-6 SM. Sejak semula filsafat ditandai dengan rencana umat manusia untuk menjawab persoalan seputar alam, manusia dan Tuhan. Itulah sebabnya, filsafat  mampu melahirkan sains-sains besar; seperti fisika, etika, matematika dan metafisika yang menjadi batu bata kebudayaan dunia.

Cara pemikiran filsafat secara teknis muncul pada masa permulaan jayanya Dinasti Abbasiyah. Di bawah pemerintahan Harun al Rasyid, dimulailah penterjemahan buku-buku bahasa Yunani ke dalam bahasa Arab. Mereka mengirimkan orang-orang ke kerajaan Romawi di Eropa untuk membeli manuskrip. Pada awalnya, yang dipentingkan adalah pengetahuan tentang kedokteran, tetapi kemudian juga pengetahuan-pengatahuan lain, termasuk filsafat.

Penterjemahan ini sebagian besar dari karangan Aristoteles, Plato, karangan mengenai Neoplatonisme, karangan Galen, serta karangan mengenai ilmu kedokteran, ilmu pengetahuan Yunani lainnya. Tak lama kemudian, timbulah para filosof-filofof dan ahli ilmu pengetahuan terutama kedokteran di kalangan umat Islam.

Ketika filsafat bersentuhan dengan Islam, maka yang terjadi adalah: filsafat terinspirasi oleh pokok-pokok persoalan yang bermuara pada sumber-sumber Wahyu Islam.

Semua filosof muslim, seperti al Kindi, al Farabi, Ibn Sina, Mulla Sadra, Suhrawardi dan lainnya banyak bersinggungan dengan realitas Al Quran dan Sunnah. Kehadiran Al Quran dan Sunnah telah mengubah pola berfilsafat dalam konteks Dunia Islam. Realitas dan proses penyampaian Al Quran merupakan perhatian utama para pemikir Islam dalam melakukan kegiatan berfilsafat. 

5.       Filsafat Islam dan Filsafat Arab

a.       Filsafat Islam
Filsafat Islam adalah berpikir secara sistematis, radikal  dan universal tentang segala sesuatu berdasarkan ajaran Islam.
Filsafat Islam itu adalah filsafat yang berorientasi pada Al-Quran, mencari jawaban mengenai  masalah-masalah asasi berdasarkan wahyu Allah.
Filsafat Islam merupakan filsafat yang seluruh cendekianya adalah muslim.
Perbedaan besar antara filsafat Islam dengan filsafat lain, yaitu:
1)      Meski semula filsuf-filsuf Muslim klasik menggali kembali karya filsafat Yunanim terutama Aristoteles dan Plotinus, namun kemudian menyesuaikannya dengan ajaran Islam;
2)      Islam adalah agama tauhid. Sehinggaa, bila dalam filsafat lain masih ‘mencari Tuhan’, maka dalam filsafat Islam, justru telah mengenal dan meyakini keberadaan Tuhan. 

b.      Filsafat Arab
Predikat Arab dalam ilmu ini diberikan, karena bahasa yang dipergunakan dalam pengungkapannya adalah Bahasa Arab.
Sejarah Arab lebih tua dari sejarah Islam. Islam lahir dikalangan Bangsa Arab, disebarluaskan oleh Bangsa Arab, maka seluruh kebudayaan yang berada di bawah pengaruh bangsa ini haruslah diberi predikat ‘Arab’, termasuk filsafatnya.
Sehingga, dapatl kita artikan, bahwa filsafat Arab adalah suatu ilmu filsafat yang bahasa dan sumbernya berasal dari bahasa Arab, yang orang-orangnya pun berasal dari bangsa Arab.

6.       Penetapan Kata Islam dan Arab Pada Ilmu Filsafat

Bersumber dari buku “Filsafat Islam” yang disusun beberapa tenaga pengajar IAIN Ar-Raniry sebagai berikut:

Penamaan dengan “Filsafat Arab” dengan alasan:
a.       Nama “Filsafat Arab” dirasa lebih tepat untuk penelitian fisafat jenis ini, karena penelitian dan penyelidikan yang dilakukan terhadap buku-buku berbahasa Arab dan bahasa yang digunakan pun bahasa Arab;
Pendapat ini dikemukan oleh Maurice de Wulf.
Menurut dia, nama “Islam” tidak cocok karena mengharuskan orang untuk menelaah buku-buku dalam bahasa selain Arab; misalnya Urdu, Parsi dan sebagainya.
b.      Jika berbicara mengenai “Filsafat Khusus Islam”, orang diharuskan mengeluarkan pendapat pemikir-pemikir selain yang beragama Islam, sedangkan di Arab banyak juga penganut agama lain selain Islam; seperti Majusi, Nasrani, Yahudi, Shabiah dan orang-orang Pagtu
c.       Sejarah, termasuk sejarah Arab, lebih tua dari usia Islam. Islam diakui lahir di kalangan bangsa Arab yang disebarluaskan oleh penduduk Arab. Maka, seluruh kebudayaan yang berada di bawah pengaruh sejarah bangsa ini mesti diberi predikat “Arab”, termasuk filsafatnya.
Pendukung penamaan dengan Filsafat Arab:
a.      Maurice de Wulf;
b.      Emile Brehier;
c.       Lutfi Al Sayid (Mesir).

Penamaan dengan “Filsafat Islam” dengan alasan:
a.       Bahwa, Filsafat Islam sejak dulu kala telah mempunyai nama yang diberikan oleh tokoh-tokohnya; seperti Al Faraby, Al-Kindi, Ibnu Rusyd dan lain-lain dengan nama “Filsafat Islam”, sehingga terkenal juga nama-nama “Ahli Filsafat Islam”;
b.      Islam bukan sekedar agama, tetapi juga kebudayaan dan peradaban. Sejak lahir, ia telah menjadi kekuatan politik mempersatukan pelbagai suku bangsa menjadi suatu umat imperium (khalifah) Islam. Selain itu, tokoh-tokoh yang terkenal sebagai filsuf Islam belum tentu berbangsa Arab, seperti Al Faraby, Ibnu Sina, Ibnu Khaldun dan lain-lain. Karena itu, nama “Islam” lebih mencakup daripada nama “Arab”;
c.       Diberi nama “Filsafat Islam”, karena filsafat ini tidak mungkin terbina tanpa adanya wadah yang dinamakan Daulah Islamiah. Pembahasannya pun adalah persoalan islam di segala lini, bukan hanya persoalan bangsa Arab semata. Karenanya, lebih cocok diberi nama “Filsafat Islam” daripada “Filsafat Arab”.
Pendukung penamaan dengan Filsafat Islam:
a.      Max Horten;
b.      De Boer;
c.       Ganthier.

Pendapat Penulis
Dari permasalahan yang yang terjadi dalam penetapan label “Islam” dan “Arab”, seperti yang ada di atas, Penulis dalam hal ini lebih setuju bila cabang ilmu filsafat ini diberikan lebel Filsafat Arab, dengan alasan....

| Bonusnya bisa milih: Roti, Sarung, apa Big Boss

Comments

Popular posts from this blog

Macam-macam Majas

MICRO TEACHING (DASAR KETERAMPILAN MENGAJAR)

Sekolah dan Institusi Pendidikan Keagamaan di Masyarakat